“Master, terima kasih karena 31 tahun yang lalu telah mendirikan bank data sumsum tulang tanpa menghiraukan segala kesulitan yang ada. Pada tahun 1994, Master menyarankan kita untuk membentuk tim pemerhati donor sumsum tulang, sebuah gerakan yang jarang dilakukan di seluruh dunia,” kata Chen Hui-wen relawan Tzu Chi.
“Meskipun bank data sumsum tulang memang diurus oleh staf yang menerima upah, tetapi tim pemerhati donor sumsum tulang terdiri atas relawan yang terjun langsung dengan sepenuh hati dan niat baik. Karena sumsum tulang memiliki fungsi yang penting, kami pun harus mempelajari tentang itu dengan bersemangat dan terjun langsung. Dengan mempelajari pengetahuan itu, barulah kami bisa mengemban tanggung jawab tim pemerhati,” lanjut Chen Hui-wen.
“Bulan Juni tahun ini menandakan hari jadi ke-30 tim pemerhati. Ramah-tamah hari ini dihadiri oleh anggota yang telah melayani selama 30 tahun, 25 tahun, dan yang baru bergabung beberapa waktu ini,” pungkas Chen Hui-wen.
Waktu yang kita genggam pada masa lalu membuat kita dapat mengukir memori pada masa sekarang. Dengan menginventarisasi memori tersebut, kita akan sadar bahwa nilai yang tercipta begitu berharga. Dahulu, penyakit leukemia sangat sulit diobati. Satu-satunya cara pengobatannya ialah dengan melakukan transplantasi sumsum tulang.
Namun, transplantasi sumsum tulang tidaklah mudah. Umumnya, orang-orang memiliki pemikiran bahwa untuk melakukan transplantasi, sumsum tulang perlu disedot. Kenyataannya tidak seperti itu. Orang tua merasa sangat tidak tenang dan selalu ragu saat tahu bahwa prosedurnya mencakup pengambilan sumsum tulang anaknya. Mereka takut jika sumsum tulang anaknya diambil, kelak dapat menimbulkan risiko pada tubuh anak.
Karena kala itu ingin orang lain turut menjadi donor, kita pun menuliskan dampaknya secara mendetail dan saya begitu terkejut melihat dampaknya yang ternyata begitu banyak. Meskipun dampaknya masih dalam batas aman dan kemungkinan terjadinya sangat kecil, saya tetap merasa khawatir karena nyawa adalah yang terutama. Untuk menyelamatkan kehidupan, kita pun terus mencari sumsum tulang yang cocok. Hanya dengan begitu, kita bisa menyelamatkan orang.
“Pada tahun 2006, saat relawan mengunjungi kami, ibu saya bersikeras melarang saya menjadi donor karena dia takut prosedur pengambilan sumsum tulang akan membahayakan nyawa saya. Setelah berkali-kali dijelaskan dengan benar oleh relawan dan dibujuk oleh keluarga dengan sungguh-sungguh, ibu saya pun akhirnya menyetujuinya,” kata Chen You-zhi relawan Tzu Chi.
“Setelah saya menjadi donor, Kakak Yu-chun setiap hari membawakan jus dan teh herbal untuk saya minum. Sesudah melihat saya menghabiskan minumannya, barulah dia pulang dengan tenang. Saya dapat merasakan kepeduliannya yang mendalam. Terima kasih atas setiap kepedulian yang diberikan oleh para relawan. Terinspirasi dari cinta kasih para relawan, saya pun bergabung dalam pelatihan pada tahun 2007 dan dilantik pada tahun 2008,” pungkas Chen You-zhi.
Dahulu, sangat sulit untuk mempromosikan donor sumsum tulang. Karena kebijaksanaan dan cinta kasih yang dimiliki, relawan segera bergerak mengetuk pintu dan mengunjungi setiap rumah. Terkadang, saat relawan mengetuk pintu dan berkata, “Sudah ditemukan resipien yang cocok dengan anakmu,” keluarga tersebut malah mendorong relawan keluar dan menutup pintunya. Pernah ada pula kejadian relawan kita diancam akan dipukul menggunakan sapu.
Cerita di masa lalu sangat banyak. Sangat tidak mudah. Misi ini tetap dapat berjalan berkat cinta kasih relawan yang tanpa keakuan. Dalam mempromosikan donor sumsum tulang, diperlukan usaha yang amat besar, perjalanan yang sangat panjang, dan kesanggupan untuk menghadapi berbagai sikap orang. Tanpa adanya kesabaran yang besar, mereka tidak akan bisa melakukan itu semua.
