“Yang disebut sebagai orang normal ialah seseorang yang dapat bekerja dengan baik, merawat keluarga, dan berbakti kepada orang tua. Saya ingin memulai hidup baru dan menjadi orang yang normal,” kata A-fu Pasien.
“Pada bulan Juni 2020, kami menerima setumpuk dokumen medis yang tebal beserta formulir rujukan. Di sana tertulis tentang seorang pria berusia 41 tahun dengan berat badan mencapai 280 kilogram. Dia juga menderita diabetes, infeksi kulit, dan berbagai penyakit lainnya. Saat tiba di rumah A-fu, kami melihat tubuhnya yang sangat besar. Selama proses ini, tubuhnya mengalami kondisi psoriasis yang cukup parah,” kata Wu Fang-xi Kepala Divisi Layanan Sosial.
“Masalah kedua yang dihadapi A-fu ialah dia perlu menurunkan berat badannya. Saat itu, dr. Zhang Jian-hui menetapkan target berat badan 150 kilogram untuknya. Ini membutuhkan pengendalian pola makan. Kami memiliki 2 ahli gizi yang bergabung dalam tim kami dan A-fu mulai menjalankan program pengendalian pola makan yang ketat. Ditambah lagi, dr. Zhang Jian-hui meminta A-fu untuk tidak minum minuman manis. Selain memperhatikan pola makan, A-fu juga perlu berolahraga dan keluar rumah,” lanjut Wu Fang-xi.
“Tim survei kasus Sanchong membuatkan pakaian untuk A-fu agar dia dapat keluar rumah. Kami mengajaknya ke Depo Daur Ulang Sanchong untuk melakukan daur ulang. Pada tanggal 11 Maret 2021, A-fu untuk pertama kalinya memasuki pintu RS Tzu Chi. Pada hari itu, berat badannya tercatat 204 kilogram,” pungkas Wu Fang-xi.
“Setelah tiba di rumah sakit, kami berharap bahwa A-fu dapat terus berusaha secara konsisten untuk mencapai target berat badan 150 kilogram. Kami berharap bahwa selain mengonsumsi obat dan mengatur pola makan, A-fu dapat menambah aktivitas fisiknya. Oleh karena itu, kami menerapkan olahraga untuk meningkatkan aktivitas fisiknya,” kata dr. Liao Yu-huang Dokter spesialis endokrinologi.
“Kami menyemangati A-fu untuk memulai dengan aktivitas sederhana yang bisa dilakukan di rumah, seperti latihan berdiri di tempat untuk melatih kekuatan ototnya. A-fu menerima saran ini dan tekun menjalankannya. Sedikit demi sedikit, kami membantu meningkatkan intensitas latihannya dan berat badan A-fu perlahan menurun dari 200 kilogram hingga mendekati target 150 kilogram,” pungkas dr. Liao Yu-huang.
“Saya ingat saat itu, ketika A-fu datang ke ruang praktik saya, beratnya sudah mencapai 150 kilogram. Saat masuk, dia berkata, ‘Dokter Zhang, saya sudah menunggu lama. Saya sudah menunggu 3 tahun dan akhirnya dapat bertemu Anda.’ Saya berkata, ‘Dari 280 kilogram, Anda sudah berjuang keras hingga mencapai 150 kilogram. Selanjutnya, giliran tim bedah kami yang akan membantu Anda.’ Tahap berikutnya ialah melakukan prosedur operasi,” kata dr. Zhang Jian-hui Dokter spesialis bedah umum.
“Sesungguhnya, saya sangat berterima kasih atas motivasi dan tekad kuat yang dimiliki oleh A-fu. Berkat itu, dia mampu terus mengatasi keinginannya secara fisik dan biologis hingga mencapai titik hari ini. A-fu juga harus berterima kasih pada diri sendiri,” pungkas dr. Zhang Jian-hui.
A-fu selama bertahun-tahun ini memang mendapat perhatian banyak orang. Di masa lalu, kondisi fisiknya sangat gemuk, tetapi kini dia telah mengalami perubahan yang luar biasa. Perubahannya terlihat cepat, tetapi sesungguhnya membutuhkan proses bertahun-tahun. Intinya, waktu terus berlalu, tetapi cinta kasih dan perhatian yang diberikan kepadanya tidak pernah hilang dan selalu ada. Namun, yang paling penting ialah dirinya sendiri yang bersedia untuk berjuang. Inilah yang disebut dengan tekad. Keinginan untuk tidak membiarkan diri sendiri terpuruk adalah hal paling penting.
