“Pada pagi hari tanggal 3 Agustus, ketika kami baru tiba di lokasi penyaluran bantuan, kami merasa kebingungan dan tidak tahu harus mulai membantu dari mana. Bahkan, kami takut akan kendala bahasa yang bisa menyebabkan kesulitan berkomunikasi. Beruntung, paman dan bibi Tzu Chi membantu kami dengan penuh semangat,” kata Zhang Kai-bo, Mahasiswa Universitas Tzu Chi.

“Hal yang membuat saya tersentuh di hari itu ialah setelah selesai memeriksa pasien, para dokter akan menggunakan bahasa Inggris untuk menjelaskan kepada kami tentang proses pemeriksaan yang baru saja dilakukan, seperti apa penyakit yang diderita anak tersebut dan obat apa yang diberikan. Saat itu, saya merasa sangat tersentuh,” kata Shi Huang-yu, Mahasiswa Universitas Tzu Chi.

“Saya terus berpikir bagaimana para dokter ini rela mengorbankan hari libur mereka untuk datang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka juga dengan penuh semangat membimbing sekelompok mahasiswa yang belum memiliki pengalaman. Saat itu pula, saya berpikir bahwa mungkin inilah yang dimaksud dengan ‘Tabib Agung’,” lanjut Shi Huang-yu.

“Makna terbesar bagi kami di Filipina bukanlah sekadar memberikan pelayanan selama seminggu kepada masyarakat, yang terpenting ialah bagaimana kami bisa terinspirasi oleh para relawan senior dan dokter. Kami belajar dan meneladan mereka agar di kemudian hari kami dapat berusaha untuk membantu lebih banyak orang,” pungkas Shi Huang-yu.

Terima kasih. Pendidikan adalah harapan. Proyek harapan kita ialah pendidikan. Pendidikan ini memiliki awal, tetapi tidak ada akhirnya. Kita harus terus mendidik semua orang tanpa henti. Jika kita tidak segera melakukan apa yang seharusnya dilakukan, waktu akan berlalu dengan sia-sia. Oleh karena itu, hendaknya kita menggenggam waktu. Jika ingin melakukan sesuatu, lakukanlah dengan tekun dan lakukan hal yang benar.

Ketika kita mengatakan “tidak salah”, artinya memang “benar”. Jika kita melakukan sesuatu, pastikan itu tidak ada salah. Ini hanyalah beberapa kata yang terlihat sederhana. Namun, yang terpenting ialah memiliki ketulusan dan tekad yang sungguh-sungguh. Terlebih lagi, kita harus memanfaatkan ruang dan waktu serta jalinan jodoh baik antarmanusia. Jika semuanya memiliki tekad dan ikrar yang sama, kita dapat menciptakan dunia yang penuh harapan. Oleh karena itu, pendidikan harus dijalankan dengan baik.

Ada yang bertanya, “Mengapa kita harus mengenakan seragam?” Seragam adalah simbol moral dan karakter. Pendidikan berbasis moral sangatlah penting karena pendidikan seperti ini mengandung nilai kebenaran yang abadi. Anak-anak kita harus dididik dengan nilai-nilai moral yang disebut dengan pendidikan karakter. Dari mana “karakter” itu berasal? Dari kualitas batin seseorang.

Ketika seseorang memiliki karakter yang baik, dia akan terlihat menyenangkan di mata orang lain. Setiap kali melihat anak-anak kita kembali, saya merasa sangat senang karena mereka begitu terhormat, rapi, dan bersih. Mereka tidak berpenampilan sembarangan dan ini menunjukkan karakter mereka.

Seorang siswa harus memiliki sikap terpelajar. Belajar berkaitan dengan pendidikan. Ketika seseorang disebut “pelajar”, itu berarti dia harus mencari ilmu tanpa henti. Ketika seseorang sudah belajar dan kemudian mengajar, dia tetap harus terus belajar. Jika seorang guru berhenti belajar, dia akan tertinggal oleh perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru pun harus terus belajar. Belajar itu tidak mengenal batas akhir. Jadi, ketika mendidik siswa, yang terpenting ialah menjaga kualitas mereka, baik dalam karakter maupun perilaku. Semua ini adalah hal yang dapat dilihat oleh mata.

