“Kita semua ingat bahwa pada tahun 1990-an, benih pertama Tzu Chi di Malaysia ialah Bibi Ye Ci Jing. Selain itu, ada pula Kakak Jing Lian yang pergi ke Singapura dan mengembangkan Tzu Chi di sana. Perkembangan Tzu Ching juga dimulai sejak awal 1990-an. Pada masa itu, ada satu tokoh yang sangat penting, yaitu Kakak Huang Zhang-wei. Beliau merupakan penggerak utama berdirinya ‘Rumah Tzu Ching’ di Malaysia dan Singapura,” kata Huang Jing En, Praktisi murni Griya Jing Si.
“Pada tahun 1998, beliau mendirikan Griya Tzu Ching di Kuala Lumpur, Malaysia. Kata ‘griya’ dari Griya Jing Si digunakan di sini sebagai ungkapan kerinduan terhadap Griya Jing Si. Di sisi lain, dengan menyewa tempat di dekat universitas, para anggota Tzu Ching dari berbagai wilayah di Malaysia dapat memiliki tempat berkumpul untuk saling menyemangati, belajar, dan melatih diri,” lanjut Huang Jing En.
“Klub Tzu Ching di universitas terus berkembang dari dalam ke luar. Selain mampu menyatukan pelayanan Tzu Ching dan relawan Tzu Chi di komunitas, Klub Tzu Ching juga menjadi salah satu kekuatan terpenting yang mendorong para anggota Tzu Ching menapaki jalan menuju pelantikan,” pungkas Huang Jing En.
Waktu berlalu begitu cepat. Sekitar 30 tahun yang lalu, sekelompok anak muda memiliki jalinan jodoh untuk berkumpul bersama dan membangun tekad serta ikrar di hadapan saya. Anggota Tzu Ching pada saat itu, kini sudah memasuki usia paruh baya. Mereka pun telah memikul bakul beras Tzu Chi di atas pundak mereka dan menabur benih kebajikan di sepanjang jalan yang dilalui. Benih itu telah menginspirasi generasi demi generasi.
Saya melihat semuanya begitu murni dan berpegang teguh pada tekad. Oleh karena itulah, Tzu Chi dapat menjangkau dunia internasional. Saya merasa sangat bersyukur. Untuk menapaki jalan internasional, harus ada orang yang membimbing agar kita dapat terus melangkah maju hingga makin jauh. Orang-orang di belakang pun harus melangkah maju dan mengikuti langkah orang di depan dengan erat.
Saya berharap kalian semua makin bersungguh hati karena semua orang telah melihat bahwa apa yang kalian lakukan sungguh-sungguh membawa manfaat bagi dunia. Kalian telah melangkah di jalan yang nyata, bersumbangsih secara langsung, dan menggandeng generasi demi generasi untuk melangkah bersama.
“Pada tahun 2019, Tzu Chi Singapura memiliki jalinan jodoh yang sangat baik untuk mendirikan pusat pemuda komunitas. Melalui wadah ini, kami berharap anak-anak muda di Singapura dapat terlibat dalam pelayanan komunitas. Sejak didirikannya pusat pemuda komunitas, kami berharap dapat menginspirasi anak-anak muda dengan cara yang berbeda untuk mencintai diri sendiri, peduli terhadap masyarakat, melindungi Bumi, dan mewujudkan 3 harapan Master, yaitu menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat yang harmonis, dan membebaskan dunia dari bencana,” kata Huang Jing En, Praktisi murni Griya Jing Si.
“Saat ini, di Singapura, pusat pemuda dan Tzu Ching saling terintegrasi. Di pusat pemuda, terdapat sebuah ‘Rumah Tzu Ching’. Para anggota Tzu Ching mengemban tanggung jawab dan misi untuk menginspirasi semua generasi muda di komunitas. Semuanya bergandengan tangan untuk menapaki Jalan Bodhi yang lapang, berpegang pada misi keberlanjutan Tzu Chi, dan membina generasi demi generasi untuk meneruskan estafet kebajikan,” kata Liu Rui-shi, Ketua Tzu Chi Singapura.
Anda dan saya berada dalam satu keluarga besar Tathagata. Kita semua memiliki tanggung jawab terhadap para pemuda di seluruh dunia yang berada dalam kebimbangan. Mereka membutuhkan perhatian Anda, saya, dan semua orang. Kita harus mendidik mereka dengan baik agar mereka dapat melihat bahwa di hadapan mereka ada begitu banyak teladan dan contoh yang baik. Dengan demikian, arah mereka untuk membawa manfaat bagi masyarakat akan menjadi lebih tepat dan benar. Jadi, janganlah kita meremehkan diri sendiri.
Setiap orang memiliki dampak bagi masyarakat. Bagi saya, bagaimanapun keadaannya, saya tidak berani lengah. Saya justru harus makin mawas diri, bersungguh-sungguh memberikan perhatian, dan menggenggam kesempatan untuk bersumbangsih. Waktu terus berlalu dengan cepat. Jika tidak menggenggamnya dengan baik, saya tidak mungkin bisa melihat bagaimana kalian bersumbangsih sejak muda hingga saat ini memasuki usia paruh baya. Melihat antusiasme kalian, saya yakin bahwa kalian telah banyak bersumbangsih bagi dunia dan menjadi teladan yang baik. Hati saya terasa sangat mantap.
Saya tidak membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia. Karena itulah, hari ini saya dapat melihat kalian semua bertumbuh dari benih yang baik menjadi pohon besar. Karena kalian tidak pernah meninggalkan Tzu Chi, benih itu pun tumbuh menjadi pohon besar yang tengah berbunga dan berbuah. Selama kalian memanfaatkan kesempatan untuk menebarkan kembali benih-benih ini, akan tercipta hutan pahala yang besar.
Hutan merupakan perlindungan terbaik bagi bumi. Dunia ini membutuhkan penghutanan. Untuk itu, dibutuhkan benih-benih yang baik. Hendaknya kita menabur benih kebajikan di bumi ini karena perubahan iklim saat ini sangat mengkhawatirkan. Dengan perubahan iklim di era ini, dibutuhkan penghutanan untuk menyeimbangkan iklim. Kita semua memiliki tanggung jawab atas hal ini. Meski usia saya sudah lanjut, saya merasa harus memikul tanggung jawab ini. Saya rela memikul tanggung jawab seberat apa pun.
Belakangan ini, saya terus menyemangati diri sendiri untuk memanen benih-benih yang telah ditanam di masa lalu dan kembali menabur benih baru. Setiap hari, kita harus menjadi petani yang baik untuk merawat bumi yang luas. Saudara sekalian, kalian berada pada usia produktif dan memiliki kekuatan besar. Janganlah kalian meremehkan diri sendiri. Teruslah melangkah maju dan berjuang tanpa henti.
Berpegang teguh pada tekad awal dan saling menginspirasi
Memikul bakul beras bagi dunia dan melangkah dengan mantap
Meneladan orang di depan untuk bersumbangsih dengan tekun dan bersemangat
Melindungi Bumi dan menciptakan hutan Bodhi