“Saya ingin berterima kasih kepada tim yang dipimpin oleh Kepala RS Zhao karena telah memberikan kehidupan yang baru bagi saya. Tujuan awal saya ialah untuk bangkit dan menjadi anak yang dapat diandalkan oleh orang tua. Saat ini, saya sudah mulai bekerja dan mulai untuk bersumbangsih setiap bulan dan saya mulai untuk bersumbangsih setiap bulan bagi orang-orang yang membutuhkan,” kata A-fu Pasien.
“Setiap bulan, saya menyerahkan donasi tersebut kepada para pekerja sosial. Saya sungguh-sungguh berterima kasih atas cinta kasih dan perhatian dari semua orang. Kekuatan Tzu Chi sangatlah besar dan telah membantu saya melangkah ke arah yang positif,” pungkas A-fu.
Anda telah berhasil. Anda sangat tekun dan memiliki tekad. Anda patut untuk diapresiasi. Hal yang paling saya syukuri ialah berhasil membangun misi kesehatan. Misi kesehatan kita telah menyelamatkan kehidupan dan melindungi kesehatan dengan cinta kasih. Saat pandemi Covid-19 berlangsung, dokter kita tidak pernah absen. Perawat kita juga tetap berjaga dengan penuh dedikasi. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang biasa.
Saat itu, saya berbincang dengan setiap kepala rumah sakit setiap pagi dan terus berkata kepada mereka, “Di masa seperti ini, kita bagaikan penjaga gerbang kota yang akan menghadapi serangan musuh. Kita harus menjadi pemimpin dan memimpin pasukan untuk bersama-sama melindungi kota.” “Oleh karena itu, semuanya harus mengenakan baju zirah.” Apakah kalian masih ingat? Kalian terus mengenakan baju zirah dan melindungi kota. Semuanya sangat berani dan tangguh.
Kita dapat melhat kondisi di ruang perawatan. Di sana terlihat bahwa seorang pasien merasa cemas dan gelisah. Perawat kita menggunakan berbagai cara untuk mendampingi pasien. Ini semua adalah masa lalu yang merupakan bagian dari sejarah. Sejarah ini belum berlalu lama, sekitar 3 tahun yang lalu. Ini adalah perjalanan yang tidak mudah. Saya bersyukur karena Tzu Chi dapat melewatinya. Empat Misi Tzu Chi diwujudkan dengan baik sehingga kita dapat mencatat sejarah. Kita sungguh-sungguh telah melakukannya.
Dharma yang sejati telah dijalankan oleh orang-orang yang sungguh hati. Terlebih lagi, di masa ini, kita selalu bersumbangsih dengan kesungguhan hati. Pada masa itu, insan Tzu Chi tetap melakukan kunjungan. Bagi mereka yang kesulitan untuk keluar rumah karena diisolasi, kita akan membelikan barang-barang kebutuhan bagi mereka. Relawan akan berkata, “Barangnya ada di depan. Pastikan kalian mengambilnya.” Itulah yang kita lakukan di masa itu. Jadi, saya berharap bahwa kita dapat mencatat sejarah besar di era ini.
Saat ini, Tzu Chi dapat menjangkau seluruh dunia. Dengan semangat dan nilai-nilai Buddha, kita dapat menginspirasi banyak orang dari berbagai profesi untuk turut bergabung. Saya merasa bahwa di era itu, hal yang dilakukan oleh Tzu Chi tidaklah sedikit. Semua ini bukan hanya 1 orang yang melakukannya, melainkan kita membutuhkan banyak orang. Hanya manusialah yang dapat menyebarkan Dharma. Hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus berkata, “Saya senang menapaki jalan ini. Marilah, saya akan menggandengmu berjalan di sini.”
Satu orang disebut sendirian, sementara tiga orang disebut kelompok. Seorang diri memang akan merasa kesepian, tetapi ketika tiga orang berhimpun, akan membentuk kelompok yang stabil. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh dan mewariskan misi Tzu Chi ke generasi mendatang. Terima kasih, dokter dan perawat sekalian. Hendaknya kita melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Semua orang harus bersedia melakukan ini. Terima kasih.
Menyelamatkan dan melindungi kehidupan dengan cinta kasih
Mengubah penderitaan dan mengatasi sakit penyakit
Membentuk kelompok dan menghimpun kekuatan
Menjalankan misi kesehatan dengan ketulusan, ikrar, dan praktik nyata