“Tidak berselang lama setelah pandemi Covid-19, kami meluncurkan program bantuan yang bertujuan untuk membantu keluarga kurang mampu. Program ini kami jalankan selama 3 tahun berturut-turut dan telah membantu hampir 5.600 keluarga. Setelah pandemi, ladang berkah kami dalam misi amal makin berkembang. Melalui bimbingan relawan senior serta dorongan dari komunitas, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah relawan yang terlibat dalam survei kasus misi amal meningkat sebanyak 700 orang,” kata Liu Feng-mei relawan Tzu Chi.
“Karena rasa iba terhadap anak-anak di sana, kami membuka kelas bimbingan belajar. Kami berharap dapat membantu anak-anak membentuk pandangan hidup yang benar. Saat masih kecil, Xiao-yun dan A-lun sering datang ke kelas dengan pakaian yang lusuh. Relawan yang melihatnya pun merasa tidak sampai hati. Kami pun mengumpulkan pakaian layak pakai, sepatu, dan tas sekolah untuk mereka bawa pulang. Kini, Xiao-yun telah berusia 21 tahun dan 6 bulan lagi, dia akan menjadi seorang polisi. Adiknya berencana menjadi personel Angkatan Laut karena mereka berkata bahwa mereka ingin melindungi keluarga,” kata Hu Gui-yun relawan Tzu Chi.
Melihat anak-anak yang masih muda atau kecil, setiap orang dari mereka memiliki nasib yang berbeda-beda. Inilah yang disebut dengan jalinan jodoh. Bodhisatwa memiliki welas asih dan peduli terhadap penderitaan semua makhluk. Dengan niat dan pemikiran inilah, kita secara alami dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan perhatian kita. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh.
Saya sering berkata kepada semuanya bahwa jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Kita lahir ke dunia ini karena adanya jalinan jodoh. Bodhisatwa tidak pernah meninggalkan satu pun makhluk yang menderita. Oleh karena itu, Bodhisatwa harus menjangkau semua makhluk sehingga jalinan jodoh akan makin meluas. Jika kita menutup mata dan telinga hingga tidak mendengar dan tidak melihat, maka jalinan jodoh akan berlalu begitu saja dan kita akan kehilangan kesempatan.
Misalnya, seorang anak membutuhkan bantuan. Jika kita mengulurkan tangan, mungkin anak itu dapat bangkit dan menjadi berkah di dunia. Jika kita kehilangan jalinan jodoh dan niat ini, jika kita kehilangan tekad ini, mungkin anak itu akan jatuh dalam kehidupan yang menyimpang dan membawa banyak masalah bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan suatu hal baik atau menyelamatkan seseorang, semua bergantung pada niat kita. Jika niat baik kita tidak muncul, orang tersebut mungkin akan menjadi ancaman masa depan.
“Di Kantor Cabang Tzu Chi Klang, kami pernah mengalami kejadian perampokan. Seorang perampok membawa pisau dan berteriak, ‘Kami adalah perampok!’ Saat itu, seorang relawan dengan lantang mengatakan, ‘Kami ada di sini untuk membantu orang.’ Mendengar hal itu, perampok tersebut berkata, ‘Maaf, Bibi.’ Dia kemudian lari ke luar,” kata Hui Gui-yun relawan Tzu Chi.
“Kaca mobil saya juga pernah dirusak. Anehnya, barang-barang yang hilang keesokan harinya telah terbungkus dengan rapi dan digantung di pintu rumah saya. Barang-barang tersebut berupa kumpulan donasi dan bukti penerimaan donasi anggota donator,” pungkas Hui Gui-yun relawan Tzu Chi.
Bodhisatwa sekalian, selama kita menjaga hati kita untuk tetap berada di Jalan Bodhisatwa dan bertindak sesuai perilaku Bodhisatwa, maka di dalam hati kita ada Buddha. Kalian telah menapaki Jalan Bodhisatwa sehingga seorang penjahat yang melihat tindakan kalian dan mendengar suara kalian akan tergetar dan tersentuh hatinya. Seolah-olah dalam sekejap, dia melihat orang yang menjalankan jalan kebenaran. Orang itu disebut sebagai Bodhisatwa. Ketika melihatnya, hatinya akan dipenuhi rasa hormat.
