“Master Cheng Yen, sudah lama saya ingin datang ke Taiwan untuk menemui Anda, tetapi belum ada waktu yang tepat. Kini, saya bersyukur kita dapat bertemu. Saya berterima kasih kepada Tzu Chi atas kesempatan untuk mengenal kalian semua dan berbagi cinta kasih ini, cinta kasih terhadap sesama manusia. Yesus pernah berkata bahwa kita harus menyayangi Tuhan dan sesama manusia. Saya juga melihat semangat ini dalam misi Tzu Chi,” kata Leow Beng Kim Uskup agung Kuala Lumpur.
“Kalian memiliki cinta kasih yang sangat istimewa. Kalian mendedikasikan diri dan bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Saya merasa bahwa umat Katolik dapat belajar dari kalian dalam hal ini. Bukan hanya umat Katolik, melainkan seluruh dunia dapat belajar dari Tzu Chi dalam bersumbangsih bagi umat manusia,” pungkas Leow Beng Kim.
Saya sangat tersentuh. Sesungguhnya, semua agama mengajarkan hal yang sama, yaitu cinta kasih. Saya yakin bahwa cinta kasih agung adalah prinsip kebenaran di dunia ini. Karena itu, kita hendaknya tidak tercerai-berai. Jangan sampai timbul konflik antaragama. Kita hendaknya bersatu. Mengenai keyakinan dan agama, yang paling mengkhawatirkan ialah berpikir bahwa keyakinan kita baik dan keyakinan lain tidak baik.
Kita hendaknya tidak bertentangan satu sama lain, melainkan bekerja sama. Kita memiliki tekad dan ikrar yang sama, yaitu bersumbangsih bagi dunia. Berhubung populasi manusia sangat banyak, kita hendaknya menggenggam waktu untuk menyebarkan prinsip kebenaran agar orang-orang dapat memahaminya. Kalian menyebutnya menyebarkan injil, sedangkan kami menyebutnya menyebarkan Dharma. Dengan Dharma, kami membimbing orang-orang menapaki jalan yang benar tanpa menyimpang sedikit pun.
Kita semua berharap umat dari keyakinan masing-masing menapaki jalan yang benar. Saya yakin bahwa agama Kristen dan Katolik juga mengajarkan hal yang sama. Hanya saja, Bumi ini sangat luas dan kondisi kehidupan di setiap negara berbeda-beda.
Relawan kita, Faisal Hu, adalah seorang umat Islam. Di Turki, lewat kegiatan Tzu Chi, dia membimbing dan memperhatikan para pengungsi. Jadi, baik umat Katolik, Kristen, Islam, maupun Buddha, kita mengasihi dan melindungi semuanya dengan semangat kemanusiaan. Karena itu, saat bertemu secara langsung, kita merasa dekat satu sama lain.
Melihat para pastor yang hadir di sini hari ini, saya juga merasa sangat dekat karena kita menapaki jalan yang sama dan sama-sama berusaha untuk membimbing orang-orang ke arah yang benar. Karena itu, kita hendaknya bekerja sama dengan harmonis.
“Dari depo daur ulang dan pencurahan perhatian di panti penyandang disabilitas, saya merasakan dedikasi, komitmen, dan sumbangsih Tzu Chi,” kata Pastor Andrew.
“Yang dilakukan oleh Tzu Chi bukanlah hal-hal yang luar biasa, tetapi esensinya adalah cinta kasih. Inilah yang harus kita lakukan. Tujuan kita bukanlah mengubah orang lain, melainkan membangkitkan semangat kemanusiaan mereka,” kata Doktor Gary.
Bencana alam yang terjadi sangatlah banyak. Dalam ajaran Buddha, ini berkaitan dengan karma kolektif semua makhluk. Makin banyak orang baik, berkah yang tercipta akan makin besar. Berkah bagaikan lapisan pelindung yang melindungi dunia ini. Kita semua berdoa. Ada yang berdoa kepada Tuhan, ada yang berdoa kepada Bunda Maria, ada yang berdoa kepada Allah, ada pula yang berdoa kepada Buddha. Orang-orang berdoa semoga dunia damai dan tenteram.
Orang-orang yang memiliki keyakinan dan agama akan lebih harmonis. Pikiran mereka tidak akan bergejolak hingga menimbulkan peperangan. Jadi, kita harus berdoa dengan tulus dan berusaha untuk menyucikan hati manusia agar hati setiap orang penuh dengan niat baik dan semua orang saling mengasihi. Jika bisa demikian, dunia akan damai dan tenteram.
Bersumbangsih bagi dunia tanpa memandang perbedaan agama, inilah potensi kebajikan. Kita semua memiliki potensi untuk menyucikan hati manusia. Kita semua menyebarkan Dharma atau ajaran. Dengan menyebarkan Dharma, kita mengembangkan potensi kebajikan kita. Di tengah masyarakat, kita menjalankan fungsi kita. Orang-orang berbisnis dengan cara masing-masing untuk meraih keuntungan. Bagaimana cara kita menyucikan hati manusia?
Setiap orang memiliki tanggung jawab dan fungsi masing-masing. Setiap agama juga memiliki potensi kebajikan masing-masing. Baik umat Buddha, Katolik, maupun Kristen, semuanya saling menghormati dan mengasihi. Antaragama saling menghormati dan mengasihi. Saya berharap kita dapat bersatu. Kita hendaknya terus menyebarkan suara cinta kasih.
Saat melihat orang baik berbuat baik, kita akan terinspirasi oleh mereka. Selain itu, dengan lebih banyak mendengar kata-kata baik, kondisi batin kita pun akan lebih tenang. Jika terus mendengar tentang pertikaian, orang baik pun mungkin akan terpengaruh untuk bertikai dengan orang lain. Ini tidak bermanfaat bagi dunia. Jadi, agama memiliki potensi kebajikan untuk membimbing orang-orang.
Intinya, kita hendaknya lebih sering membagikan kisah yang baik dan benar-benar membimbing orang ke arah yang baik. Tanggung jawab saya ialah menyebarkan Dharma dan berbagi metode yang baik dengan orang-orang. Jadi, meski menggunakan bahasa yang berbeda-beda, kita memiliki tujuan yang sama. Saya terus mengingatkan untuk menuju arah yang benar. Kita tidak boleh menyimpang sedikit pun.
Saya sangat gembira bisa bertemu dengan uskup agung dan para pastor. Kita semua menapaki jalan yang sama dan memiliki cinta kasih yang sama. Mari kita bekerja keras dan mengembangkan potensi kebajikan kita. Kita harus bekerja keras. Dengan kata lain, mari kita menghimpun orang-orang yang memiliki kebajikan dan cinta kasih untuk bersama-sama menapaki jalan kebajikan. Kita sama-sama melatih diri di jalan yang lapang ini. Inilah arah tujuan kita semua.
Melindungi semua makhluk dengan cinta kasih agung
Menjaga keharmonisan antaragama dan saling menghormati
Berdoa dengan tulus semoga dunia damai dan tenteram
Bersama-sama menapaki jalan kebenaran dan menghimpun aliran kebajikan