“Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk menghadiri acara yang sangat penting, yakni acara bermergernya dua universitas kita. Master berkata bahwa lagu Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi akan dijadikan lagu fakultas keperawatan kita. Itu membuat kami sangat senang,” kata Peng Tai-zhu Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Tzu Chi.
“Master, kami di sini bertekad untuk menjaga fakultas keperawatan dan mengajar mahasiswa dengan baik agar mereka dapat menjadi perawat di masa depan.”
Saya sangat terharu. Saya sudah sangat lama tidak mendengar lagu ini. Namun, saya selamanya akan menyimpan lagu ini di dalam hati. Ada lirik yang berbunyi, “Bunga teratai akan bermekaran.” Tentu saja, jangan membiarkan bunga teratai di dalam hati layu begitu saja. Kita harus membuat kuntum demi kuntum teratai di kolam besar ini bermekaran.
Saya berharap para mahasiswa kita bisa memiliki hati seperti bunga teratai. Meskipun bunga teratai tumbuh di kolam berlumpur, ia tidak ternoda oleh lumpur. Saya juga berharap para mahasiswa yang kita bina bisa murni dan tanpa noda seperti bunga teratai agar mereka bisa bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah tujuan kita mendirikan fakultas keperawatan.
Lautan ilmu kedokteran sangatlah luas dan kita memiliki jalinan jodoh untuk berlayar bersama di jalur yang sama. Lirik lagu kampus kita memiliki makna yang sangat bagus dan melodi yang sangat indah. Semoga lagu itu dapat terus menjadi lagu kampus kita.
Saat kepala Akademi Keperawatan Tzu Chi, Zhang Fu-mei, dan rektor Universitas Tzu Chi, Li Ming-liang, pertama kali datang, saya berkata pada mereka bahwa saya hanya memiliki dua permintaan untuk kampus kita. Yang pertama ialah menerapkan pola makan vegetaris di area kampus kita. Yang kedua ialah memberlakukan aturan memakai seragam. Itulah kedua permintaan yang saya ajukan. Inilah yang dinamakan citra dan karakter kampus kita.
Selain itu, ajaran Buddha mengajarkan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk. Jadi, kita semua hendaknya bervegetaris. Inilah harapan saya. Semoga masyarakat bisa mendapat gambaran tentang bagaimana hidup yang benar dan lurus.
“Saya mulai bekerja di Universitas Tzu Chi pada tahun 2003. Pada tahun itu, Fan De-xin atau ‘Ayah Fan’ bekerja sebagai kepala urusan kesiswaan. Saat itu, dengan rambut yang dicat, saya mendaftar di Universitas Tzu Chi. Lalu, dengan kesungguhan hati dan niat baik, Ayah Fan terus menjelaskan pada saya bahwa sebenarnya pihak kampus berharap agar para staf memiliki penampilan yang rapi agar bisa menjalin interaksi yang positif dengan mahasiswa,” kata Xu Zhi-jie Ketua tim kegiatan ekstrakurikuler Kantor Urusan Kesiswaan.
“Sesungguhnya, di tahun pertama bekerja di sana, saya sungguh merasa tidak terbiasa. Namun, lama-kelamaan, saya menyadari bahwa di lingkungan kampus yang semua staf dan mahasiswa mengenakan seragam, semua orang terlihat setara dan ini akan mempermudah semua orang untuk menjalin interaksi dan komunikasi yang positif,” lanjut Xu Zhi-jie.
“Tahun lalu, saya bersyukur berkat dukungan istri saya, saya bisa berpartisipasi dalam pelatihan relawan. Yang paling ingin saya katakan ialah, ‘Ayah Fan, terima kasih telah membimbing saya.’ Dia berkata bahwa suatu hal yang dilakukan dalam jangka panjang akan menjadi kebiasaan. Ini sungguh benar adanya bagi saya. Saya kini telah menjadi insan Tzu Chi yang menyatukan profesi dan misi,” pungkas Xu Zhi-jie.
