“Seminggu sebelum bertugas di Kompleks Tzu Chi Neihu, saya selalu menelepon relawan kita satu per satu untuk mengajak mereka menggarap ladang berkah bersama. Setiap kali, para relawan kita selalu sangat antusias. Ada sekitar 80, 90, hingga lebih dari 100 orang yang turut menggarap ladang berkah. Berhubung saya melakukan perencanaan terlebih dahulu, semua tugas selalu dirampungkan dengan lancar. Setelah itu, para relawan kita juga membantu membersihkan peralatan dan mengembalikannya ke tempat semula. Kami telah mempraktikkan kekompakan tim,” kata Zheng Chao-qing relawan Tzu Chi.
“Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya menemukan arah tujuan saya dan selalu bersumbangsih dengan langkah yang mantap. Saya sering mengingatkan diri sendiri bahwa selagi tubuh saya masih sehat, saya harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh untuk bersumbangsih dan menciptakan kehidupan yang bernilai,” pungkas Zheng Chao-qing.
“Tim relawan yang mengurus kebun sayur menganggap kebun sayur sebagai ladang pelatihan. Sama seperti menggarap ladang batin, kita juga menabur benih yang baik di atas tanah dan mencabut rumput liar di sekitarnya. Para relawan kita membagi tugas dan bekerja sama dengan harmonis sehingga memperoleh hasil yang baik,” kata Wang Guang-yuan relawan Tzu Chi.
Saya sangat bersyukur atas sayuran dan buah-buahan termanis dan terharum yang kalian persembahkan. Ini berkat kesungguhan hati dan cinta kasih kalian. Terlebih Kompleks Tzu Chi Neihu, setiap kali berkunjung ke sana, saya merasa bahwa saya enggan meninggalkan tempat itu. Lingkungannya sungguh sangat indah. Di sana juga terdengar dengungan serangga dan kicauan burung. Ini adalah fakta, bukan perumpamaan. Lahan itu sungguh sangat indah.
Saat saya berdiri di sana untuk melihat danau yang ada di depan, hati saya menjadi sangat tenang. Danau itu sangatlah indah. Namun, berhubung kini perkotaan terus berkembang, kita tidak dapat melihat pemandangan danau secara menyeluruh dari dalam kompleks kita. Namun, dengungan serangga dan kicauan burung tetap ada. Jadi, lahan ini sungguh sangat indah. Namun, saya pernah melihat ular di sana. Karena itu, kalian harus berhati-hati di sekitar sana. Saat itu, ular itu melingkar di dekat pintu masuk. Intinya, di ladang pelatihan kita terdapat manusia dan hewan, seperti burung.
Saya juga melihat foto kupu-kupu yang kalian ambil. Itu adalah kupu-kupu yang ada di kebun kita. Ini membuat saya teringat akan masa muda saya. Adakalanya, saat pulang ke kampung halaman, saya melihat kupu-kupu beterbangan di tengah rerumputan. Kenangan masa lalu kembali muncul dalam benak saya. Saya merasa bahwa kehidupan penuh cinta kasih dan dunia ini penuh kenikmatan. Kehidupan manusia di dunia ini sungguh penuh kenikmatan. Manusia juga termasuk makhluk hidup. Sebagai makhluk yang berakal budi, manusia hendaknya mengasihi dan melindungi makhluk lainnya.
Kita hendaknya tidak melukai hewan karena kontribusi hewan bagi manusia sangatlah besar. Kupu-kupu mengumpulkan nektar dari bunga. Lebah juga mengumpulkan nektar tanpa melukai bunga dan buah. Selain itu, lebah juga menghasilkan madu bagi manusia dan membantu menyebarkan serbuk sari ke tempat lain. Manusia telah menikmati segala sesuatu yang disediakan oleh alam, bukan hanya makanan, tetapi juga pemandangan alam.
Saya sungguh sangat bersyukur kepada relawan kita yang telah menanam mawar dan bunga lainnya di kebun kita. Kalian juga membuat balsam daun jintan. Saya yakin bahwa kalian juga bisa membuat balsam dari tanaman lain. Balsam ini sangat bermanfaat. Adakalanya, saat digigit nyamuk, saya akan mengoleskan sedikit balsam ini. Ini dapat mengatasi bentol dengan cepat. Jadi, sangat efektif. Jika kalian membuat balsam ini lagi, berbagilah dengan lebih banyak orang.
Alam telah menyediakan beragam sumber daya yang dapat kita gunakan, makan, dan kagumi. Berhubung alam telah menyediakan banyak sumber daya untuk manusia, kita hendaknya senantiasa bersyukur. Saya juga bersyukur setiap menit dan detik. Saya bersyukur atas budi luhur Buddha, Dharma, dan guru saya. Jadi, saya bersyukur atas budi luhur Tiga Permata. Hati saya dipenuhi rasa syukur. Terhadap kalian, saya juga sangat bersyukur. Tanpa kalian, tidak akan ada Tzu Chi. Tanpa Tzu Chi, banyak orang di seluruh dunia yang akan tetap menderita.
Mengenai topan kali ini, semua orang hendaknya menyaksikan Da Ai TV untuk memperoleh lebih banyak informasi. Kekuatan topan kali ini sangatlah besar dan jangkauannya pun sangat luas, mencakup seluruh Taiwan. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Saya berharap para relawan kita dapat mengingatkan para donatur dan relawan daur ulang kita untuk menutup pintu dan jendela dengan rapat. Beri tahu mereka bahwa saya mengimbau orang-orang untuk tetap berada di rumah.
Saat topan menerjang, janganlah berpikir untuk merapikan barang daur ulang lagi. Kalian harus menggantikan saya untuk menjaga para Bodhisatwa lansia kita. Kita hendaknya memperhatikan satu sama lain dengan kekuatan cinta kasih. Jadi, semua orang harus memastikan bahwa pintu dan jendela tertutup rapat, tidak keluar di tengah angin kencang dan hujan deras, dan berdoa dengan tulus.
Beberapa hari belakangan ini, inilah yang selalu saya katakan. Untuk menciptakan berkah, kita harus membina ketulusan. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Semoga kalian sehat lahir dan batin. Ingatlah untuk berdoa dengan tulus serta menutup pintu dan jendela dengan rapat. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.
Bersyukur atas sumber daya alam yang berlimpah
Bermawas diri dan berhati tulus dalam mengantisipasi topan
Saling memperhatikan dengan cinta kasih
Menenteramkan jiwa dan raga serta memupuk berkah Bersama