“Master terus mengingatkan kita untuk memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Hati Buddha adalah hati yang berwelas asih agung. Setiap orang dari kita harus menjadikan welas asih agung sebagai istana kita. Master mengingatkan kita untuk tidak melupakan makhluk hidup yang menderita. Kita menjalankan yang sulit dijalankan dalam membawa manfaat bagi semua makhluk. Master ingin kita bersikap lemah lembut dan sabar dalam setiap tindakan kita,” kata Luo Ming-xian relawan Tzu Chi.

“Dalam menjalankan segala aktivitas Tzu Chi, kita harus mempunyai hati yang lapang dan penuh syukur. Ketika kita bekerja untuk memberi manfaat bagi semua makhluk hidup, kita perlu merenungkan dan mengingatkan diri sendiri. Pada setiap momen dan setiap waktu, kita tentu harus teguh dan mempertahankan ikrar kita. Kita perlu membangun kesadaran diri kita untuk mengikuti ajaran Master dalam setiap aktivitas kita,” lanjut Luo Ming-xian.

“Saya sangat bersyukur kepada Master yang selain membimbing kita untuk bersumbangsih dengan kelembutan dan kesabaran, melainkan juga mengingatkan tentang kekosongan dan ketidakmelekatan. Segala yang kita lakukan bukanlah demi diri sendiri dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Kita mementingkan semua makhluk, bukan diri sendiri. Segala yang kita lakukan ialah demi semua makhluk dan demi mendukung Tzu Chi untuk meringankan penderitaan semua makhluk hidup di dunia ini,” pungkas Luo Ming-xian.

“Komunitas Hexin Nantou akan bekerja dengan harmonis sebagai persembahan untuk Master. Mempromosikan vegetarianisme dan menggalang Bodhisatwa dunia adalah misi kami. Kami akan menyebarkan Dharma setiap harinya. Karena hanya dengan menyebarkan Dharma, barulah Bodhisatwa dunia dapat tergalang dan memberi manfaat bagi semua makhluk hidup. Hanya dengan mempromosikan vegetarianisme, barulah kita bisa menjaga bumi dan memperluas cinta kasih,” kata Chen Mei-hui relawan Tzu Chi.

Saya sangat gembira karena hati kita sangat dekat. Kalian semua telah menjalankan praktik nyata. Agar ajaran Buddha terus ada di dunia, ia perlu kita praktikkan secara nyata. Dalam Sutra Teratai yang dibabarkan Buddha, kita juga diminta untuk menjadikan cinta kasih dan welas asih agung sebagai istana, kelembutan dan kesabaran sebagai jubah, dan kekosongan segala fenomena sebagai singgasana. Dalam kondisi seperti inilah, hendaknya kita membabarkan Dharma. Inilah yang diajarkan oleh Buddha di dunia. Karena saya mewarisi semangat dan filosofi ajaran Buddha, saya pun mempraktikkannya secara nyata di tengah masyarakat.

Berkat jalinan jodoh yang kita miliki, kita dapat bertemu dan bersumbangsih bersama. Kalian semua telah bekerja keras. Walaupun saya mempunyai semangat dan filosofi serta dapat menyampaikannya dengan baik, itu tidak akan tersebar luas tanpa kerja keras kalian. Bagaikan setetes air yang jatuh di kolam, akan menimbulkan riak yang terus meluas. Demikian pula, ajaran ini dapat meluas berkat kalian yang meneruskannya kepada satu demi satu orang.

Bodhisatwa sekalian, tanpa adanya kalian semua, bagaimana Tzu Chi bisa menjalankan misi dengan mantap demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk? Baik di Taichung, Nantou, maupun Changhua, relawan kita terus membagikan semangat Tzu Chi. Selama di suatu tempat ada kantor Tzu Chi atau ladang pelatihan kita, semangat Tzu Chi terus disebarkan di sana. Di tempat yang kecil, para relawan menyebarkan semangat Tzu Chi. Di tempat yang lebih besar, mereka juga terus melakukan hal yang sama. Mereka telah melayani dengan sepenuh hati dan tenaga mereka.

