“Setelah bergabung dengan bangsal anak pada tahun 2018, saya menyadari bahwa Ayah dan Ibu Yi De di bangsal 5B penuh dengan semangat dan antusias. Setiap bulan, saat ada pertemuan, mereka selalu membawa makanan ringan untuk kami,” kata You Wen-xin Kepala perawat bangsal anak.

“Ketika Ayah dan Ibu Yi De melakukan sesuatu, kita bisa merasakan bahwa mereka melakukannya dengan cinta kasih karena wajah mereka selalu dihiasi senyuman. Mereka sepertinya selalu melakukan dengan sukarela dan menerima dengan sukacita. Senyuman mereka juga menular kepada kami. Bagaimana cara membalas kebaikan mereka? Dengan suara kami,” kata Yang Zhuo-hua Ahli gizi.

“Saya berharap cinta kasih ini tidak hanya terbatas di RS Tzu Chi saja, tetapi dapat meluas di masyarakat. Oleh karena itu, ahli gizi kami juga sering mengadakan edukasi gizi di komunitas. Kami berharap semua orang dapat bervegetaris dan menyebarkan semangat cinta kasih dengan cara yang berbeda,” pungkas Yang Zhuo-hua.

“Saya sering berkata bahwa hubungan kita seperti benang dan jarum. Ayah dan Ibu Yi De bagaikan benang yang menjahit dengan cermat untuk mempererat hubungan semua staf. Berkat adanya mereka sebagai pendukung, kami yang berada di kantor urusan medis ini menjadi makin kompak. Saya berterima kasih kepada Master. Ayah dan Ibu Yi De adalah hadiah paling berharga bagi kami,” kata Xiao Ren-liang Kepala kantor urusan medis.

Kisah ini sangat hangat. Saya merasa sangat bersyukur, terutama ketika melihat relawan senior yang telah mendampingi perjalanan saya selama 30 hingga 40 tahun. Tentu saja, saya juga berterima kasih kepada para dokter, perawat, dan semua staf rumah sakit. Sesungguhnya, membangun rumah sakit adalah hal yang sangat sulit. Tentu saja, gedumg rumah sakit telah dibangun. Kita bisa membangun gedung yang baik berkat sekelompok anggota komite yang ahli dalam konstruksi. Semua sangat sepenuh hati.

Mereka harus memastikan bahwa yang dibangun ialah bangunan yang berkualitas karena gedung rumah sakit harus lebih kokoh daripada bangunan biasa. Hal yang paling membekas dalam ingatan saya ialah pembangunan ruang operasi yang dirancang agar tidak terguncang saat gempa. Ini adalah pertimbangan yang sangat istimewa. Ketika mengenang masa lalu, setiap hal adalah proses yang istimewa. Saya merasa sangat bersyukur.

Setiap kali ada insan Tzu Chi yang sakit dan menjalani operasi atau pemulihan di RS Tzu Chi, mereka selalu memuji dokter dan perawat yang telah merawat mereka. Ketika memikirkan hal ini, saya berkata pada diri sendiri, “Beruntung, rumah sakit kita tidak hanya peduli pada warga setempat, melainkan juga kepada relawan kita.” Para anggota Tzu Cheng dan komite kita telah bekerja keras untuk bersumbangsih selama bertahun-tahun. Saat ini, mereka merasakan kepedulian kita.

“Selama masa pandemi Covid-19, Ibu Xiu-xia terinfeksi Covid-19. Beliau adalah Ibu Yi De dari Dokter Lan. Oleh karena Ibu Xiu-xia dirujuk ke selatan, setiap pagi, selain melakukan panggilan video, Dokter Lan akan berkata, ‘Ibu, cepatlah kembali dan jadilah orang pertama yang saya rangkul.’ Ibu Xiu-xia berhasil menjadi yang pertama kembali dan memberikan rangkulan yang hangat kepada setiap staf di pusat perawatan pernapasan,” kata Liu Meng-yi Kepala perawat pusat perawatan pernapasan.

“Saya bergabung dengan Tzu Chi pada tahun 1980. Sejak di Hualien hingga saat ini, sudah lebih dari 30 tahun saya menjadi Ibu Yi De. Setelah RS Tzu Chi Taipei diresmikan, kami terus mendedikasikan diri di rumah sakit. Saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh ini. Saat ini, kami sudah berumur. Master selalu berharap kami dapat mewariskan semangat ini. Saya telah mewariskannya kepada Ayah dan Ibu Yi De di rumah sakit ini,” kata Wu Li-xue relawan Tzu Chi.