Dahulu, ketika mulai membangun sekolah, saya hanya memiliki harapan bahwa siswa harus mengenakan seragam dan bervegetaris di lingkungan sekolah. Inilah pendidikan berlandaskan cinta kasih dengan menghargai dan menghormati kehidupan. Inilah pendidikan yang kita jalankan, yaitu mengasihi dan melindungi semua makhluk. Intinya, semua ini dilakukan demi membangun citra dan kualitas pendidikan yang baik.

Dari luar, orang dapat melihat bahwa anak-anak kita memiliki karakter yang baik. Inilah hasil dari pendidikan kita. Mereka akan menjadi pilar masyarakat di masa depan. Di dunia ini, pendidikan adalah harapan. Oleh karena itu, saya berharap misi pendidikan kita dapat terus berlanjut dan berkembang. Citra baik yang telah terbentuk harus kita jaga. Tentu saja, saat ini, misi pendidikan terus meningkatkan kualitas. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saat ini, kita harus bisa mengikuti perkembangan tersebut dan terus maju. Namun, nilai-nilai dasar yang baik tidak boleh berubah. Kita harus terus mengejar keunggulan dalam pendidikan. Dalam pendidikan Tzu Chi, tata krama dan kedisiplinan sangatlah penting. Aturan tetaplah aturan. Kedisiplinan adalah cerminan karakter. Anak-anak menerima pendidikan karakter, baik melalui keluarga, masyarakat, maupun pendidikan di sekolah.

Kita harus berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan kejujuran yang ditunjukkan melalui tindakan dan pikiran. Dalam ajaran Buddha, apa itu hati yang lurus? Itu merupakan hakikat kebuddhaan. Sifat ini menyatu dengan kemanusiaan. Semua makhluk pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan. Oleh karena itu, kita harus terus belajar untuk tersadarkan.

Belakangan ini, saya sering mengatakan tentang belajar menuju kesadaran. Proses belajar ini adalah Jalan Bodhisatwa. Dalam ajaran Buddha, ini disebut Jalan Bodhisatwa, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, ini disebut dengan arah yang benar. Hendaknya kita terus belajar tanpa henti. Intinya, belajar tidak mengenal batas akhir. Begitu pula dengan mengajar. Oleh karena itu, kita harus terus tekun karena pendidikan adalah harapan bagi dunia. Terima kasih, guru dan siswa sekalian.

Siswa yang sangat baik dan patuh adalah bukti nyata bahwa guru telah mengajar dengan baik. Para guru juga harus berterima kasih kepada para murid. Meski saya berkata seperti itu, para siswa harus tetap menghormati guru kalian dan menjunjung tinggi ajaran. Tanpa guru yang mengajar dengan sepenuh hati, kalian tidak akan bisa belajar dengan baik.

Di dunia ini, hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh dan waktu dengan baik. Ketika Anda menghormati guru dan para guru mengajar dengan sepenuh hati, hubungan antara guru dan murid akan terbangun atas dasar kasih sayang. Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa adalah orang yang baik dan berhasil. Inilah orang-orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Kita harus belajar menghargai hubungan yang berharga ini, yaitu hubungan guru dan murid. Di masa depan, bagi kalian yang menjadi guru, bangunlah hubungan baik dengan murid. Bagi yang menjadi dokter, bangunlah hubungan baik dengan pasien. Semua ini membutuhkan kasih sayang. Baik menjadi dokter yang baik, guru yang baik, maupun orang yang berhasil dalam karier, semuanya membutuhkan kesungguhan hati dan kasih sayang terhadap orang lain.

Pendidikan tidak mengenal batas akhir
Bersumbangsih dengan kesungguhan hati, ketulusan, dan ketekunan
Membina karakter lewat keteladanan
Menghargai budi luhur guru sepanjang masa