“Apa kabar, Master dan relawan Tzu Chi di seluruh dunia? Dahulu, saya sering mendengar tentang Tzu Chi dan berpikir akan bergabung setelah pensiun. Saya pensiun saat berusia 55 tahun. Namun, sebelum pensiun, saya sudah melakukan pelestarian lingkungan karena saya mendengar perkataan Master bahwa pelestarian lingkungan adalah hal yang paling perlu dilakukan saat itu. Saya selalu mengingat semua perkataan Master. Saya juga menghargai air. Setiap bulan, tagihan air saya hanya 60-an dolar NT,” kata Wang Jiang Shui-li relawan Tzu Chi.
Hebat.
“Saya sudah bervegetaris sebelum bergabung di Tzu Chi karena saya tidak ingin menjalin jodoh buruk dengan makhluk hidup. Berhubung mengonsumsi daging dapat menciptakan karma buruk, saya pun bervegetaris. Saya giat melakukan pelestarian lingkungan. Jika ada tugas dari tim kami, saya juga mengerjakannya dengan senang hati. Terima kasih Master sudah membimbing kami. Saya sungguh bersyukur,” pungkas Wang Jiang Shui-li.
Mendengar para relawan Tzu Chi Changhua membagikan pengalaman mereka, saya sungguh bersyukur dan selalu berkata pada diri sendiri bahwa saya penuh berkah di kehidupan ini karena dapat bertemu dengan banyak orang baik. Kalian perlu mengungkapkan rasa syukur terhadap sesama. Saya juga perlu mengungkapkan rasa syukur saya.
Jika tidak berbagi tentang Tzu Chi dan menjalankan Tzu Chi, saya mungkin hanya mengenal tiga atau lima orang. Namun, dalam perjalanan saya dari Hualien ke sini, saya tidak hanya melihat tiga hingga lima orang atau tiga hingga lima kelompok, melainkan berbagai kelompok yang tak terhitung. Ada begitu banyak relawan Tzu Chi yang memiliki cinta kasih yang sama, yaitu cinta kasih Bodhisatwa. Setiap orang tidak pernah berhenti untuk memperpanjang jalinan kasih sayang. Inilah hal yang paling menggugah hati saya.
Para relawan Tzu Chi Changhua bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran. Saya sungguh bersyukur. Saya juga mendengar tentang simulasi antisipasi bencana. Ini sangatlah penting.
“Kita dapat melihat bahwa belakangan ini banyak bencana telah terjadi di seluruh dunia. Meski ini hanyalah simulasi antisipasi bencana, tetapi yang terpenting, ini membantu kita lebih sigap dalam menangani situasi dan memberikan bantuan kepada korban bencana saat bencana benar-benar terjadi. Dalam simulasi antisipasi bencana ini, para relawan belajar memberikan layanan yang berbeda sesuai kondisi bencana, termasuk menghibur dan mendampingi korban bencana, melantunkan doa, dan menangani warga yang meninggal. Kita juga mengenalkan dan mendistribusikan barang bantuan bencana,” kata Luo Shi-yuan relawan Tzu Chi.
“Ketika mengadakan simulasi antisipasi bencana, saya juga mengenalkan tempat tidur lipat. Saya sangat tersentuh karena banyak sekali barang yang dikembangkan oleh Tzu Chi. Simulasi antisipasi bencana hanya dapat meminimalkan kerusakan. Master sering mengatakan bahwa kebaikan dan kejahatan tarik-menarik dan pihak dengan lebih banyak orang akan menang. Kita semua berharap tidak terjadi bencana. Jika semua orang selalu berbuat baik, menciptakan berkah, dan membangkitkan niat baik, saya yakin setiap orang akan dipenuhi berkah dan bencana tidak akan terjadi,” kata Xie Wen-xin relawan Tzu Chi.
Kehidupan tidaklah kekal. Tiada seorang pun yang tahu kapan bencana akibat ulah manusia atau bencana alam akan terjadi. Jika kita sering mengikuti simulasi, saat terjadi bencana, kita bisa merespons dengan cepat dan tahu bagaimana menjangkau korban bencana serta barang dan orang seperti apa yang dibutuhkan. Kita dapat menghimpun banyak orang dengan cepat dan memberikan bantuan secara efektif. Kalian telah bersungguh hati dalam meminimalkan kerusakan akibat bencana.
Akhir-akhir ini, saya sering mengatakan bahwa kita harus belajar untuk melindungi diri sendiri. Banyak hal yang dapat dipelajari dan dipraktikkan. Para relawan Tzu Chi dengan tulus dan kompak berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Ini sungguh mengesankan dan luar biasa.
Sutra Makna Tanpa Batas adalah sumsum atau inti sari Sutra Teratai. Kita sering berbicara tentang sumsum tulang. Sumsum tulang ini berperan penting dalam memproduksi sel darah. Jadi, saya sering mengatakan bahwa kita harus menggalang donor sumsum tulang karena para penderita leukimia yang tidak bisa memproduksi sel darah merah sendiri membutuhkan transplantasi sumsum tulang. Sumsum Dharma adalah Sutra Teratai dan sumsum Sutra Teratai adalah Sutra Makna Tanpa Batas. Saya berharap semua orang dapat memahaminya.
Selama lebih dari 50 tahun ini, saya telah membimbing kalian menjalankan Tzu Chi. Kata “Tzu” berarti cinta kasih dan welas asih, yakni cinta kasih agung yang tidak membeda-bedakan dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan. Kata “Chi” berarti memberi bantuan. Kita harus memberi dengan sukacita tanpa mengharapkan imbalan. Inilah cara mengembangkan nilai kehidupan kita.
Saya telah membimbing kalian hingga saat ini. Saya juga sudah berumur. Saya ingin memberi tahu kalian untuk menginventarisasi kehidupan. Saya merasa gembira telah menjalankan ajaran guru saya, demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Bagaimana cara berjuang demi ajaran Buddha? Kita harus memulai langkah untuk mempraktikkan Dharma.
Ke mana pun saya pergi, kedua kerajinan tangan berbentuk kaki ini selalu ditaruh di hadapan saya. Kedua kaki ini melambangkan tindakan nyata. Dharma menunjukkan jalan yang benar dalam hidup dan kita harus memulai langkah untuk menapaki jalan tersebut. Ketika mendengar bahwa hidup kalian telah berubah menjadi lebih baik, saya sangat bersyukur karena kalian telah memulai langkah di jalan yang benar untuk memperbaiki kehidupan kalian.
Kalian telah menyatukan hati dan tekad selama lebih dari 20 tahun atau bahkan 30 tahun untuk merealisasikan hal yang ingin saya lakukan. Changhua akan selalu ada dalam ingatan saya. Setelah kembali ke Hualien, saya tidak akan lupa selama beberapa hari ini, bagaimana kalian menunjukkan tata krama dan berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Jika kalian tidak latihan dengan serius selama beberapa waktu dan menyerapnya ke dalam hati, gerakan kalian tidak akan sekompak ini. Semua orang mengingatnya dalam hati.
Kalian harus terus menapaki jalan Tzu Chi. Mari kita bersama-sama membangun ikrar untuk menapakinya dari kehidupan ke kehidupan. Sebagai guru dan murid, kita saling berkomitmen.
Jalinan jodoh baik menghimpun banyak Bodhisatwa
Bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran hingga selamanya
Mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Guru dan murid berkomitmen menyelami Sutra Teratai