Para guru Tzu Chi memiliki semangat pendidikan yang mendalam. Bagaimana cara kita membina dan mendidik generasi berikutnya? Saya sering berkata bahwa untuk mewujudkan kedamaian dan keharmonisan, dibutuhkan waktu yang panjang untuk menghilangkan kebiasaan buruk semua orang, seperti halnya siswa-siswa kalian.

Seorang guru hendaknya tekun dalam mengajar. Kalian mungkin memiliki siswa yang bandel. Setelah bergabung dengan Asosiasi Guru Tzu Chi, kalian pasti menemukan metode yang tepat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu, para guru hendaknya berhimpun dan saling berbagi pengalaman, termasuk metode pengajaran Kata Renungan Jing Si.

Saat ada guru dengan metode pengajaran yang baik, kita dapat belajar dari mereka dan ketika kembali ke sekolah, kita dapat menerapkan metode tersebut. Dengan mempelajari metode yang digunakan oleh guru tertentu, kita dapat menerapkannya dalam mengajari anak-anak dengan kesungguhan hati. Selama masa itu, setiap guru dapat saling menautkan hati dengan siswa dan mewariskan pelita batin kepada mereka.

Kalian telah mewariskan pelita batin selama 20 hingga 30 tahun. Di dalam hati orang-orang yang gelap, kalian telah menyalakan sebuah pelita. Pelita batin para siswa telah dinyalakan oleh para guru. Oleh karena itu, konsep bertutur kata baik, berbuat baik, dan berpikiran baik hendaknya terus disebarkan.

Siswa-siswa kalian yang puluhan tahun lalu masih anak-anak, sekarang sudah menjadi pilar masyarakat di berbagai bidang. Mereka akan selalu mengingat ajaran guru mereka tentang aturan menjadi orang yang baik, aturan dalam bertindak, dan nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, kalian tidak boleh melupakan bahwa keharmonisan saat ini adalah hasil dari kontribusi kalian.

Saya senantiasa berkata bahwa jika Anda tidak menanam padi dan tidak menggarap sawah, bagaimana Anda bisa memanen padi? Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita telah menggarap ladang kita sendiri yang dapat memberi manfaat bagi dunia. Jika sudah, hendaknya kita menginventarisasi kehidupan.

Benih padi yang pernah kalian tanam, kini telah menghasilkan bulir-bulir yang berisi. Mereka telah berkontribusi di tengah masyarakat. Hubungilah mereka agar mereka mengingat kembali hubungan antara guru dan murid yang telah terjalin. Inilah cara untuk menyebarkan cinta kasih.

Di masa lalu, kalian telah menyebarkan cinta kasih. Saat ini, kalian harus memeriksa apakah benih cinta kasih yang kalian sebarkan telah matang. Setelah menerima benih kebajikan dari kalian, apakah mereka kembali menaburkan benih kebajikan? Hendaknya kita menginventarisasi kehidupan dan genggamlah nilai kehidupan saat ini.

Hari ini, saya juga merasa bahwa kehidupan saya sangat bernilai karena dapat bertemu dengan para guru yang telah kontribusi besar bagi pendidikan masyarakat. Kalian juga adalah murid saya. Bayangkanlah, ini seperti kisah tetua yang melihat anaknya kembali sebagai orang kaya, bukan anak kurang mampu. Ketika kita kaya akan metode, kita akan menemukan cara untuk membimbing orang lain.

Dengan kondisi dunia saat ini, jika kita tidak meningkatkan kekuatan kita, saya sungguh sangat khawatir. Di masyarakat dan dunia saat ini, kekuatan nafsu keinginan sangatlah besar. Kita jangan hanya menutupinya saja. Saya berkata bahwa kita tidak perlu memperbaiki jaring yang sudah sobek. Kita sungguh memiliki “jaring pengajar”. Dengan jaring ini, kita menutupi benih-benih yang kita tanam.

Saat benih ditaburkan, kadang-kadang kita perlu menutupinya dengan jaring untuk memberikan keteduhan atau menyiramnya. Semua ini membutuhkan kesungguhan hati. Apakah benih yang kalian taburkan telah bertumbuh? Kalian perlu memeriksanya secara berkala.

Guru sekalian, Tzu Chi akan selalu mendampingi kalian dan kalian akan selalu berada dalam silsilah Dharma Tzu Chi. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh.

“Kami berharap pada kestabilan staf pengajar karena ini adalah hal yang paling penting. Seorang guru harus dapat mengajar dengan teguh sesuai kewajibannya dan memiliki pemahaman yang jelas tentang keterampilan mengajarnya. Inilah tugas Asosiasi Guru Tzu Chi untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengajar dengan sukacita,” kata Li Yu-qing relawan Tzu Chi.

“Kita harus memiliki semangat tali pengikat bacang. Dengan memanfaatkan sumber daya yang kita miliki dengan baik, kita dapat membagikan apa yang telah dipelajari kepada semua orang,” kata Liang Qiu-yu relawan Tzu Chi.

Semuanya masih memiliki kekuatan. Saya berharap kalian dapat merajut “untaian bacang” ini satu per satu untuk meneruskan pelita batin dan menautkan hati satu sama lain. Nyalakanlah pelita yang tak terhingga jumlahnya hingga dapat menerangi masyarakat. Pelita batin kita tidak boleh padam. Kita harus terus meneruskan cahaya dari pelita ini. Terlebih lagi, setiap utas tali harus mengikat bacang dengan isian yang penuh agar tidak bocor.

Kalian memiliki banyak pengetahuan, kebijaksanaan, dan metode. Dengan metode yang tepat, kita dapat membungkus dan mengikat bacang hingga membentuk untaian bacang, perumpamaan bagi silsilah Dharma kita. Hendaknya kita mewariskan semangat dan pelita batin dari generasi ke generasi. Janganlah menyia-nyiakan waktu.

Saya ingin memberi tahu semuanya bahwa banyak hal yang patut disyukuri dan dibagikan. Saya berharap kalian dapat mewakili saya untuk memperhatikan para guru. Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran. Semua makhluk membutuhkan teman. Terlepas dari kelompok, maka kita akan layu. Benih yang terpisah akan menjadi kosong.

Saya berharap semua insan Tzu Chi dapat terus menjalankan misi Tzu Chi untuk membawa manfaat dan melindungi dunia. Dengan demikian, saya akan merasa terhibur dan bersyukur. Saya bersyukur memiliki jalinan jodoh yang begitu luas. Ini bagaikan untaian bacang yang setiap butirnya sangat berisi. Kalian bukan hanya memiliki bulir padi yang berisi, tetapi juga telah menabur dan menanam benih untuk masa depan. Ketika beras berubah menjadi nasi, nasi itu dapat dibungkus menjadi bacang yang berisi untuk mengenyangkan semua orang di dunia.

Asosiasi Guru Tzu Chi membimbing siswa dengan metode yang tepat
Menyalakan pelita batin untuk melindungi pilar masyarakat
Menabur benih kebajikan dan menggarap ladang berkah dengan tekun
Untaian bacang yang padat membawa manfaat bagi dunia