Penjahat itu telah melihat praktik Bodhisatwa kalian sehingga hatinya merasa tersentuh. Energi ini disebut dengan energi berkah. Energi ini telah dirasakan oleh perampok itu. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh untuk menjalankan praktik nyata di Jalan Bodhisatwa. Jika tidak menapaki Jalan Bodhisatwa, kita akan selamanya hidup dalam kebimbangan.
Berkat adanya jalinan jodoh, kalian dapat mendengarkan Dharma dan memiliki teman yang baik yang memberi tahu kalian tentang Tzu Chi sehingga kalian terinspirasi untuk turut mempraktikkan kebajikan. Dengan adanya jalinan jodoh baik ini, hendaknya kita membangun tekad dan ikrar.
“Pada usia saya yang lanjut ini, saya merasa sangat terhormat karena masih bisa bertemu dengan Master. Saya mendoakan Master agar sehat selalu, panjang umur, dan terus memutar roda Dharma. Saya berikrar untuk mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan,” kata Zhao Hui-zhen relawan Tzu Chi.
Anda harus mengikuti saya dengan baik.
“Saya pasti akan mengikuti Master dengan baik dan mendengarkan perkataan Master,” pungkas Zhao Hui-zhen.
“Ketidakkekalan datang mengetuk pintu dengan diam-diam dan membuat saya terkejut. Semuanya dimulai dari sakit tenggorokan dan demam, kemudian saya dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan dan hasilnya saya harus menjalani cuci darah. Setelah 2 kali cuci darah, kadar racun dalam tubuh saya menurun,” kata Qiu Yu-rong relawan Tzu Chi.
“Selama masa ini, saya sangat berterima kasih kepada para saudara se-Dharma. Saya ingin meminta maaf kepada Master karena sering menggunakan alasan sibuk dan tidak sepenuh hati menghirup Dharma. Mulai saat ini, saya akan lebih bersungguh-sungguh,” pungkas Qiu Yu-rong.
Berbicara tentang menghirup Dharma, Anda harus benar-benar melakukannya. Kalian memiliki jalinan jodoh dengan saya. Jika tidak, kalian yang berada di Malaysia, yang berjarak lebih dari 3 ribu kilometer dari Taiwan, mungkin tidak memiliki kesempatan mendengarkan ajaran saya. Dengan satu hati, kita kembali ke jalan yang benar dan menjadikannya titik awal. Ke mana pun kalian pergi, hendaknya kalian terus menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Bawalah ajaran saya dan bagikanlah kepada teman serta keluarga kalian tentang apa yang kalian lakukan di Tzu Chi.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih dapat tersebar dengan mudah karena kita memiliki jalinan jodoh. Dengan menghirup Dharma, mempelajari Dharma, dan hati kita dipenuhi Dharma, kita dapat memahami dengan jelas bahwa Bodhisatwa datang ke dunia untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk. Jadi, kita hadir dengan ikrar dan tekad ini. Asalkan memiliki jalinan jodoh, kita dapat mendengar, melihat, dan menyelamatkan mereka yang menderita.
Sebelum mencapai kebuddhaan, ktia harus menjalin jodoh dengan semua makhluk. Tanpa menapaki Jalan Bodhisatwa, kita akan jauh dari Buddha. Hendaknya semuanya membangun ikrar dan tekad untuk menciptakan berkah bagi dunia. Satu kaki melangkah untuk mengembangkan berkah dan satu kaki melangkah untuk mengembangkan kebijaksanaan. Hendaknya kita dapat berjalan langkah demi langkah untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan sekaligus.
Meringankan penderitaan semua makhluk dan menginspirasi dunia
Membantu mereka yang menderita dengan tekad yang tidak goyah
Mengarah ke Jalan Buddha dengan hati yang murni
Menciptakan berkah dan mengembangkan kebijaksanaan di Jalan Bodhisatwa