“Empat kelompok siswa melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas dengan penuh ketulusan. Melalui Sutra ini, Buddha mengajarkan kepada kita untuk mencapai kebuddhaan dengan mengolah batin dan menyelamatkan semua makhluk,” kata Bhiksu Dao Guo, Ketua World Buddhist Merit Association.

“Semua orang bersatu hati untuk melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Ini adalah permulaan yang baik. Kami berharap semua orang dapat menumbuhkan welas asih agung; dari membawa manfaat bagi diri sendiri menjadi membawa manfaat bagi orang lain; dari membimbing diri sendiri menjadi membimbing orang lain; dari menyadarkan diri sendiri menjadi menyadarkan orang lain hingga mencapai pencerahan sempurna,” kata Bhiksuni Ming Yu, Ketua World Alliance of Buddhists.

“Setiap kalimat dalam pelafalan Sutra adalah suatu transformasi tubuh dan pikiran. Inilah cara kita untuk menyebarkan ajaran Buddha dan mengingatkan kita untuk hidup di saat ini dengan hati yang penuh rasa syukur. Di jalan kebajikan yang membawa manfaat bagi makhluk lain ini, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan,” kata Tan Boon Tiong, relawan Tzu Chi Malaysia.

“Saya menyadari bahwa semua kata-kata Master Cheng Yen dalam Kata Renungan Jing Si berasal dari Sutra Teratai dan Sutra Makna Tanpa Batas. Ajaran tersebut mengalir dari hati dan diterapkan untuk menciptakan Tanah Suci di dunia,” kata Bhiksu Zhao Hui, Lembaga Pascasarjana Institut Buddhis Lotus.

“Saya merasa bahwa ajaran dalam Sutra ini sangat relevan dengan misi Tzu Chi dalam menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk selama bertahun-tahun ini, termasuk juga arahan Master bagi kita dalam menjalankan misi tersebut,” kata Bhiksuni Fa Zhuang.

“Tzu Chi membantu umat manusia di dunia ini, baik yang menderita penyakit maupun kesulitan. Tzu Chi terlebih dahulu menyelesaikan masalah tersebut, kemudian secara perlahan mengarahkan mereka untuk memahami ajaran Buddha,” kata Bhiksu Hui Cong, Kepala Vihara Fudi, Guanxi.

Pada zaman Buddha, Buddha berkata kepada para murid dan Bodhisatwa bahwa Sutra Teratai harus disebarkan di dunia. Sutra ini perlu diwariskan dari 1 orang ke 50 orang lainnya. Saya berkata bahwa kita jangan berhenti di 50 orang saja. Jika demikian, sangat disayangkan. Kita harus memastikan bahwa 1 generasi bisa mewariskan ke 5 generasi dan 5 generasi itu juga turut mewariskannya. Jika kita menganggap 1 generasi sebagai 70 tahun, maka dalam dua ribu tahun, akan terdapat hampir 30 generasi. Begitulah cara ajaran ini diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hendaknya kita mewariskan ajaran ini ke empat hingga lima generasi di dalam satu keluarga. Saya berharap bahwa satu benih dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Berhubung kita semua berpegang teguh pada Sutra Makna Tanpa Batas, hendaknya semua orang membaca Sutra ini karena inilah inti dari semangat Tzu Chi.

Saat ini, di Nepal, para bhiksu dan bhiksuni mulai melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Begitu pula banyak vihara dan institut, mereka mulai menyebarkan Sutra Makna Tanpa Batas. Saya merasa sangat bahagia.

“Setiap tanggal 24 penanggalan Imlek, kami secara teratur melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Kami akan mengundang anggota Sangha dari berbagai vihara dan para umat untuk melantunkan Sutra dalam bahasa Nepal. Kami berharap agar masyarakat setempat dapat mengenal Sutra Makna Tanpa Batas,” kata Lee Lay Hua, relawan Tzu Chi Malaysia.

“Para anggota Sangha sepakat bahwa Tzu Chi dapat menjadi sebuah jembatan untuk menghubungkan semangat dan nilai-nilai Jalan Bodhisatwa dari vihara ke komunitas dan desa,” kata Dr. Tang Kiat Beng, Wakil Ketua Tzu Chi Malaysia.

