“Pada Juni 2023, Master menyerahkan Sutra Bunga Teratai miliknya kepada Perpustakaan Nasional Taiwan untuk direstorasi. Kita bisa melihat bahwa kondisi Sutra Bunga Teratai ini jauh lebih parah dari bayangan kita. Ada halaman yang lembap, ada yang ditumbuhi jamur, dan ada pula yang digerogoti serangga. Selain itu, juga ada halaman yang berlubang,” kata Yang Jing-hui Penulis naskah Da Ai TV.
“Konservator mendapati bahwa banyak halaman dari Sutra Bunga Teratai milik Master yang sebelumnya pernah direstorasi dengan amplop surat zaman dahulu. Sesungguhnya, saat membuka Sutra Bunga Teratai ini, kita bisa mencium aroma kapur barus. Saya yakin bahwa ini merupakan upaya untuk menghilangkan kelembapan dan mengusir serangga. Kita juga mendapati bahwa Sutra Bunga Teratai milik Master ini diterbitkan antara tahun 1962–1974 pada Dinasti Qing,” lanjut Yang Jing-hui.
“Saat mewawancarai konservator, kita bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merestorasi Sutra tersebut. Berbeda dengan Al-Qur’an yang merupakan satu buku, Sutra Bunga Teratai ini terdiri atas tujuh bagian. Berdasarkan evaluasi mereka, butuh waktu sekitar 2,5 tahun untuk merestorasinya. Dalam proses ini, mereka mungkin harus mencari kertas yang cocok ataupun mengunjungi tempat penerbitannya,” pungkas Yang Jing-hui.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur. Sutra Bunga Teratai yang kalian bahas tadi sungguh sangat berharga. Saya hanya tahu bahwa Sutra ini sangat berharga, tetapi kurang memahami bagaimana melindunginya dari waktu, suhu, dan kelembapan. Saya masih kekurangan pengetahuan seperti ini. Meski demikian, saya tahu bahwa Sutra ini adalah esensi ajaran Buddha. Sutra ini mengajarkan praktik Bodhisatwa. Sutra ini terdiri atas tujuh bagian dan memang sangat panjang.
Saya membeli Sutra ini saat berada di Vihara Ci Yun. Saat itu, seorang umat berkata, “Saat membersihkan rumah, tetangga saya menemukan sebuah Sutra.” Saat itulah saya membelinya. Demikianlah asal mulanya. Dari Sutra ini, saya mempelajari banyak pengetahuan di dunia dan memahami bahwa segala sesuatu di alam semesta tidak datang dengan mudah.
Kini, kalian mungkin merasa bahwa saya beralih ke topik lain lagi. Sesungguhnya, saya tidak beralih ke topik lain. Sutra ini menceritakan tentang zaman Buddha. Pada zaman Buddha, Buddha membabarkan Dharma. Setelah ratusan, bahkan ribuan tahun, Dharma terus diwariskan. Sutra ini mengajarkan praktik Bodhisatwa. Jadi, Bodhisatwa bukan tentang wujudnya saja.
Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Untuk membangkitkan hakikat kebuddhaan setiap orang, kita harus menjalankan praktik Bodhisatwa. Selain itu, praktik ini juga perlu diwariskan hingga masa mendatang. Karena itulah, saya sering mengulas tentang waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Ini berkaitan dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Waktu tidak pernah berhenti. Seiring waktu yang terus berlalu, kita akan menjangkau makin banyak tempat. Waktu sekarang hanyalah sebuah proses dan proses ini terus berlalu. Akan tetapi, setiap momen dalam proses ini sangat mengkhawatirkan. Topan kali ini telah berlalu. Namun, ada kerusakan yang ditimbulkan.
Griya Jing Si juga mengabari kita bahwa ada tanaman pot, pohon, pintu, dan jendela yang diterpa angin dan mengalami kerusakan. Saya sangat khawatir. Namun, saya berkata pada diri sendiri, “Apa gunanya merasa khawatir?” Jadi, saya harus tetap tenang dan berdoa semoga orang-orang dapat melewati setiap detik dengan aman dan selamat. Meski demikian, setiap detik, saya tetap merasa khawatir.
Seiring berlalunya waktu, kekhawatiran itu tetap ada. Detik demi detik terus berlalu dan saya tetap merasa khawatir. Baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi detik berikutnya, tetapi semuanya berlalu dengan cepat. Bagaimana kondisi wilayah yang dihantam topan? Saya sungguh sangat khawatir. Namun, saya juga terus berkata bahwa khawatir pun tidak ada gunanya. Mari kita membangkitkan ketulusan dan berdoa dengan hati yang tulus.
Detik demi detik terus berlalu. Semoga di detik ini dan detik-detik berikutnya yang tak terhitung, semua orang dapat aman dan tenteram. Agar dunia tenteram, pikiran kita harus damai. Selain itu, kita juga harus berikrar untuk berbuat baik. Berbuat baik sangatlah penting. Apa yang kita lakukan sekarang berawal dari pikiran kita pada detik sebelumnya. Apa yang kita lakukan sekarang akan segera menjadi masa lalu. Semuanya terjadi dalam hitungan detik. Jadi, mari kita membangkitkan niat baik setiap waktu, menit, dan detik. Inilah niat untuk menciptakan berkah.
Saya ingin meminta Bodhisatwa sekalian untuk memperhatikan para Bodhisatwa lansia kita. Pascatopan, kalian juga harus memperhatikan warga lansia di komunitas masing-masing. Perhatikanlah apakah di antara mereka terdapat relawan senior kita. Jika ada relawan senior, katakanlah pada mereka bahwa saya juga sangat peduli pada mereka. Mereka adalah relawan lansia yang bergabung dengan Tzu Chi sejak masa-masa awal. Kini, mereka telah berusia 70-an, 80-an, atau 90-an tahun. Sungguh, mereka telah lanjut usia. Karena itulah, saya meminta kalian untuk mewakili saya memperhatikan mereka.
Pascatopan, jalan pegunungan belum stabil untuk dilewati. Saya berharap kalian tidak mengambil risiko untuk pergi ke wilayah pegunungan. Hubungilah orang-orang di pegunungan dengan panggilan video. Jangan memaksakan diri untuk berkunjung sekarang. Ini akan membuat saya lebih tenang. Singkat kata, kalian selalu mempertimbangkan banyak hal demi saya dan benar-benar melakukannya. Namun, kalian harus mengutamakan keselamatan diri.
Kekuatan tekad kalian sangatlah besar dan kalian pasti bisa mewujudkan tekad kalian. Wakililah saya untuk memperhatikan orang-orang. Selain saudara se-Dharma, semua penerima bantuan kita yang telah lanjut usia pun harus kalian perhatikan. Ini harus benar-benar kita jalankan sekarang. Saat ini, saya berharap insan Tzu Chi di berbagai wilayah dapat mengemban tanggung jawab untuk memperhatikan orang-orang.
Sutra Bunga Teratai mengajarkan praktik Bodhisatwa
Mempraktikkan dan mewariskan Dharma
Menciptakan berkah dan membangkitkan kebajikan dengan hati yang tulus
Berdoa semoga semua orang selamat dan saling memperhatikan