“Saat berada di atas panggung, sesungguhnya kami sama sekali tidak tahu bagaimana kekompakan gerakan dan nyanyian kami. Kemudian, saya melihat rekaman video dengan saksama dan mendapati bahwa setiap orang bernyanyi dan melakukan setiap gerakan dengan segenap hati dan tenaga. Kekompakan semua partisipan pementasan sungguh sangat menyentuh. Yang paling mencolok ialah para perawat yang sangat bersungguh hati,” kata Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Wakil Kepala RS Yu yang pertama kali berpartisipasi juga dapat melakukan semua gerakan dengan tepat. Begitu pula dengan Ying-chao. Pada pukul 06.55 kemarin pagi, Ying-chao baru kembali ke Taiwan. Saat mendalami teknik bedah dasar tengkorak di AS, dia juga menyaksikan video yang kita kirim dan berlatih dengan tekun. Karena itu, setelah kembali ke Taiwan, dia dapat mengikuti pementasan bersama kami,” pungkas Chien Sou-hsin.

“Saat kami mempersembahkan pementasan tahun lalu, Master tidak berada di sini. Kali ini, bagaimanapun saya harus kembali. Sebagai bagian dari tim, saya tidak boleh absen. Apa pun yang terjadi, saya tetap harus kembali. Kepala RS Chien juga khawatir saya tidak sempat berlatih. Namun, saya berjanji padanya bahwa saya akan berlatih,” kata Lin Ying-chao Sekretaris medis RS Tzu Chi Taichung.

Untuk menunjukkan keindahan, dibutuhkan ketulusan. Tanpa ketulusan, kita tidak akan bersatu. Dengan bersatu, kita dapat menunjukkan ketertiban yang sangat indah. Semua orang dapat menunjukkan ketertiban dan kekompakan karena memiliki kesatuan hati. Tanpa kesatuan hati, kita tidak akan bisa menunjukkan keindahan kelompok seperti ini. Inilah semangat budaya humanis Tzu Chi. Para tenaga medis kita selalu sangat waspada karena pekerjaan mereka berkaitan dengan kehidupan.

“Sekitar 3,5 tahun yang lalu, seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun mengidap kanker kolon sigmoid yang telah menyebar ke kandung kemih. Itu setidaknya sudah mencapai stadium 3, tetapi pasien enggan menjalani operasi. Jika pasien ini tidak diobati, kanker stadium 3 akan berkembang menjadi stadium 4 dan pada akhirnya, dia hanya bisa menjalani perawatan paliatif. Saya menjelaskan panjang lebar padanya bahwa jika tidak menjalani pengobatan, kanker ini akan merenggut nyawanya. Namun, dia enggan menerima nasihat saya,” kata Fang Jia-wei Dokter spesialis bedah kolorektal.

“Saat mulai kehabisan cara, saya melihat istrinya menangis di samping dan berkata, ‘Jika Anda enggan menjalani pengobatan, setelah Anda pergi 3 bulan atau setengah tahun nanti, istrimu akan sendirian.’ Setelah itu, dia ikut meneteskan air mata dan berkata, ‘Baiklah, saya akan menjalani operasi besok.’ Saya menjalankan operasi ini bersama Kepala Departemen Lin dari departemen urologi,” lanjut Fang Jia-wei.

Fang Jia-wei melanjutkan “Pertama-tama, kami mengangkat tumor dari kolon dan kandung kemih, membuat anus buatan, dan melakukan rekonstruksi kolon agar dia dapat buang air besar dari anus buatan. Lalu, kami juga membuat kandung kemih buatan. Operasi ini berlangsung selama 11 jam. Meski luka sayatannya sangat besar, dia dapat keluar rumah sakit dua minggu setelah operasi. Dia berkata bahwa dia sangat berterima kasih pada saya yang agak mengancamnya agar setuju untuk menjalani operasi sehingga usia kehidupannya bertambah 3 tahun lebih.”

“Selama 3 tahun lebih itu, tumornya tidak kambuh ataupun menyebar. Saya merasa bahwa dalam menjalankan operasi, keterampilan medis sangatlah penting. Kita sendiri harus tekun meningkatkan keterampilan kita. Selain itu, komunikasi dengan pasien juga tak kalah pentingnya,” pungkas Fang Jia-wei.

Dalam operasi, setelah membuat sayatan, para dokter harus menggunakan klem di sana dan di sini serta mengangkat bagian-bagian yang perlu diangkat. Kita sering melihat para dokter membagikan hal seperti ini. Ini sungguh tidak terbayangkan. Di alam semesta atau makrokosmos yang sangat luas ini, terdapat banyak materi. Bagaimana dengan mikrokosmos atau tubuh manusia?

