“Mewakili seluruh murid Jing Si di Singapura, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Master. Sesungguhnya, dalam proses memikul tanggung jawab ini, saya juga merasa sangat khawatir dan banyak pertimbangan. Kekhawatiran saya ialah takut belum cukup belajar dan mendalami ajaran Master sehingga merasa tidak layak untuk memikul tanggung jawab besar ini. Oleh karena itu, saya berharap bisa belajar lebih banyak dan terus mendorong diri sendiri agar setiap hari mengikuti kegiatan Menghirup Keharuman Dharma,” kata Ma Qing-hua, Wakil Ketua Tzu Chi Singapura.
“Meski terpisah lautan, kami sangat merindukan ajarah Master dan ingin mempererat hubungan antarsesama. Semua orang sangat menghargai kesempatan belajar dan jalinan jodoh yang ada. Lalu, semuanya juga dipenuhi oleh sukacita Dharma, penuh dengan energi positif, terinspirasi, dan kembali teringat pada tekad awal,” pungkas Ma Qing-hua.
Dengan menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran, jalan kita akan menjadi sangat lapang. Kita selalu memiliki jalinan jodoh. Sejak Buddha hadir di dunia, harapan Beliau memang datang ke Dunia Saha. Mengapa demikian? Dunia Saha adalah dunia yang makhluknya harus banyak menahan penderitaan. Ketika membabarkan Sutra, saya sering menjelaskan tentang ini.
Di dunia ini, ada orang yang sangat kaya, ada pula yang sangat miskin. Ada yang miskin tetapi hatinya tanpa beban, ada yang kaya tetapi hatinya penuh kegelapan batin. Oleh karena itu, Buddha datang ke dunia untuk membimbing, mengajar, dan menuntun semua makhluk ke arah yang benar. Kalian semua yang hadir di sini adalah orang-orang yang penuh berkah karena memiliki cinta kasih yang sama.
Di Tzu Chi, kita memiliki komite pembangunan. Selama puluhan tahun ini, baik dalam pembangunan rumah sakit maupun sekolah, kita selalu memiliki sekelompok komite pembangunan dan para pengusaha besar yang sama seperti kalian, rela bersumbangsih tanpa pamrih dan memikul banyak tanggung jawab, bahkan menanggung biaya sendiri. Demikian juga dengan relawan lainnya yang bersedia mengeluarkan dana, tenaga, dan sumber daya manusia.
Saya sering merasa sangat dipenuhi berkah. Sepanjang hidup di dunia ini, saya selalu bertemu dengan orang-orang baik. Orang-orang baik telah menyatukan kekuatan dan mencapai banyak hal yang benar bagi dunia. Namun, saya tetap merasakan ketidakkekalan. Ketika menginventarisasi kehidupan, saya merasa sudah cukup banyak yang saya lalui di masa lalu, tetapi berapa banyak waktu di masa depan yang tersisa? Berapa lama lagi waktu yang tersisa? Tidak ada yang tahu. Jadi, saya bersyukur atas masa lalu dan akan menggenggam waktu saat ini.
Meski setiap hari harus keluar dan duduk di sini hingga sangat lelah, hati saya penuh dengan sukacita karena kalian membuat hati saya menjadi tenang. Kalau tidak, belakangan ini, saya terus memikirkan tentang masa depan. Namun, setelah mendengar laporan belakangan ini, hati saya menjadi lebih tenang. Terutama hari ini, saya benar-benar merasa tenang karena semua hal berjalan sebagaimana mestinya.
Beberapa hari yang lalu, saya masih bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Saat ini, saya ingin berkata kepada semuanya untuk melakukan sebagaimana mestinya. Arah kalian saat ini sudah benar. Cinta kasih yang kalian miliki sekarang harus digenggam dengan baik. Hal terpenting ialah hati kita harus bersatu. Saya sering berkata jika banyak orang dibiarkan begitu saja, mereka akan tercerai-berai. Oleh karena itu, kita harus tetap bersatu.
Ketika kita mendekati orang lain dan bertutur kata baik, itu disebut dengan menyebarkan kebenaran. Menyebarkan kebenaran berarti kita harus bersatu hati untuk bertutur kata yang baik. Hati dan mulut kita pun harus selaras. Ingatlah untuk memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Kita juga harus menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran. Hendaknya kalian menjaga tekad saya dan berjalan di jalan yang diajarkan Buddha. Jadi, kita harus menyatukan banyak orang.
Dengan menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran, jalan kita akan menjadi sangat lapang. Ini bukanlah hal yang mudah. Kita dapat terlahir di dunia ini pada masa ini karena memiliki jalinan jodoh. Banyak di antara kalian sudah melangkah lebih dari 20 tahun, bahkan ada yang lebih dari 30 tahun, sementara Tzu Chi baru berdiri 50 hingga hampir 60 tahun. Saat ini, kalian harus melanjutkan jalan ini. Saya telah mewariskannya, maka kalian juga harus mewariskannya.
Setiap orang harus terus menyebarkan kebenaran, menjaga tekad, dan mempraktikkan ajaran. Semua orang hendaknya mewariskan jalan ini. Singapura bukanlah negara yang luas. Asalkan semuanya bersedia membangun ikrar, menjadikan seluruh Singapura sebagai tanah yang murni bukanlah hal yang sulit. Yang penting semuanya bersungguh hati. Di Singapura, kalian telah menjalankan misi kesehatan, misi budaya humanis, misi pendidikan, dan misi amal. Inilah wujud dari menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran hingga empat misi menyatu.
Di Singapura, banyak yang berusia muda, mulai dari 20, 30, 40, hingga 50 tahun, bahkan ada yang masih duduk di bangku TK. Semuanya bisa kalian bimbing dengan baik agar dalam setiap tindakan dan tutur kata, mereka memahami semangat Tzu Chi dan mengenal rasa syukur. Kita sering mendengar kata “terima kasih”. Itu adalah ungkapan cinta kasih dan ketulusan yang lahir dari dalam lubuk hati dalam interaksi antarsesama. Inilah yang disebut saling berterima kasih dan saling mengasihi.
Hendaknya kita membimbing orang-orang sebaya dan seprofesi untuk dapat bersama-sama berjalan di jalan ini. Dalam menentukan arah tekad dan ikrar, ingatlah akan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. “Tzu” berarti cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin; “Chi” berarti menyelamatkan semua makhluk.
Tidak peduli kaya atau miskin, kita harus membantu semua orang dengan hati yang setara. Bagi mereka yang berkecukupan, kita membimbing agar hati dan pikiran mereka tetap lurus. Justru orang kaya makin perlu meluruskan pikiran dan menjaga hati agar tidak menyimpang, sama seperti kalian yang berlimpah kasih sayang, berkelimpahan dalam hidup, dan juga berlimpah dalam interaksi penuh cinta kasih serta kesatuan hati. Semua ini harus disatukan.
Harapan saya kepada kalian sangatlah besar. Menjadikan Singapura sebagai tanah suci di dunia bukanlah hal yang sulit. Menjadikan dunia ini sebagai tanah suci juga bukanlah hal yang sulit, asal kita semua menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran. Dengan begitu, jalan kita akan sangat lapang. Sesederhana itu. Apakah kalian akan ingat ini? (Ya.) Dengan menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran, (jalan kita akan sangat lapang.)
Menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran di arah yang benar
Bersumbangsih tanpa pamrih dengan kesatuan dan keharmonisan
Membimbing semua makhluk dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Membimbing sesama dengan saling mengasihi dan saling berterima kasih