“Sepuluh tahun lalu, saya bergabung menjadi anggota Tzu Ching dan menjalin jodoh yang mendalam dengan Tzu Chi. Kini, setelah 10 tahun, agar kehidupan saya tidak sia-sia, saya mengikuti pelatihan relawan. Saya sangat bersyukur atas pendampingan ayah saya selama ini sehingga di Jalan Bodhisatwa ini, saya sama sekali tidak kesepian dan selalu penuh keberanian. Terakhir, saya ingin berkata kepada Kakek Guru bahwa anak Anda telah Kembali,” kata Lin Hong-xu, relawan Tzu Chi.
“Tahun 2010, saya dilantik menjadi anggota Tzu Cheng. Hong-xu telah membangkitkan kembali tekad awal saya pada 14 tahun lalu sehingga tahun ini, kami berdua memiliki jalinan jodoh untuk dilantik sebagai anggota komite. Saya berharap kelak, saya dapat terus mengembangkan keberanian dan kekuatan serta menjalankan ajaran,” kata Lin Xi-qin, relawan Tzu Chi.
Saya sangat sukacita, tersentuh, dan bersyukur melihat Bodhisatwa sekalian menapaki Jalan Tzu Chi dengan kesatuan hati, tekad, dan ikrar. Kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia karena hanya dengan menyucikan hati manusia, barulah kita dapat mewujudkan masyarakat yang harmonis. Untuk menyucikan hati manusia, kita harus memiliki agama. Agama menunjukkan tujuan hidup manusia. Karena itulah, terdapat agama di dunia ini.
Terhadap semua agama, saya selalu membina rasa syukur dan hormat. Semua umat beragama hendaknya mengasihi dan mendukung satu sama lain. Apa pun agama yang dianut, semua orang membutuhkan pengetahuan benar, pandangan benar, dan pikiran benar. Kita harus bisa membedakan benar dan salah di dunia ini. Benar berarti selaras dengan prinsip kebenaran. Menuju arah yang benar dan menapaki jalan yang benar berarti memiliki pengetahuan dan pandangan benar.
Lihatlah, di dunia ini, semua orang memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda-beda. Karena itu, terjadilah berbagai konflik di dunia ini sehingga dunia menjadi tidak harmonis. Saudara kandung yang memiliki orang tua yang sama saja memiliki pandangan yang berbeda-beda, apalagi orang-orang di seluruh masyarakat. Jadi, yang terpenting ialah memiliki filosofi dan arah yang sama.
Agama dapat menyatukan semua orang dengan keyakinan dan pemahaman benar. Di seluruh dunia, terdapat berbagai agama. Agama yang benar selalu bertujuan untuk menyelaraskan pikiran manusia dan menyucikan dunia. Setiap negara memiliki budayanya masing-masing. Karena lingkungan dan budaya yang berbeda, orang-orang menganut agama yang berbeda-beda pula.
Dalam agama Buddha, diajarkan bahwa Buddha pernah datang ke dunia. Dalam agama Kristen Protestan dan Katolik, juga diajarkan bahwa Yesus pernah datang ke dunia. Mereka sama-sama membimbing orang-orang untuk melapangkan hati dan mengembangkan cinta kasih. Jadi, semua agama mengajarkan cinta kasih yang sama.
Buddha telah menyadari ketidakkekalan, penderitaan, dan singkatnya usia kehidupan manusia. Sesungguhnya, panjang atau pendeknya usia kehidupan tidaklah penting. Yang terpenting, apakah kita melakukan hal yang benar? Yang paling mengagumkan ialah melakukan hal yang benar. Yang paling menenangkan ialah menuju arah yang benar tanpa menyimpang.
Saya selalu menginventarisasi kehidupan diri sendiri. Guru saya memberi saya enam kata, yakni “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Saya selalu memikirkan cara untuk berjuang demi ajaran Buddha. Berhubung telah terlahir sebagai manusia dan mendengar ajaran Buddha, apa yang seharusnya saya lakukan bagi dunia ini? Sebagai kaum monastik, saya harus memikul bakul beras bagi dunia karena dunia ini penuh dengan penderitaan. Orang-orang kurang mampu kekurangan pangan. Inilah penderitaan akibat kemiskinan.
Ada pula orang kaya yang menderita karena diliputi ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Jika diliputi kegelapan dan noda batin serta bersikap perhitungan, orang-orang akan sering terlibat konflik. Ini akibat ketidakselarasan pikiran manusia. Ketamakan dari keluarga dapat menyebar ke komunitas, bahkan seluruh dunia, hingga menimbulkan pergolakan dalam skala besar. Kondisi dunia yang rumit telah menimbulkan banyak penderitaan.
Bodhisatwa sekalian, mari kita berdoa sekarang dengan hati yang tulus semoga dunia damai dan hati manusia tersucikan. Agama apa pun yang kita anut, semuanya menunjukkan satu arah yang sama. Kita harus berlindung kepada Tiga Permata.
Dengan berlindung kepada Buddha, kita berharap semua makhluk memahami jalan agung dan bertekad mencapai kebuddhaan. Ajaran Buddha adalah Dharma. Kita juga harus berlindung kepada Dharma. Buddha mengajari kita untuk menyelami Sutra dan lebih sering mendengar Dharma agar dapat memahami kebenaran dalam Sutra. Ini untuk mengembangkan kebijaksanaan kita. Selanjutnya, kita harus berlindung kepada Sangha.
Para anggota Sangha meninggalkan keluarga dan orang yang dikasihi untuk berfokus mendalami ajaran Buddha. Mereka mendalami ajaran Buddha dan mengkajinya agar dapat memahaminya dan membimbing orang-orang untuk memasuki pintu Buddha dan meyakini ajaran Buddha. Jadi, kita harus berlindung kepada Tiga Permata, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha, dan bersungguh-sungguh menjalankan ajaran dalam kehidupan kita.
Buddha datang ke dunia ini demi mengajarkan praktik Bodhisatwa. Jadi, kita harus bersungguh hati untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Inilah ajaran Buddha.
Mendedikasikan diri di Tzu Chi dengan ketulusan dan ikrar yang sama
Semua umat beragama mengasihi dan mendukung satu sama lain
Meredam konflik dan menolong orang yang membutuhkan
Menjalankan ajaran dan menumbuhkan benih Bodhi