“Saya ingin melaporkan bahwa selama lima tahun bersama Tzu Chi saya mendapatkan banyak hal positif. Saya memperoleh pemahaman baru bagaimana mempraktikkan pendidikan. Karena itu, saya tidak hanya fokus kepada pengembangan intelektual tetapi seperti nasihat Master Cheng Yen bahwa pendidikan sejatinya adalah pendidikan karakter. Nasihat bijak Master Cheng Yen yang sangat menyentuh saya, dan kami jadikan pondasi dalam pendidikan yaitu mendidik satu anak berarti mendidik satu keluarga, mendidik satu keluarga berarti mendidik masyarakat. Karena itu, kami melakukan kunjungan kasih kepada siswa dan kepada orang tua,” kata Agustinus Purwanto, Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Tzu Chi Indonesia menjalankan misi pendidikan dengan berpegang pada semangat dan filosofi Tzu Chi. Selama lebih dari 20 tahun, mereka mendidik anak-anak agar memiliki ikrar yang baik. Semua guru kita memiliki hati Bodhisatwa.
Saudara sekalian, meski menganut keyakinan yang berbeda-beda, kita semua memiliki ketulusan yang sama dalam memberikan pendidikan karakter. Agama Katolik dan Kristen juga mengajari orang-orang untuk membina cinta kasih. Cinta kasih ini berasal dari keyakinan.
“Saya seorang anggota majelis gereja yang aktif melayani di gereja tempat saya beribadah. Kata renungan Master Cheng Yen sering saya bawakan pada saat saya menyampaikan firman Tuhan dalam ibadah per-wilayah dan memberikan contoh penerapannya dalam kehidupan kami sebagai orang Kristen. Karena menurut saya banyak kata-kata bijak Master Cheng Yen sejalan dengan ajaran Kekristenan yang mengajarkan tentang kasih untuk selalu bersykur. Pelatihan diri untuk selalu melakukan apa yang sudah saya sampaikan melalui khotbah dan kata renungan Master Cheng Yen supaya tidak hanya sekedar kata-kata tetapi ditunjukkan dengan tindakan nyata,” kata Betty Theresia Wakil direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Pada dasarnya, semua agama mengajarkan cinta kasih yang sama. Kita hendaknya mengembangkan cinta kasih demi masa depan. Kita selalu menghormati masa lalu dan menghimpun cinta kasih sekarang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Saya sangat berharap Tzu Chi dapat menyatukan orang-orang dari semua agama. Inilah satu-satunya harapan saya.
Kita hendaknya merangkul semua agama dan berhimpun dengan cinta kasih agung. Cinta kasih agung adalah cinta kasih yang tidak memandang perbedaan agama. Kita hendaknya menghimpun cinta kasih tanpa memandang perbedaan agama. Selain mengasihi sesama manusia, kita hendaknya mengasihi semua makhluk. Karena itulah, Buddha mengajarkan untuk tidak mengonsumsi daging.
Semua makhluk memiliki perasaan dan naluri untuk melindungi diri sendiri. Namun, jika manusia atau hewan melindungi diri sendiri secara berlebihan, mereka malah akan melukai yang lain sehingga terjadilah pertikaian. Karena itu, kita harus belajar untuk lebih rileks. Jangan terlalu tegang. Kita harus yakin bahwa kita mengasihi orang lain dan orang lain pun mengasihi kita. Contohnya, Tzu Chi Indonesia.
Saya sangat bersyukur kepada Bapak Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja. Setelah mengenal Tzu Chi, mereka perlahan-lahan menerima keluhuran dan konsep Tzu Chi yang menyebarkan harum semerbak. Mereka telah menghirup semerbak keluhuran ini. Ini disebut semerbak keluhuran. Mereka membangun tekad dan ikrar agung. Ini juga membutuhkan jalinan jodoh.
Berhubung perusahaan mereka sangat sukses di Indonesia, mereka sangat berpengaruh di tengah masyarakat. Berkat adanya jalinan jodoh, sekelompok pengusaha bersama-sama membangkitkan tekad untuk mengimbau orang-orang menghimpun kekuatan guna berkontribusi bagi masyarakat. Semua ini berjalan dengan lancar.
Singkat kata, dengan jalinan jodoh yang tidak terbayangkan, mereka telah mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan di Indonesia. Semua orang membangkitkan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan menjalankan misi pendidikan. Saya sering berkata bahwa insan Tzu Chi Indonesia sungguh merupakan teladan. Mereka menjalankan misi Tzu Chi dengan sangat baik.
Saudara sekalian, kalian sungguh beruntung bisa memiliki jalinan jodoh istimewa di Indonesia. Saya berharap kalian dapat terus berkontribusi dengan cinta kasih yang tulus. Genggamlah waktu sekarang untuk mengembangkan nilai diri sendiri. Genggamlah jalinan jodoh baik ini untuk menjadi guru yang baik. Guru yang baik harus mendidik murid dengan baik. Jika bisa demikian, semuanya akan baik.
Sumbangsih yang tulus telah mengubah kondisi masyarakat Indonesia. Dahulu, pernah terjadi pergolakan masyarakat, kesenjangan antara yang miskin dan kaya, dan berbagai ketidaksetaraan di tengah masyarakat. Dengan berpegang pada semangat dan filosofi Tzu Chi, para pengusaha membina keluhuran yang menyebarkan harum semerbak dan bekerja sama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang harmonis dan stabil. Ini membutuhkan upaya banyak orang. Karena itulah, kita membutuhkan pendidikan.
Kita bukan hanya mendidik anak-anak, tetapi juga mendidik keluarga mereka. Setelah diajari oleh guru di sekolah, anak-anak yang pulang ke rumah bisa bercerita pada orang tua mereka tentang apa yang diajarkan oleh guru. Ini juga termasuk menginspirasi. Kalian menginspirasi murid-murid dan mereka menginspirasi orang tua mereka.
Himpunan banyak keluarga akan membentuk komunitas dan himpunan banyak komunitas akan membentuk masyarakat. Saat seluruh masyarakat dipenuhi kebajikan, negara akan damai. Saat hati masyarakat damai, negara akan makmur. Dengan demikian, kehidupan semua orang akan sejahtera dan stabil, kualitas hidup pun akan meningkat.
Bertekad menjadi guru teladan yang membangkitkan cinta kasih murid-murid
Melindungi semua makhluk karena semua makhluk memiliki perasaan
Semua agama bekerja sama dengan kesatuan hati
Menginspirasi dengan semerbak keluhuran dan mewujudkan kemakmuran negara