“Anggota TIMA bisa berpartisipasi dalam baksos kesehatan di berbagai tempat karena kita tidak ada pembagian wilayah. Para apoteker kita sangat luar biasa dan memberikan dukungan yang sangat besar. Dahulu, pelayanan kita hanya terbagi atas dua, yaitu pengobatan Tiongkok dan Barat. Kemudian, pelayanan kita berkembang hingga mencakup kunjungan ke rumah pasien,” kata Gao Ying-ying, apoteker.
“Dalam setiap baksos kesehatan kita, jumlah apoteker yang terlibat adalah yang paling banyak. Saat ini, merekrut apoteker sangatlah sulit. Namun, dalam setiap baksos kesehatan kita, jumlah apoteker yang hadir selalu paling banyak. Dalam 1 tahun, jumlah apoteker yang terlibat lebih dari 450 orang,” pungkas Gao Ying-ying.
“Dalam pelayanan medis ke rumah warga, berhubung mengunjungi banyak warga lansia di daerah terpencil, kami melihat langsung masalah penggunaan obat di rumah mereka, misalnya penggunaan obat yang berulang, ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat, penimbunan obat dalam jumlah besar, penyimpanan yang tidak tepat, bahkan banyak obat kedaluwarsa yang enggan dibuang. Melihat kondisi ini, kami mulai membuat catatan riwayat penggunaan obat untuk setiap individu,” kata Xu Wan-zeng, apoteker.
“Selain berisi informasi medis seperti tekanan darah, detak jantung, dan kadar gula darah, catatan ini juga menyediakan informasi yang lebih lengkap tentang obat yang dikonsumsi, seperti kandungan, dosis, serta frekuensi penggunaan. Dengan adanya catatan ini, meski apoteker yang melakukan kunjungan berbeda setiap kali, mereka tetap dapat meninjau penggunaan obat pasien dengan lebih saksama dan memastikan keamanannya,” lanjut Xu Wan-zeng.
Xu Wan-zeng melanjutkan “Contohnya, bapak yang terbaring di kasur selama 25 tahun ini. Berhubung beliau terbaring dalam jangka panjang dan sulit untuk membalikkan badan, muncullah eksem dan luka baring. Apoteker selalu mencatat kondisi ini dalam riwayat penggunaan obatnya. Setiap kali sebelum berangkat, jika akan mengunjungi beliau, kami akan berkoordinasi terlebih dahulu dan mencari salep yang sesuai di apotek.”
“Suatu kali, sebelum berangkat, anak laki-laki saya bertanya, ‘Ibu, paman ini biasanya menggunakan tangan yang mana?’ Saya menjawab, ‘Sepertinya tangan kanan. Mengapa kamu bertanya demikian?’ Dia berkata, ‘Karena saya lihat ada salep yang waktu kedaluwarsanya sebentar lagi. Saya ingin menaruh salep ini di sisi tangan yang biasa paman itu gunakan agar salep ini bisa dipakai terlebih dahulu’,” pungkas Xu Wan-zeng.
Berapa usia anak Anda? Sangat menggemaskan.
“Apa kabar, Kakek Guru? Nama saya Wang Yao-cheng. Tahun ini, saya berusia 7 tahun.”
Baru usia 7 tahun sudah sangat hebat dan bijaksana.
Saya sangat berterima kasih kepada para dokter dan apoteker. Sungguh, para dokter, perawat, dan apoteker adalah pelindung kesehatan semua orang. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya. Terutama para dokter, apoteker, dan perawat yang bersedia meluangkan waktu, baik secara berkala maupun sesekali, untuk merawat pasien di daerah pegunungan dan desa terpencil.
Saya sangat berterima kasih kepada para dokter senior. TIMA telah melindungi kesehatan masyarakat selama puluhan tahun. Saya merasa sangat bersyukur. Saya berharap semangat kalian dalam melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih dapat diwariskan tanpa terhenti. Saya sendiri sudah makin tua. Belakangan ini, saya selalu merasa khawatir akan sistem Tzu Chi di masa depan. Tentu saja, misi amal tidak perlu dikhawatirkan, tetapi saya agak khawatir dengan misi kesehatan.