“Mempromosikan donor sumsum tulang sungguh tidak mudah. Namun, sebagai murid Master, kita perlu memiliki hati Buddha dan tekad Guru serta menjadi kaki dan tangan Master untuk bisa menyelamatkan lebih banyak kehidupan. Ini adalah misi yang sangat mulia. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini sehingga saya bisa berbagi di sini. Saya mendoakan semoga Master selalu sehat. Kami berikrar akan bekerja dengan sungguh-sungguh,” kata Chen Xue-zi Relawan Tzu Chi
Ikrar inilah yang memampukan kalian dalam mengatasi kesulitan dan mewujudkan kebaikan.
“Saya mulai ikut kegiatan relawan dari melakukan daur ulang, melakukan survei kasus, dan mempromosikan donor sumsum tulang. Saat masih muda, saya harus bekerja guna mencari uang untuk keluarga saya. Karena itu, saya hanya bisa mengunjungi donor pada waktu malam hari. Kita patut berterima kasih kepada para relawan karena merekalah yang turut menyukseskan ini semua,” kata Gao Ruo-ya relawan Tzu Chi.
“Saya berbagi berkali-kali untuk melatih kemampuan bicara dan membangun kepercayaan diri. Dengan mempromosikan donor sumsum tulang, mencari donor, dan menemani donor, barulah saya bisa menjadi bagian dari tim pemerhati yang menyelamatkan kehidupan. Dalam mempromosikan donor sumsum tulang, pasti akan ada tantangannya tersendiri,” lanjut Gao Ruo-ya.
“Namun, saat menemui tantangan itu, saya akan mengingatkan diri saya tentang niat awal Master ketika mendirikan pusat sel punca. Karena itu, saya sangat berterima kasih pada Master atas kesempatan untuk berbuat baik dan menciptakan berkah. Berkat Tzu Chi, hidup saya menjadi lebih bermakna. Terima kasih, Master,” pungkas Gao Ruo-ya.
Saya sangat bersyukur atas sumbangsih kalian yang dibangun atas himpunan cinta kasih bersama. Kita akhirnya menyaksikan bahwa sumsum tulang benar-benar menyelamatkan kehidupan orang tanpa membahayakan donor. Sebenarnya, dalam menggerakan hal tersebut, saya juga harus bersungguh hati. Jangan sampai demi menyelamatkan satu nyawa, kita mengorbankan keselamatan orang yang sehat. Jadi, saya pun harus bersungguh hati dalam memahami hal itu.
Saya tahu prosedur transplantasinya aman, tetapi masih banyak yang tidak memahami itu. Setelah yakin bahwa donor sumsum tulang tidak membahayakan donor, barulah saya memutuskan untuk mempromosikannya. Saya mengandalkan para relawan untuk melakukannya karena kekuatan saya terbatas. Para relawan juga sangat berani. Mendengar saya ingin mempromosikan itu, mereka langsung bergerak tanpa keraguan.
Saya percaya mereka melakukannya dengan cinta kasih dan mengutamakan keamanan, seperti yang saya katakan, yakni tidak boleh membahayakan kesehatan donor. Jangan sampai demi menyelamatkan orang yang terancam kesehatannya, keselamatan orang sehat yang menjadi taruhannya. Para relawan percaya terhadap saya. Kepercayaan ini merupakan wujud dari kebijaksanaan. Meski tahu itu sulit, mereka tidak ragu untuk tetap mengambil tindakan. Inilah yang disebut cinta kasih.
Jadi, ada berapa banyak orang yang telah diselamatkan berkat cinta kasih dan kebijaksanaan kalian? Saya mendapatkan informasi bahwa ada lebih dari 479.000 orang yang mendaftar untuk mendonorkan sumsum tulang mereka. Dalam catatan kita, sumsum tulang yang berhasil dicocokkan berjumlah hampir 70.000. Terima kasih atas kerja keras kalian.
Berkat usaha kalian, sekarang tercatat sudah ada lebih dari 69.000 orang yang bisa mendonorkan sumsum tulangnya. Jadi, kalian perlu mengingat angka ini. Kerja keras pada masa lalu membuahkan hasil yang sangat bernilai saat ini. Kini, sudah ada lebih dari 6.700 orang yang telah menerima transplantasi. Tahun ini adalah hari jadi ke-31 bank data donor sumsum tulang. Selama suatu hal itu benar, lakukan saja.
Selama bertahun-tahun ini, kita telah menyelamatkan banyak nyawa. Angka yang sangat besar tadi hanya menggambarkan jumlah orang yang terbantu oleh misi donor sumsum tulang, sedangkan orang yang tertolong lewat misi lainnya tidak terhitung jumlahnya. Seperti yang sering dikatakan dalam ajaran Buddha, yakni tak terhingga, tak terhitung, dan tak terbayangkan. Terima kasih atas himpunan kekuatan cinta kasih kalian.
Melatih kesabaran untuk mengatasi mitos
Menemukan orang yang berjodoh dengan cinta kasih dan kebijaksanaan
Menyaksikan bahwa donor sumsum tulang tidak membahayakan diri
Mewujudkan misi menyelamatkan orang yang tak terhingga banyaknya