“Dalam kegiatan bedah buku daring Kaohsiung, kami mendengar Dharma sambil menyebarkannya. Dengan cara ini, kami secara perlahan menyelaraskan tubuh dan pikiran kami. Kegiatan bedah buku daring Kaohsiung adalah tempat yang baik bagi kami untuk menyelami dan menyadari prinsip kebenaran,” kata Lin Qiu-min relawan Tzu Chi.
“Saat melakukan penerjemahan lisan, saya juga menyelaraskan pikiran dengan Dharma. Ini karena ketika menerjemahkan secara lisan, mata harus terbuka lebar, telinga harus mendengarkan dengan cermat, dan pikiran harus fokus agar hasil terjemahan benar dan akurat. Tentu saja, jangan lupa untuk bernapas. Jadi, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran harus berada dalam kebajikan dan kebijaksanaan,” kata Li Shu-jin relawan Tzu Chi.
Bodhisatwa sekalian, kalian telah mendengarkan, membagikan, dan mewariskan Dharma dengan sepenuh hati. Di era ini, hati manusia harus disucikan. Berkat perkembangan teknologi saat ini, selama kita memiliki hati yang tulus, kita dapat menyebarkan Dharma yang kita dengar. Dengan demikian, banyak orang yang akan memiliki jalinan jodoh untuk mendengar pemahaman kalian setelah mendengar Dharma dan mempraktikkannya untuk mentransformasi pikiran orang lain. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia yang merupakan ikrar saya selama puluhan tahun ini.
Satu orang tidak dapat berjalan jauh. Diperlukan sekelompok orang untuk dapat berjalan jauh. Oleh karena itu, Bodhisatwa sekalian, hendaknya kalian menyebarkan Dharma dan mempraktikkannya di tengah masyarakat. Terlebih lagi, kalian memiliki keluarga yang harmonis karena anggota keluarga kalian turut bergabung di Tzu Chi.
Saat semua orang dalam satu keluarga bersatu hati, keluarga ini akan bahagia. Ketika kalian dipenuhi sukacita Dharma, yang lebih mengagumkan ialah semua anggota keluarga kalian mendukung sehingga semuanya dipenuhi rasa sukacita. Ketika kalian dan keluarga kalian memiliki kesatuan hati, jalan, tekad, dan ikrar setiap hari, bukankah semuanya dipenuhi sukacita Dharma?
Selain anggota keluarga sendiri, kalian juga menginspirasi tetangga dan komunitas karena kalian sering berkumpul dan berbagi pengalaman. Dengan sering berbagi pengalaman dan mewariskan Dharma, kalian dapat menyatukan hati semua orang.
“Tahun lalu, sekitar bulan Agustus atau September, kami pergi ke Eropa. Kami membawa buku ‘Membaca di Atas Awan’, Kata Renungan Jing Si, buku ‘Setengah Abad Menjalankan Ikrar’, dan berbagai suvenir untuk menjalin jodoh dengan para anggota Sangha di Vihara Chongren, Budapest, Hungaria. Di sana, kami memperkenalkan Tzu Chi melalui kegiatan bedah buku daring di Kaohsiung,” kata Jie Wen-qing relawan Tzu Chi.
“Setelah menyaksikan kegiatan bedah buku daring di Kaohsiung, banyak orang yang memberikan tanggapan positif. Kakak Meng Xiao-lin dan Kakak Yang Zhong-qing yang baru saja pindah ke Budapest mendekorasi rumah mereka menjadi ladang pelatihan yang penuh dengan budaya humanis. Meski kekuatan mereka berdua sangat terbatas, mereka memanfaatkan kegiatan bedah buku daring di Kaohsiung dan konten-konten Da Ai TV untuk mengajak orang-orang berhimpun di ladang pelatihan kecil mereka,” kata Yao Shi-jing relawan Tzu Chi.
