“Saya berikrar untuk menghirup keharuman Dharma setiap pagi. Hingga kini, baik berada di Singapura maupun melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, saya selalu meluangkan waktu untuk menghirup keharuman Dharma di pagi hari dan membuat catatan. Demikian pula dengan tim kami di Singapura. Setiap hari, lebih dari seratus relawan menghirup keharuman Dharma di pagi hari secara daring. Setiap anggota dari tim kami yang datang hari ini juga selalu mendengar Dharma di pagi hari,” kata Ma Qing-hua Wakil ketua Tzu Chi Singapura.
Saya percaya pada kalian.
“Kami akan terus membentangkan jalan untuk 50 generasi yang akan datang, bahkan lebih, agar dapat kembali menemukan cinta kasih Tzu Chi, semangat Tzu Chi, dan tekad awal masing-masing,” pungkas Ma Qing-hua.
Saya yakin bahwa kalian selalu berpegang pada ketulusan dan tekad pelatihan kalian. Saya yakin dengan adanya jalan di dalam hati kalian, sejauh apa pun jarak di antara kita, asalkan kalian menjaga tekad awal, hati kita akan saling bertautan hingga selamanya.
Ajaran Buddha memang harus dipraktikkan di dunia, tetapi yang terpenting, kita harus memulai langkah kita. Terjun ke tengah masyarakat dengan langkah yang mantap, ini sangatlah penting. Menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi sesama harus dimulai dari praktik nyata diri sendiri. Setiap orang hendaknya menjalankan tekad dan menjadi teladan bagi orang-orang. Kita menjadi teladan bukan demi nama. Kita bersumbangsih dengan hati yang tulus.
“Saya dan Kakak Cui-lian terus mencurahkan perhatian di Sri Lanka sejak tahun 2013. Kami sangat bersyukur pada bulan Agustus tahun ini, dengan restu dari Master, kami mengadakan baksos kesehatan berskala besar di Sri Lanka,” kata Zhang Ai-yu relawan Tzu Chi.
“Selama persiapan baksos, tim sosialisasi relawan baru membuat poster sendiri untuk memperkenalkan Empat Misi Tzu Chi, menyosialisasikan vegetarisme, dan memberikan penyuluhan kesehatan. Anggota Tzu Ching juga menggunakan bahasa Sinhala untuk berbagi tentang Tzu Chi dan manfaat bervegetaris. Mereka bahkan membuat model gigi dari kertas untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Mereka juga membawa celengan bambu untuk menggalang cinta kasih orang-orang dan mengadakan petisi vegetaris untuk mengimbau orang-orang bervegetaris,” kata Li Cui-lian relawan Tzu Chi.
Orang tua telah melahirkan dan membesarkan kita. Bagaimana kita membalas budi orang tua? Dengan membawa manfaat bagi semua makhluk dan bersumbangsih bagi dunia. Sudahkah kita melakukannya? Jika sudah, berarti kita membalas budi orang tua. Tubuh kita diberikan oleh orang tua kita. Setelah memiliki tubuh ini, yang terpenting ialah jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan berasal dari Dharma.
Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan utama, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Setiap orang bisa bersumbangsih sebagai Bodhisatwa. Ini harus kita lakukan di kehidupan sekarang. Kini, kalian yang berada di hadapan saya sudah berada di Jalan Bodhisatwa dan terus melangkah maju dengan mantap. Kalian adalah mitra bajik yang membawa manfaat satu sama lain sekaligus saudara se-Dharma. Kalian mengarah pada Dharma dan menapaki jalan kebenaran setiap hari. Saat berhimpun, yang kalian bahas ialah bagaimana menolong sesama. Jiwa kebijaksanaan dalam hidup kita tidak boleh terputus. Untuk itu, kita harus membina ketulusan.
Setiap hari, saya bertanya pada diri sendiri, “Sudahkah saya memperlakukan orang lain dengan tulus?” Kita harus tulus dan benar. Di Tzu Chi, saya ingin semua orang mempraktikkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Dalam hidup ini, kita harus memperlakukan orang lain dengan tulus dan melakukan segala hal dengan benar. Kita juga harus yakin. Saat berbicara dengan orang lain, janganlah kita berkata-kata kosong. Kita harus berbicara dengan jujur dan benar.
Kita harus tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh terhadap sesama manusia. Inilah kebenaran sejati di dunia ini. Kebenaran di dunia ini sangatlah banyak. Kita harus memulainya dari diri sendiri dengan mempraktikkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Kita harus yakin terhadap ajaran Buddha yang merupakan kebenaran sejati. Namun, kita jangan hanya menyimpan kebenaran di dalam hati tanpa mempraktikkannya.
Seiring berjalannya waktu, usia kehidupan kita juga terus berkurang. Karena itu, kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh untuk bersumbangsih bagi dunia. Sesederhana ini. Inilah yang berulang kali saya katakan. Saya ingin berkata bahwa inilah kebenaran sejati. Bukan hanya agama Buddha yang mengajarkan demikian, agama lain pun sama.
Kita mempraktikkan ajaran Buddha bukan demi memohon berkah. Kita tidak perlu memohon berkah. Pikirkanlah, apakah kita menciptakan berkah bagi dunia? Jika ya, berarti kita telah dipenuhi berkah. Jadi, memohon berkah atau tidak, itu tidak penting. Yang terpenting, kita harus bersumbangsih. Jika kita tidak menciptakan berkah, memohon pun percuma.
Dengan prinsip yang sama, jika tidak bersungguh hati menanam padi, kita tidak akan bisa memanen padi. Benar, tanpa menanam padi, kita tidak akan memperoleh hasil panen. Beras yang dapat mengenyangkan perut kita berasal dari padi. Untuk menyemai padi, kita membutuhkan benih padi. Benih ini sangatlah penting. Sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Sebatang pohon besar juga berasal dari sebutir benih kecil. Setelah benih ini ditanam di dalam tanah, dibutuhkan air hujan untuk membasahinya dan udara yang segar agar ia dapat bertumbuh. Ini sama seperti jalinan jodoh berkah kita.
Lihatlah, di dunia ini, banyak orang yang hidup menderita. Sama-sama adalah manusia, tetapi mereka hidup di wilayah yang tidak damai dengan orang-orang yang berpikiran ekstrem. Mereka sangat menderita. Setiap hari, mereka takut dan gelisah karena tinggal di wilayah yang dipengaruhi oleh kekuatan karma buruk kolektif semua makhluk dan penuh pertikaian. Penderitaan mereka sungguh tak terkira.
Kita semua bisa hidup tenteram, damai, dan bahagia setiap hari. Bukankah kita seharusnya bersyukur atas keharmonisan masyarakat serta ketenteraman dan kedamaian hidup kita setiap hari? Sungguh, kita hendaknya bersyukur setiap hari. Mari kita bersyukur atas kelancaran kemarin serta ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan hidup kita hari ini.
Saudara se-Dharma berhimpun menuju jalan kebenaran
Terjun ke tengah masyarakat dengan ketulusan dan langkah yang mantap
Bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi semua makhluk
Tekun menciptakan berkah bagai petani yang menggarap sawah