Sutra Makna Tanpa Batas adalah inti dari jiwa kebijaksanaan Tzu Chi. Sutra ini sebenarnya adalah pembukaan dari Sutra Teratai. Dalam Sutra Teratai, Buddha duduk di Puncak Burung Nasar. Setelah membabarkan Sutra Makna Tanpa Batas, Beliau beristirahat dan duduk bermeditasi. Kemudian, Buddha memancarkan cahaya dari antara kedua alis-Nya dalam keheningan samadhi. Ini disebut dengan Sutra Teratai Tanpa Kata-Kata.

Buddha membabarkan Sutra Teratai dalam samadhi dan tanpa mengeluarkan kata-kata. Mulai saat itu, tubuh dan pikiran Buddha berfokus pada Sutra Makna Tanpa Batas yang menjadi inti ajaran-Nya. Sutra Makna Tanpa Batas kemudian dibuka lebih luas lagi sesuai kebutuhan dunia. Jadi, Sutra Makna Tanpa Batas telah menyampaikan esensi ajaran dengan sangat baik. Selanjutnya, Sutra Teratai digunakan untuk menjelaskan bagaimana kita harus terjun ke tengah-tengah dunia dengan tindakan nyata. Ini sudah sangat jelas.

Empat Misi Tzu Chi yang terdiri atas misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis telah dijalankan dengan baik oleh insan Tzu Chi. Sebagai anggota komite Tzu Chi dan anggota Tzu Cheng, kalian harus menjalankan misi amal. Selain itu, kita memiliki misi kesehatan untuk melindungi kehidupan. Di dunia ini, kehidupan sangatlah penting. Melindungi kehidupan adalah tanggung jawab misi kesehatan. Setelah misi kesehatan, kita perlu adanya misi pendidikan untuk menanamkan benih kebajikan.

Sebelum Tzu Chi didirikan, saya telah menyalin Sutra ini kata demi kata, kemudian mengamalkannya dengan tindakan nyata. Tzu Chi memiliki inti ajaran yang terletak dalam Sutra ini. Ajaran ini selalu memiliki keterkaitan dengan masyarakat. Begitulah ajaran Buddha dapat dipraktikkan di masyarakat. Masyarakat membutuhkan ajaran Buddha untuk dapat menyelaraskan hati setiap orang. Dengan demikian, barulah kita bisa hidup harmonis.

Jadi, di ladang pelatihan Tzu Chi, kita menapaki Jalan Bodhisatwa dan mempraktikkan Sutra Makna Tanpa Batas. Apa pun prinsip yang ada, semuanya terhubung dengan Sutra ini. Setiap bagian dari Sutra ini telah menyebar luas di masyarakat. Oleh karena itu, saya berharap Ayah dan Ibu Yi De dapat lebih sering membaca Sutra Makna Tanpa Batas. Ditambah dengan pengalaman kalian di masyarakat, interaksi kalian dengan anak-anak akan lebih berisi.

Dengan pemahaman akan ajaran Buddha dan pengalaman kalian di masyarakat, kalian dapat mendampingi anak-anak untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Begitulah cara kita mewariskan nilai-nilai Tzu Chi dan menciptakan berkah bagi masyarakat. Anak-anak yang kalian dampingi adalah harapan kita dan benih-benih di masa depan. Hendaknya kalian menggunakan kebijaksanaan untuk membimbing mereka menciptakan berkah. Ini disebut dengan membina berkah dan kebijaksanaan. Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua.

Hendaknya kalian terus mewariskan semangat ini ke generasi kedua, ketiga, keempat, dan bahkan seterusnya. Pendidikan keluarga perlu didasarkan pada Sutra Makna Tanpa Batas. Inilah yang disebut pendidikan keluarga yang baik. Begitulah tradisi keluarga Tzu Chi yang harus diterapkan di setiap keluarga. Semua orang memiliki ladang berkah yang murni.

Hendaknya benih-benih kebajikan terus ditanam di ladang batin kita. Dengan demikian, kita dapat mewariskan semangat ini dari generasi ke generasi. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Terima kasih, Ayah dan Ibu Yi De sekalian. Hendaknya kita mewariskan semangat ini dari generasi ke generasi. Terima kasih.

Berpegang teguh pada Sutra Makna Tanpa Batas dengan kesungguhan hati yang mendalam
Membentangkan jalan langkah demi langkah dan mempraktikkan Sutra Teratai
Menciptakan berkah, membina kebijaksanaan, dan menabur benih kebajikan
Mewariskan tradisi keluarga Tzu Chi dari generasi ke generasi