“Master Cheng Yen mengajarkan banyak prinsip kebenaran yang baik pada kami. Saya ingin berterima kasih kepada beliau. Setelah dewasa, saya juga ingin seperti beliau, menolong banyak orang yang membutuhkan,” kata Sandhya peserta kelas bimbel.
“Tadi, saya melihat Sandhya mengajari murid lain. Ini membuat saya sangat bangga. Ini menandakan bahwa saya sukses mengajari mereka. Sesungguhnya, ini bukan berkat saya, melainkan berkat Master Cheng Yen. Beliau memotivasi kami untuk menolong orang lain,” kata Upendra Kumar Guru budaya humanis.
“Ternyata, asalkan kita bersungguh hati mendampingi dan membimbing anak-anak, benih-benih kebajikan akan tertanam di dalam hati mereka,” kata Shi Hui-li Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.
Sungguh, kita berharap dapat menyebarkan semangat dan filosofi pendidikan seperti ini ke seluruh dunia. Lihatlah, pendidikan kita sering membahas tentang melestarikan lingkungan dan menyucikan hati manusia. Prinsip kebenaran yang mencakup seluruh alam semesta bisa terkandung dalam sesuatu yang sangat kecil.
Saya sering berkata bahwa dalam hal sekecil apa pun terkandung prinsip kebenaran yang mencakup seluruh alam semesta. Prinsip kebenaran ini tidak bisa dilihat ataupun diraba, tetapi ia mengandung kekuatan yang sangat besar. Saya juga sering mengulas tentang energi. Kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh untuk menciptakan energi positif.
Empat Misi Tzu Chi hendaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh. Empat Misi Tzu Chi bisa dijalankan di tengah masyarakat dengan Delapan Jejak Dharma, seperti relawan komunitas dan pelestarian lingkungan. Ada banyak relawan daur ulang yang telah lanjut usia. Berhubung kini populasi lansia sangat banyak, dibutuhkan misi kesehatan. Untuk menjaga kesehatan orang-orang, dibutuhkan dokter dan perawat. Karena itulah, kita mengadakan misi pendidikan untuk membina dokter dan perawat.
Ada banyak alumni sekolah kita yang mendedikasikan diri di badan misi Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi orang-orang. Misi pendidikan kita telah membina banyak insan berbakat dan kita perlu mempertahankan jalinan kasih sayang ini. Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi dan Tzu Ching merupakan insan berbakat bagi masyarakat. Kita hendaknya membina lebih banyak insan berbakat untuk meningkatkan energi manusia yang positif.
Belakangan ini, saya sering mengulas tentang energi langit, energi bumi, dan energi manusia. Kita mengenal empat unsur alam. Selain unsur angin, juga ada unsur tanah, air, dan api. Kini, ketidakselarasan empat unsur alam telah memicu terjadinya perubahan iklim. Apakah ini berkaitan dengan manusia? Ya. Manusia telah menimbulkan banyak pencemaran. Kita hendaknya berusaha untuk memperbaiki keadaan. Untuk itu, kita harus memulainya dari pendidikan.
Asosiasi Guru Tzu Chi memiliki anggota di banyak tempat. Alangkah baiknya jika semua orang dapat bekerja sama dan memulihkan semangat Asosiasi Guru Tzu Chi dahulu untuk menyucikan hati manusia. Murid-murid di sekolah harus diajari untuk menghormati guru. Tentu saja, guru harus memiliki martabat dan cinta kasih seorang ibu. Guru dan murid hendaknya dekat satu sama lain.
Dalam membimbing murid-murid, kita harus menggunakan Dharma. Dalam pendidikan kita, terkadang kita menggunakan kisah Buddhis untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bagaikan lautan yang luas. Bagaimana kita menakhodai perahu untuk membawa murid-murid kita mengarungi lautan pengetahuan ini? Terdapat banyak prinsip kebenaran yang mendalam di dalamnya. Tata krama juga termasuk prinsip kebenaran. Mengajar dan belajar selamanya tidak berujung. Dalam mengajar, kita harus memiliki semangat misi.
Belakangan ini, saya sering mengulas tentang “belajar” dan “sadar”. Perbedaan aksara Mandarin “belajar” dan “sadar” hanya terletak pada “anak” dan “lihat”. Meski kini angka kelahiran tergolong rendah, kita tetap harus membimbing murid-murid kita agar memahami kebenaran. Kita harus membimbing mereka agar di tengah masyarakat yang penuh kekeruhan, mereka dapat mempertahankan kemurnian hati mereka dan tertarik untuk terus belajar.
Kita harus menemukan metode agar mereka gemar belajar, merasa bahwa belajar sangat menarik, dan dapat melakukan eksplorasi secara mendalam. Untuk itu, dalam mendidik murid-murid, kita harus menggunakan Dharma. Kita membimbing mereka dengan Dharma. Jika tidak bisa membimbing dengan Dharma, berarti kita tidak bersungguh hati mendalami Dharma.
Agar bisa membimbing murid-murid dengan baik, kita hendaknya mendalami Dharma. Belajar adalah perjalanan yang tidak berujung. Saat kita belajar untuk membimbing orang lain, sesungguhnya kita juga mencerahkan diri sendiri. Dengan belajar, barulah kita dapat tercerahkan. Untuk mengajari orang lain, kita harus terus-menerus belajar. Jadi, kita tetap harus belajar tanpa henti.
Makin lama kita belajar, makin panjang pula pemandangan indah yang akan terlihat dalam batin kita. Dengan menyerap prinsip kebenaran ke dalam hati dan pikiran kita, kita dapat menggunakan metode yang tak terhingga untuk membimbing murid-murid. Saya berharap misi pendidikan kita dapat dipadukan dengan Dharma. Semua ini bergantung pada usaha kita.
Asalkan memilik tekad, kita dapat menginspirasi orang-orang untuk menjadi orang yang berguna bagi dunia ini. Kita sendiri juga bisa menjadi orang yang berguna dan mengembangkan nilai kehidupan kita. Kita bisa menjadi orang yang berguna berkat banyaknya urusan duniawi. Urusan duniawi terdapat di tengah masyarakat. Karena itulah, kita harus terjun ke tengah masyarakat.
Sekolah kita membuka pendaftaran bagi murid-murid. Setelah murid-murid masuk ke sekolah kita, para guru hendaknya membentuk jalinan kasih sayang dengan mereka. Bagaimana membentuk jalinan kasih sayang antara guru dan murid? Ini membutuhkan cinta kasih berkesadaran. Dalam ajaran Buddha, kita bisa mempelajari banyak hal untuk mengembangkan kebijaksanaan kita.
Dalam mengajar, kita umumnya menggunakan pengetahuan dan jarang menggunakan kebijaksanaan. Dengan membangkitkan kebijaksanaan hakiki, kita bisa kembali pada sifat hakiki yang setara dengan Buddha. Buddha berkata, “Bukan hanya Aku yang bisa memahami semua kebenaran di alam semesta. Semua orang sama dengan-Ku.” Jadi, hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Intinya, kita harus bersungguh hati.
Saya sering kali mengakhiri ceramah saya dengan berkata bahwa kita harus lebih bersungguh hati. Terima kasih. Asalkan kita bersungguh hati, semua prinsip kebenaran ada dalam hati dan pikiran kita. Terima kasih.
Para guru hendaknya bekerja sama untuk menyucikan hati manusia
Berusaha untuk mewujudkan kestabilan masyarakat dan keselarasan iklim
Terus belajar dan membimbing dengan Dharma
Kembali pada sifat hakiki yang setara dengan Buddha