“Untuk merespons seruan Master, yaitu menggunakan kedua tangan yang bertepuk untuk melakukan pelestarian lingkungan, sejak tahun 1995, Tzu Chi Selangor mendorong gerakan pelestarian lingkungan di komunitas. Tahun ini genap memasuki usia 30 tahun. Agar makin banyak orang dapat mendukung pelestarian lingkungan dan melindungi Bumi, para relawan merancang dua kegiatan utama. Pertama, kegiatan lari laun pungut pada tanggal 29 Juni; kedua, Pameran Pengalaman Aksi Hijau yang berlangsung selama 6 bulan,” kata Yu Zi-ru, relawan Tzu Chi.
“Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan mengemban tanggung jawab sebagai koordinator utama Pameran Pengalaman Aksi Hijau dalam rangka 30 tahun misi pelestarian lingkungan. Saya berterima kasih kepada Kakak Ci Lu yang telah memberikan arah yang sangat jelas kepada tim, seperti memberi tahu bahwa pameran ini harus membangkitkan niat baik serta bersifat edukatif sehingga pengunjung dapat melihat, merasakan, menyadari, dan akhirnya melakukan aksi nyata. Dengan begitu, kami juga bisa menggalang Bodhisatwa,” kata Huang Shi-chang, relawan Tzu Chi.
Saya sangat bersyukur dan bersukacita melihat relawan Tzu Chi Selangor kembali ke sini. Kalian mengajak saya melihat Aula Jing Si. Secara tidak langsung, saya telah menempuh jarak sekitar 6 ribu hingga 7 ribu kilometer. Meski secara fisik tidak benar-benar menempuh perjalanan, tetapi hati ini terasa begitu dekat, seolah setiap hari keluar masuk di tempat itu.
Saya selalu mendengar bahwa kalian semua sangat sederhana dan membumi. Itulah yang paling saya sukai, yaitu kesederhanaan. Dari sanalah lahir cinta kasih yang sejati dan tulus. Dalam meneladan Buddha, apa sesungguhnya yang kita pelajari? Belajar seperti apa yang disebut dengan meneladan Buddha? Meneladan Buddha berarti kembali pada hakikat kebuddhaan. Ungkapan ini tampak sederhana, tetapi apa makna sesungguhnya? Ungkapan ini mudah didengar dan diucapkan, tetapi sangat sulit untuk dipahami. Inilah makna dari meneladan Buddha, sebuah proses pembelajaran yang tiada henti.
Baru saja, saya menerima sambungan telepon dari Dallas dan saya berbicara dengan Kakak Ling Yuan-liang. Beliau telah menempuh perjalanan yang panjang. Itulah jalan kehidupan. Beliau telah berjalan bersama saya selama puluhan tahun dengan penuh perhatian dan pengabdian. Saya melihat Anda. Anda merindukan saya. Begitu pula, saya merindukan kalian. Inilah jalinan jodoh di antara kita.
Usia saya juga sudah lanjut. Namun, jalan kehidupan tetap harus kita tempuh dengan sungguh-sungguh. Siapa yang lebih dulu melangkah, harus memegang tekad dengan teguh. Dalam kehidupan ini, saya telah membentangkan jalan yang panjang untuk kalian. Kini, kalian pun telah mewakili saya membentangkan jalan pendidikan di Dallas. Di sana, kalian membimbing banyak Bodhisatwa masa depan. Tetaplah berjalan bersama untuk menjalankan misi Tzu Chi dan membawa manfaat bagi dunia selamanya.
“Saya, Ling Yuan-liang, akan mengingatnya di dalam hati. Melalui Kata Renungan Jing Si, saya berupaya menyucikan hati manusia,” kata Ling Yuan-liang, relawan Tzu Chi.
Saya menaruh kepercayaan kepada Anda. Di masa depan, giliran Anda yang menggandeng saya untuk berjalan bersama. Ingatlah saya dan peganglah tangan saya untuk berjalan bersama. Apakah Anda mengerti?
“Mengerti. Saya akan lebih berusaha lagi,” lanjut Ling Yuan-liang.