“Seorang kepala sekolah dari sekolah bahasa Mandarin setempat mendorong murid-muridnya untuk mempelajari isyarat tangan dan bervegetaris. Dengan membagikan nilai budaya humanis Tzu Chi, mereka memperkenalkan Tzu Chi kepada lebih banyak orang. Saya percaya bahwa jalinan jodoh Tzu Chi di Kota Budapest ini akan berkembang,” pungkas Yao Shi-jing.
Dengan kesatuan hati, kalian melakukan hal yang sama, yaitu kebajikan. Kalian bertutur kata baik, melakukan hal baik, dan mewariskan ajaran baik. Dengan demikian, Dharma akan menyebar dari keluarga ke tetangga, lalu ke komunitas, hingga ke kota.
Diperlukan manusia untuk menyebarkan Dharma. Penyebar Dharma harus memiliki hati yang tulus. Ini bukan tentang mengucapkan kata-kata yang enak didengar, melainkan bertutur kata baik dengan tulus. Daripada mengucapkan kata-kata yang enak didengar, lebih baik kita menyampaikan kata-kata baik yang tulus. Jadi, saat kita ingin menyebarkan Dharma, bagaimana agar ada orang yang mau mendengarkan? Ini membutuhkan jalinan jodoh baik.
Kalian berbagi kebenaran berdasarkan pengalaman kalian. Tentu saja, ceramah saya pun berisi kebenaran sejati. Semua orang berkumpul bersama dengan hati yang tulus dan penuh kesungguhan. Saya merasa sangat bersyukur. Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil. Saya sangat berharap saat ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia yang tersebar di negara yang berbeda-beda dapat terus menyebarkan prinsip kebenaran.
Bodhisatwa sekalian, kalian telah mendengar, membagikan, dan menyebarkan Dharma. Untuk menyebarkan Dharma, kalian harus mendengar Dharma. Jangan tinggi hati dan sombong. Saya khawatir ketika kalian menyebarkan Dharma dan banyak orang yang mendengarkan, kalian akan menjadi sombong. Jika demikian, apa yang kalian bagikan akan hilang nilainya.
Kebenaran sejati muncul dari hati yang tulus. Inilah yang disebut mewariskan Dharma dengan keluhuran. Apa pun yang terjadi, hendaknya kalian terus menjaga keluhuran melalui perkataan, pikiran, dan tindakan. Keluhuran berawal dari hati yang tulus dan tecermin dalam perkataan kita.
Hendaknya kita saling menyemangati satu sama lain dengan berkata, “Anda sudah mengatakan hal yang baik. Teruskanlah.” Inilah keluhuran. Meski kita juga telah berbicara dengan baik, kita perlu memuji orang lain. Inilah cara kita menyemangati sesama.
Hari ini, saya juga memuji kalian yang telah berbagi pengalaman dengan sangat baik dan nyata. Sebaik apa pun saya berbicara, jumlah orang yang mendengarnya tetap terbatas. Orang yang memiliki jalinan jodoh dengan saya juga terbatas. Ketika kalian menyebarkan ajaran saya kepada orang-orang yang memiliki jalinan jodoh dengan kalian, barulah ajaran saya bisa tersebar luas dan bertahan lama.
Menyebarkan Dharma tidak bisa hanya mengandalkan saya seorang atau salah satu dari kalian, melainkan harus mengandalkan banyak orang. Karena itu, hendaknya semuanya saling menghormati dan saling menyemangati. Bagikanlah apa yang saya katakan hari ini. Inilah hal benar yang hendaknya kalian lakukan. Dengan mengatakan hal-hal yang benar, berarti kalian menyebarkan kebenaran sejati.
Ingatlah untuk berjalan selangkah demi selangkah ke arah yang benar dan selalu bertutur kata baik untuk menyebarkan ajaran yang benar.
Menyebarkan ajaran baik dengan tindakan nyata
Membawa manfaat dengan ketulusan dan menjalin jodoh baik
Bersyukur dalam segala hal dan saling menghormati
Memiliki kerendahan hati, kesopanan, dan keluhuran