Saya pernah berkata bahwa para dokter dan orang-orang yang berpendidikan tinggi adalah yang paling sulit untuk dibimbing. Di masa lalu, banyak orang menganggap bahwa agama Buddha merupakan agama untuk orang tua yang hanya sebatas berdoa untuk memohon ketenteraman. Namun, sesungguhnya, ajaran Buddha mengandung prinsip kebenaran yang sangat mendalam. Semua kebenaran alam semesta ini terkandung dalam ajaran Buddha. Inilah kedalaman ajaran Buddha. Ia selaras dengan sains, filsafat, fisiologi, dan fisika.
Orang yang benar-benar menyelami ajaran Budda akan memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Sayangnya, di zaman sekarang, perkembangan teknologi yang pesat dan kesibukan duniawi membuat banyak orang makin terdistraksi. Sesungguhnya, ajaran Buddha sangat layak untuk diteliti. Contohnya, para dokter kita. Baik di Taipei, Taichung, Dalin, maupun Hualien, para dokter, perawat, dan apoteker kita memiliki hati yang penuh cinta kasih dan welas asih.
TIMA telah dibentuk puluhan tahun dan kita dapat melihat cinta kasih serta kerendahan hati para anggota TIMA. Mereka tidak hanya pergi ke pegunungan dan desa terpencil untuk merawat pasien, melainkan juga membantu membersihkan rumah pasien yang kotor. Mereka adalah dokter, apoteker, dan perawat yang sangat profesional. Mereka sungguh-sungguh memiliki cinta kasih agung, welas asih agung, sukacita agung, dan keseimbangan batin agung untuk bersumbangsih dengan tenaga mereka. Mereka benar-benar penuh dengan cinta kasih.
Oleh karena itu, saya sering berkata bahwa kita harus bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Inilah prinsip yang tertanam dalam batin saya. Saya merasa sangat bersyukur. Saya juga berterima kasih kepada diri saya sendiri karena selain menjalankan misi amal, saya juga telah menyaksikan penderitaan akibat penyakit. Selama lebih dari 50 tahun, insan Tzu Chi selalu mendukung apa pun yang ingin saya lakukan. Selain mengeluarkan dana, mereka juga mendedikasikan diri dengan hati yang tulus dan penuh cinta kasih.
Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Saya juga teringat akan para bhiksuni Griya Jing Si yang telah bersusah payah bersama saya. Mereka bekerja sejak matahari terbit hingga terbenam. Bahkan, setelah matahari terbenam, mereka tidak langsung beristirahat. Dahulu, saat malam tiba, mereka masih mengerjakan kerajinan tangan. Jika ada saya, mereka akan bekerja sesuai jadwal. Jika saya tidak ada, mereka tidak mengikuti jadwal. Bukan malas, justru mereka bekerja lebih banyak.
Pada malam hari, kami pernah menganyam caping dari jerami dan membuat payung. Kami juga pernah mengumpulkan kain perca dari toko kain untuk membuat sepatu bayi. Kami pernah membuat kerajinan tangan hingga lebih dari 20 jenis. Intinya, hidup kami penuh warna dan luar biasa. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah kami kerjakan. Semua itu hanya demi berpegang teguh pada prinsip hidup mandiri. Semua orang hidup mandiri di Griya Jing Si.
Jadi, kami telah mencoba berbagai jenis pekerjaan. Kami bersiteguh menghasilkan uang sedikit demi sedikit untuk kebutuhan hidup. Jika ada yang ingin memberikan persembahan kepada saya, saya akan berkata bahwa persembahan terbesar ialah mendukung saya dengan menjalankan misi Tzu Chi.
Berterima kasih kepada anggota TIMA yang melayani daerah terpencil
Merawat pasien dengan sukacita, keseimbangan batin, dan tanpa pamrih
Meyakini, memahami, dan mempraktikkan Sutra
Terus menjalankan ikrar yang penuh cinta kasih dan welas asih