Untuk menyebarkan ajaran Buddha dan membawa manfaat bagi semua makhluk, kita perlu menyatukan kekuatan kita tadi supaya gema suara Dharma dapat lebih terdengar di telinga orang-orang. Dengan begitu, barulah orang-orang berkesempatan untuk bergabung dengan kita. Kita harus menyebarkan Dharma selama-lamanya. Kita melayani orang-orang di tengah masyarakat. Rumah kita pun dapat menjadi ladang pelatihan. Baik di rumah sendiri maupun di ladang pelatihan komunitas, daripada hanya bergosip, lebih baik kita membahas ajaran Buddha dan membawa manfaat bagi semua makhluk.

Bodhisatwa sekalian, ingatlah bahwa tempat apa pun dapat menjadi ladang pelatihan kita. Setiap kali bertemu dengan orang, kita harus selalu menyebarkan Dharma dan mendorong mereka untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah nilai sesungguhnya dari kehidupan kita. Dalam beberapa tahun ini, kita telah menyebarkan Dharma dan membawa manfaat melalui pementasan adaptasi Sutra. Kalian lihat betapa teraturnya para peserta, baik dalam menyanyikan lirik lagu maupun dalam melakukan setiap gerakan tubuh. Saya selalu bertanya-tanya bagaimana cara melatihnya.

Latihan ini setidaknya membutuhkan waktu 3 bulan. Para peserta berasal dari keluarga yang berbeda-beda. Setiap harinya, dapat terlihat bahwa setiap keluarga menyanyikan lirik lagu, menghafal, dan berlatih bersama-sama. Setiap keluarga berlatih bernyanyi sambil menyelaraskan gerakan tubuh mereka. Dengan begini, barulah mereka bisa menampilkan keteraturan saat pementasan. Saya sangat berterima kasih kepada setiap orang yang terus berlatih di berbagai kesempatan dalam waktu yang sangat lama demi pementasan ini.

Setiap hari, Sutra Makna Tanpa Batas menggema dan masuk ke dalam batin orang-orang yang tulus. Saya berharap kalian tidak hanya berlatih demi pementasan, melainkan juga mempelajari Sutra di rumah setiap harinya. Jika kita bisa melakukan itu, keluarga kita tentu akan harmonis. Saya telah melihat adanya 3 atau 4 generasi dalam 1 keluarga yang turut berpartisipasi dalam pementasan Sutra. Keluarga mereka pasti harmonis dan kebajikan dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Tentu saja, kita harus menyelami Sutra dalam jangka panjang untuk mewujudkan keharmonisan, seperti yang terlihat pada formasi lingkaran yang begitu indah.

Sebelum pementasan Sutra, kita menjalani pola makan vegetaris sebagai bentuk mengasihi, melindungi, dan membebaskan makhluk hidup. Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan-hewan tidak akan disembelih. Bukankah ini yang disebut dengan membebaskan dan melindungi hewan? Kita semua perlu membangkitkan kewaspadaan. Kehidupan tidaklah kekal. Jadi, kita harus selalu menghargai jalinan jodoh kita dengan siapa pun.

Sebagai insan Tzu Chi, kita tidak seharusnya menyimpan perselisihan atau noda batin dengan siapa pun. Jika masih memiliki noda batin saat menjalankan Tzu Chi, berarti kita belum benar-benar menghidupi semangat Tzu Chi. Di Tzu Chi, kita hendaknya menumbuhkan, cinta kasih, welas asih agung, kelembutan, kesabaran, dan ketidakmelekatan untuk dapat membabarkan Dharma. Inilah yang diajarkan Sutra Teratai.

Hendaknya kita semua bersungguh hati. Kita harus mempelajari Sutra Teratai dengan lebih sering. Jika tidak memiliki waktu, kita dapat mempelajari Sutra Makna Tanpa Batas setiap hari karena itu adalah inti sari dari Sutra Teratai. Kita dapat melantunkannya satu bab per hari. Ini dapat disesuaikan dengan waktu kalian. Dengan sering mempelajari Sutra, ajarannya akan lebih dekat dengan hati kita serta mengarahkan kita ke jalan yang benar. Dengan mendalami Sutra, kita tidak akan menyimpang dari jalan yang benar. Hendaknya kita selalu bersungguh hati.

Berlatih memiliki hati yang lemah lembut, sabar, dan berwelas asih agung
Bersumbangsih tanpa pamrih dengan tindakan nyata
Berpartisipasi pada pementasan Sutra Makna Tanpa Batas dengan tulus
Melafalkan dengan sepenuh hati untuk menghayati Sutra Teratai