Bagi saya, citra dan karakter yang baik adalah aspek terpenting dalam menjalankan sekolah. Anak vegetarian secara natural akan menjadi pribadi yang baik. Bervegetaris menjernihkan tubuh dan hati. Dengan hati yang jernih, seseorang akan berhati bajik.
Seragam kita sangat sederhana dan selalu tampak begitu elegan. Seperti inilah gambaran dari kebajikan. Oleh karena itu, saya berharap mahasiswa kita bisa menumbuhkan kebajikan di dalam hati dan menunjukkan kerapian dari penampilan mereka. Kesederhanaan dan elegansi ini dapat dilihat oleh mata dari penampilan luar. Karena itu, saya selalu meminta mahasiswa untuk berpakaian dengan rapi.
Sebagai sosok teladan bagi mahasiswa, para profesor dan dosen tentu juga harus berpakaian dengan rapi. Saat memasuki lingkungan kampus, hanya dari seragam yang dikenakan, kita bisa langsung tahu jabatan seseorang, apakah itu dosen atau staf administratif. Inilah tujuan saya meminta semua orang mengenakan seragam.
Di lingkungan kampus, semua orang selalu sangat rapi, baik di jam istirahat maupun jam pelajaran. Dari sana, kualitas pendidikan kita juga bisa terlihat. Jadi, saya selalu sangat bersyukur kita telah membangun kualitas pendidikan dengan sangat stabil. Ketika ada orang yang masuk ke kampus kita, mereka bisa melihat dosen dan mahasiswa kita yang berpenampilan sederhana dan elegan. Inilah kebajikan. Dengan kebajikan, kita mengenal satu sama lain.
Kampus kita hanya menyediakan makanan vegetaris. Jadi, saat orang-orang masuk ke kampus kita, mereka tak akan mencium aroma bawang merah dan bawang putih ataupun aroma daging. Daging tidaklah bersih. Jadi, kita menyediakan makanan vegetaris serta berpenampilan sederhana dan elegan agar orang-orang bisa merasakan atmosfer pendidikan di kampus kita. Bukankah pendidikan itu tentang pembinaan karakter?
Kita dapat menilai karakter seseorang dari perilakunya, seperti saat berbicara, bertindak, berjalan, berdiam, duduk, dan berbaring. Kampus kita bisa membina karakter yang baik. Selama lebih dari 30 tahun, beginilah cara kita menjalankan pendidikan. Ini tidak hanya diterapkan di Hualien saja, tetapi juga di semua sekolah Tzu Chi di seluruh dunia. Walaupun letaknya sangat jauh dari kita, mereka tetap bisa menerapkan aturan yang sama.
Saya tidak mengajukan permintaan seperti ini, tetapi mereka sangat kagum terhadap cara kita menjalankan misi pendidikan sehingga mereka secara natural juga menerapkannya di sekolah mereka. Pada intinya, saya merasa bersyukur. Melihat perilaku siswa kita, kita dapat mengetahui kualitas pendidikan kita. Ada banyak hal yang telah terjadi.
Saat baru pertama kali mendirikan kampus, saya merasa sangat khawatir. Kini, dua universitas kita telah bermerger menjadi satu. Dahulu, dua universitas ini berada di dua lokasi yang berbeda. Sekarang, berkat jalinan jodoh, saya sangat bahagia karena secara perlahan dan stabil, kedua universitas ini telah bermerger menjadi satu universitas yang lebih komprehensif.
Saya selalu merasa bersyukur. Saya bersyukur kepada segenap dosen, profesor, dan staf misi pendidikan kita. Semoga kita semua bisa bersama-sama mengarungi lautan pengetahuan dengan kesatuan tekad.
Bagai bunga teratai yang murni tanpa noda meski tumbuh di kolam berlumpur
Membangun citra yang baik dan berlayar bersama dengan perahu cinta kasih
Menjadi teladan dengan berpenampilan sederhana dan elegan serta bersikap baik
Bertekad mengarungi lautan pengetahuan dan membina karakter