Para profesor dan staf di Universitas Tzu Chi bersungguh hati dan bekerja sama dengan harmonis. Saya sangat tersentuh. Misi pendidikan kita telah berdiri 34 tahun. Saat itu, kita telah membangun rumah sakit, tetapi kekurangan perawat. Karena itulah, kita mulai membangun sekolah keperawatan. Kita sangat bekerja keras. Setiap langkah kita sangatlah sulit. Saya sangat bersyukur memiliki jalinan jodoh baik dengan orang-orang, seperti Yang Sze-piao, Tu Shih-mien, dan Tseng Wen-ping. Sungguh, saya sangat bersyukur pada saat itu, mereka dapat memercayai saya. Saya sendiri juga merasa bahwa itu merupakan jalinan jodoh yang tidak terbayangkan.

Para profesor dan dokter dari Universitas Nasional Taiwan bertekad untuk memberikan dukungan saat mendengar bahwa saya ingin membangun RS. Setelah pembangunan rumah sakit rampung, kita mendapati bahwa kita perlu membina insan berbakat. Kita terus mengembangkan misi pendidikan hingga kini. Setiap langkah sangatlah sulit. Namun, selama ini, ada para dokter dan orang-orang yang selalu mendukung saya dengan cinta kasih yang tulus. Saat itu, demi membina perawat, barulah kita mendirikan sekolah keperawatan. Kemudian, kita juga perlu membina dokter. Karena itu, kita mendirikan sekolah tinggi kedokteran. Saat itu, saya dengan berani berkata bahwa daripada sekolah tinggi kedokteran, lebih baik kita mendirikan universitas.

Saya sering berkata bahwa saya tidak mengukur kemampuan diri sendiri. Namun, ini karena Hualien ada kebutuhan seperti ini. Saya tidak tega melihat orang-orang yang jatuh sakit kesulitan untuk berobat, juga tidak tega melihat anak-anak yang harus pergi ke wilayah barat Taiwan demi bersekolah. Intinya, banyak hal yang membuat saya merasa tidak tega sehingga saya tidak mengukur kemampuan diri sendiri dan memulai misi pendidikan kita.

Kini, kita bisa melihat bahwa kita telah mewujudkan pendidikan komprehensif dari TK hingga universitas, bahkan menyediakan program doktor. Jadi, pelaksanaan misi pendidikan kita sangatlah sukses. Namun, di dunia ini tidak ada “ujung kesuksesan” karena kesuksesan harus terus berproses seiring perkembangan zaman. Jadi, sukses tidak ada ujungnya. Namun, kini saat orang-orang berbagi pengalaman, kita akan merasa bahwa pada zaman sekarang, misi pendidikan kita sudah dijalankan dengan sangat baik. Yang lebih mengagumkan ialah semua orang dapat bersatu hati.

“Kita ingin masyarakat memahami nilai dan ciri khas Universitas Tzu Chi. Kepada para mahasiswa kita, kita mengajarkan keahlian dan pembinaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Kita membina mereka dengan nilai budaya humanis Tzu Chi agar mereka menjadi orang yang bertanggung jawab. Inilah yang harus dilakukan oleh universitas kita,” kata Profesor Xie Kun-rui Kepala Urusan Akademik Universitas Tzu Chi.

“Pada hari pertama, mahasiswa baru yang hadir sekitar 383 orang. Persentase kehadiran kita cukup tinggi. Saat pergi ke asrama, kita bertanya kepada para orang tua mahasiswa apakah mereka merasa khawatir. Mereka semua menjawab bahwa mereka tidak khawatir karena dapat menyekolahkan anak mereka di sekolah yang didirikan oleh Master merupakan berkah bagi mereka,” kata Profesor Wen Hui-zhen Kepala Kemahasiswaan Universitas Tzu Chi.

Saat berencana untuk mendirikan universitas, saya berkata bahwa di universitas kita, semua orang harus bervegetaris dan berseragam. Selain para mahasiswa, para dosen juga harus mengenakan seragam. Saya masih mengingat Lee Ming-liang yang merupakan rektor Universitas Tzu Chi pertama. Setelah kembali dari Amerika Serikat, beliau menemui saya dan berkata, “Master, semua permintaan Master mengenai universitas ini dapat kami jalankan, kecuali satu hal. Bisakah ketentuan tentang seragam ditiadakan?” Saya berkata, “Seragam memberikan gambaran visual. Apa yang terlihat dapat menunjukkan kualitas universitas kita baik atau buruk.” Saat orang-orang bersedia mengenakan seragam, mereka akan terlihat sangat rapi dan bersih.

Saya juga mendengar bahwa sebelum anak mereka masuk universitas kita, ada sebagian orang tua yang terlebih dahulu mendampingi anak mereka ke kampus kita untuk melihat suasana di sana. Inilah nilai budaya humanis Tzu Chi. Mereka tidak perlu berinteraksi dengan kita. Dengan melihat-lihat kampus kita, hati mereka akan dipenuhi keyakinan. Untuk itu, dibutuhkan nilai budaya humanis. Inilah yang terlebih dahulu dirasakan oleh orang-orang. Jadi, kita menunjukkan kualitas kita dengan penampilan yang sederhana dan sopan.

Saya juga mendengar bahwa semua dosen kita mengajar dengan sungguh-sungguh. Mereka tidak pernah bertikai ataupun mengkritik satu sama lain. Tidak pernah. Semua orang saling memuji, saling memotivasi, dan saling melengkapi sehingga misi pendidikan kita terus berkembang seiring berjalannya waktu. Perkembangan misi pendidikan kita membuat orang merasa bahwa sekolah kita bisa diandalkan dan makin yakin pada kita.

Saat anak-anak menuntut ilmu di sekolah kita, orang tua mereka pun merasa tenang. Untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah. Ini berkat adanya kesungguhan dan ketulusan. Jadi, saya sangat bersyukur. Ini bergantung pada pikiran, bukan bakat. Tentu saja, bakat sangatlah penting. Namun, kualitas diri dan pikiran lebih penting. Jadi, orang-orang bisa melihat, mendengar, dan merasakan suasana di kampus kita. Ini membutuhkan kerja sama semua orang. Karena itulah, kita harus bekerja sama dengan harmonis.

Saya juga sangat bersyukur kepada orang-orang yang telah membantu pembangunan rumah sakit dan sekolah serta terus mendukung saya selama ini. Entah mengapa belakangan ini, mereka selalu muncul dalam benak saya. Sungguh, inilah jalinan jodoh baik. Masa kini adalah harapan bagi masa depan. Harapan kita di masa lalu telah mendorong kita ke tahap sekarang. Jalinan jodoh pun telah matang. Memiliki jalinan jodoh sebaik ini, kita hendaknya menggenggam nilai kehidupan dan melakukan pewarisan untuk masa depan.

Kini, kita harus memperkokoh fondasi misi pendidikan dan kesehatan kita. Jadi, kita harus membina insan berbakat bagi dunia. Ini juga merupakan harapan bagi dunia. Kita telah melakukan hal yang benar. Asalkan sesuatu itu benar, kita harus memantapkan langkah untuk melakukannya. Kini, arah kita hanya satu, yaitu lakukan saja.

Mengenang perjalanan yang penuh kesulitan
Segalanya terwujud berkat dukungan orang-orang yang tulus
Membangun tradisi sekolah dengan nilai budaya humanis
Bekerja sama dengan harmonis untuk membina insan berbakat