Anda harus tenang. Jalinan jodoh Anda sebagai insan Tzu Chi sangatlah dalam dan panjang. Jalan di hadapan kita harus diingat dengan jelas dan dibentangkan. Jadi, Anda harus merasa tenang.
“Master, saya senantiasa mengingatnya di dalam hati. Segala sesuatu akan saya jalani sesuai arahan Master sambil membawa tujuan yang Master harapkan untuk kami laksanakan. Saya percaya bahwa menyucikan hati manusia adalah hal yang paling ingin dilakukan Tzu Chi saat ini. Terima kasih,’,” pungkas pungkas Ling Yuan-liang.
Saya mendoakan kalian semua. Saya merasa sangat bersyukur. Saya percaya bahwa meski Bodhisatwa datang dan pergi dalam kehidupan ini, selama arah telah ditetapkan dengan teguh, semuanya tidak akan berputar-putar di tengah perjalanan. Pada saat ini, saya yakin arahnya sudah sangat jelas. Ke depannya, kita harus memiliki kesatuan hati dan jalan.
Tadi, saya pun telah berjanji dengan Ling Yuan-liang bahwa di kehidupan mendatang, beliau yang akan menggandeng saya dengan erat. Di saat terakhir ini, saya telah membantunya menentukan arah dan telah membuat perjanjian. Berulang kali saya berpesan kepadanya agar menggenggam tangan saya. Ke mana pun kelak saya melangkah, dia harus segera menggenggam saya dan kembali ke Jalan Bodhisatwa di Tzu Chi. Semua ini bukanlah hal yang tidak mungkin.
Dalam kehidupan, berbicara tentang lahir dan mati, ini adalah jalan yang pasti dilalui setiap orang. Sesungguhnya, kita tidak perlu takut. Kita akan datang dan pergi dengan bebas. Terlebih lagi, kita telah menjalankan misi Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Arah kita sudah sangat jelas sehingga tidak perlu takut. Menetaplah dengan tenang pada apa yang harus kita lakukan saat ini.
Bodhisatwa dunia, ingatlah bahwa selama kita mengingat kehidupan yang sedang dijalani tanpa menoleh ke masa lalu, maka di masa depan, langkah kita di Jalan Bodhisatwa akan makin kuat. Hari ini, saya terus berbicara tentang pelestarian lingkungan. Ini juga merupakan Jalan Bodhisatwa di dunia.
Siapa yang tidak membutuhkan barang? Ketika tidak ada, kita harus membeli yang baru. Ada pula yang belum sempat digunakan, sudah dibuang. Ketika melihat barang yang baru, ada yang selalu menginginkannya sehingga barang lama yang belum rusak pun dibuang.
Depo daur ulang kita selalu menghargai barang-barang dengan merapikan dan membersihkannya. Lalu, kita akan menunggu orang-orang yang berjodoh. Ketika ada menyukainya, mereka akan membawanya pulang untuk digunakan. Inilah yang disebut orang yang menghargai berkah. Orang yang menghargai berkah juga kembali menciptakan benih berkah.
Mungkin, saat ini ada yang membuang barang itu, tetapi ada orang yang menghargai berkah dengan mengambil dan merawatnya, lalu menyerahkannya kepada pemilik baru yang tidak tega untuk membuangnya kembali. Orang-orang ini tahu cara memanfaatkannya kembali dan lebih jauh menjalin jodoh kembali dengan banyak orang.
Dalam kehidupan ini, ke mana kita akan pergi? Kita membutuhkan seseorang untuk menggandeng kita bergabung dalam Tzu Chi dan kembali pada arah hidup yang benar sehingga tidak lepas dari Jalan Bodhisatwa. Kita harus digandeng kembali untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Itulah cinta kasih. Jalan Bodhisatwa adalah cinta kasih.
Memahami hakikat kebuddhaan lewat ketulusan dan kesederhanaan
Meneruskan jalinan kasih sayang Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan
Datang dan pergi dengan bebas serta memiliki arah kehidupan yang tepat
Berpegang pada ikrar untuk meneruskan jalinan jodoh Dharma