Semuanya telah berusia lanjut. Saya merasa tidak sampai hati. Meski demikian, apa yang mereka lakukan telah sepadan. Setiap kali saya melihat pencapaian mereka, jumlahnya sungguh tak terhitung. Dalam ajaran Buddha, kita mengenal istilah pahala yang tak terhingga atau sulit dihitung. Semua relawan sangatlah tulus.

Belakangan ini, saya merasakan ketulusan dan keyakinan dari para relawan kita. Semuanya sepenuh hati dan tekad. Hati mereka tidak pernah berubah dan mereka tidak pernah lengah. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih sehingga terbebas dari pikiran pengganggu ataupun noda batin.

Setiap hari, mereka merasa bahagia. Tiada satu hari pun yang berlalu sia-sia. Memikirkan hal ini, saya merasa beruntung semuanya dapat bergabung di Tzu Chi. Saya sungguh bersyukur. Jika bukan karena orang-orang ini bergabung di Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi bisa memperoleh pencapaian saat ini? Intinya, jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Mendengar semuanya saling memperhatikan, saya merasa tenang.

“Kakak Jing Rang berasal dari Neihu.”

Jing Rang, lama tak berjumpa.

“Saya terus menjalankan misi Tzu Chi. Setiap hari, saya selalu menonton ‘Lentera Kehidupan’,” kata Ye Guo Mei-e relawan Tzu Chi.

“Saya telah mengikuti Master selama 41 tahun. Pada 20 tahun pertama, saya selalu berada di belakang Master,” kata Zhang Jun-xiang relawan Tzu Chi.

“Master, Anda pernah berkata bahwa Anda selalu memaksakan diri. Di usia tertentu, Master memaksakan diri untuk terus melihat berita dan mengikuti perkembangan dunia. Master memaksakan diri untuk melakukan berbagai hal. Saya juga merasakannya sekarang,” kata Pan Liao Ye relawan Tzu Chi.

“Saat ini, saya sering memaksakan diri sendiri. Terkadang, meski merasa tidak enak badan, tetapi saat harus berbagi pengalaman, saya tetap akan segera bangun dari kasur. Setelah melewati masa-masa itu dan pergi ke rumah sakit, saya merasa baik-baik saja. Jika hanya berdiam diri di rumah, saya akan merasa lemas setelah minum obat. Oleh karena itu, saya sering memaksakan diri. Terlebih lagi, karena adanya semangat misi, kita akan memiliki kekuatan,” lanjut Pan Liao Ye.

“Saya selalu memanfaatkan kehidupan saya di usia lanjut ini dengan baik. Saya sangat berterima kasih kepada Master. Jika tidak mengikuti Master, hidup saya tidak akan seperti hari ini,” pungkas Pan Liao Ye.

Semuanya tetap memikirkan saya saat menjalankan misi Tzu Chi. Selama puluhan tahun, kalian memegang teguh niat ini. Saya merasa sangat berterima kasih. Karena itu, saya juga bekerja dengan sungguh-sungguh. Ketika berpikir tentang kesungguhan hati kalian dalam mencurahkan cinta kasih, saya tidak berani mengecewakan kalian. Saya selalu berkata bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Kita telah melakukan banyak hal. Contohnya, berbakti.

Saya sering berkata bahwa dengan berbuat baik, kita juga membalas budi orang tua. Orang tua telah memberikan tubuh ini kepada kita sehingga kita dapat melakukan banyak hal, baik hal kecil maupun besar. Meski kita bagaikan seekor semut, dengan lamanya waktu kita bergabung di Tzu Chi, kita hendaknya telah menempuh perjalanan jauh langkah demi langkah. Jadi, kita telah menempuh perjalanan panjang dan melakukan banyak hal.

Saat menggalang donatur, kalian pergi di pagi hari dan pulang saat hari sudah malam. Lihatlah, berapa orang yang kalian ajak untuk bergabung di Tzu Chi setiap harinya? Kalian tidak hanya menggalang donatur, tetapi juga menginspirasi orang-orang untuk membantu mengumpulkan donasi. Kita terus mendampingi dan membimbing mereka hingga akhirnya menjadi anggota komite. Saya sangat berterima kasih.

Dari kehidupan ke kehidupan, ikrar kita tidak boleh mundur. Kita harus selalu tekun dan bersemangat. Dari kehidupan ke kehidupan, kita harus menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Hendaknya kita menyucikan hati manusia dan mewujudkan keharmonisan masyarakat agar negara-negara yang kita jangkau dapat menjadi negara yang aman, damai, dan makmur. Intinya, selama kita melakukan hal yang benar, hasilnya pasti akan benar.

Melindungi kehidupan dan mendukung pencapaian bersama
Menggarap ladang berkah dengan tekun dan bersemangat
Membentangkan jalan dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan, dan cinta kasih
Menyucikan hati manusia dan menjalin jodoh baik