Di dalam tubuh manusia yang sangat kecil, juga terdapat banyak materi. Setiap incinya penuh dengan kehidupan. Bakteri yang sangat kecil juga hidup dalam tubuh kita. Bakteri jahat yang sangat kecil pun dapat membahayakan kesehatan kita jika menyebar. Ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, dengan keterampilan dan metode yang menakjubkan, para dokter dapat menemukan dan melenyapkannya. Ini sungguh tidak mudah dan menakjubkan. Intinya, ini sulit dideskripsikan dengan kata-kata, terlebih jalinan kasih sayang di antara tenaga medis kita.

Saya selalu merasa bahwa jalinan kasih sayang dan kesatuan hati kalian sangatlah indah. Semua orang dalam sistem medis kita hendaknya berhimpun untuk menampilkan keindahan di jalan medis Tzu Chi. Saya merasa bahwa ini sangat dibutuhkan di dunia ini. Sesungguhnya, Tzu Chi telah menginspirasi banyak orang di dunia dari berbagai kalangan. Saat terjun ke tengah masyarakat, insan Tzu Chi juga menyebarkan ajaran kebajikan. Selain misi kesehatan, kita juga memiliki misi pendidikan.

Adakalanya, saat guru kita membawa sekelompok murid ke stasiun kereta ataupun bandara, perhatian orang-orang selalu tertuju pada mereka karena ketertiban mereka. Karena itu jugalah, Tzu Chi selalu dipuji di mana-mana. Saya sangat bersyukur. Kemarin, kalian benar-benar menenangkan hati saya. Belakangan ini, saya sungguh sangat khawatir. Yang paling saya khawatirkan ialah misi kesehatan karena berkaitan langsung dengan kehidupan.

“Angka 60/40 ini adalah tekanan darah seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun yang mengidap penyakit ginjal polikistik. Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit bawaan. Karena penyakit bawaannya ini, pasien ini pun mulai menjalani cuci darah. Sekitar 9 tahun yang lalu, dia mengalami infeksi kista sehingga kedua ginjalnya diangkat. Setelah itu, tekanan darahnya menjadi rendah,” kata Chen Yi-xin Dokter spesialis nefrologi.

“Terkadang, setelah ginjal diangkat, kelenjar adrenal akan terpengaruh. Sejak saat itu, kami memberinya pengobatan tradisional untuk meningkatkan fungsi kelenjar adrenalnya dan mengendalikan tekanan darahnya. Namun, seiring waktu, tekanan darahnya terus menurun. Pengobatan tradisional yang diberikan tidak membawa efek apa-apa padanya. Tekanan darahnya selalu sangat rendah. Karena itu, dia tidak bisa bekerja, mengalami keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari, dan sering pingsan,” lanjut Chen Yi-xin.

Chen Yi-xin melanjutkan “Saya lalu memikirkan dan mencari berbagai cara hingga akhirnya menemukan obat yang sangat unik. Obat ini memiliki efek samping yang unik, yaitu dapat membuat tekanan darah meningkat. Obat ini juga dapat memperbaiki kondisi kaum lansia yang mengalami hipotensi ortostatik. Jadi, kami terlebih dahulu berdiskusi dengan pasien.”

“Saya berkata, ‘Anda mungkin adalah pasien cuci darah pertama di dunia yang menggunakan obat ini.’ Kami terus memantau kondisinya selama 3 hingga 4 bulan dan tekanan darahnya stabil di 120/80. Dapat melihatnya kembali bekerja, kami sangat gembira. Kami juga memublikasikan hal ini dalam Journal of the American Society of Nephrology. Jadi, kami juga memperoleh pengakuan dari dunia internasional,” pungkas Chen Yi-xin.

Penderitaan terbesar dalam hidup ini adalah penyakit. Yang paling dibutuhkan pasien ialah dokter yang dapat merawat mereka serta melenyapkan derita dan membawa kebahagiaan bagi mereka. Para tenaga medis kita memiliki kesatuan hati dan tekad. Ini menunjukkan bahwa mereka mempraktikkan semangat budaya humanis Tzu Chi. Saya sungguh sangat bersyukur. Kita harus menggunakan cinta kasih untuk menyatukan hati, tekad, pikiran, dan ikrar semua orang. Ini tidaklah mudah. Singkat kata, saya sangat tersentuh dan bersukacita.

Saya berharap semangat seperti ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi hingga selamanya dan tersebar luas ke bidang medis di seluruh dunia. Kita hendaknya tak hanya mengobati fisik. Yang terpenting ialah mengobati hati dan pikiran. Jika bisa demikian, berarti kita menciptakan berkah bagi dunia. Terima kasih.

Para dokter menunjukkan keindahan dari kekompakan
Mengamati kondisi tubuh pasien dengan saksama untuk memberikan pengobatan yang tepat
Mempraktikkan kebajikan dengan tekad dan pikiran yang tulus dan murni
Melenyapkan penderitaan, membawa kebahagiaan, dan menyebarkan semangat budaya humanis Tzu Chi