“Kami sangat sepenuh hati dalam menggalang Bodhisatwa. Para anggota Tzu Cheng mendampingi anak-anak muda dengan sepenuh hati. Mereka merasa bahwa anak-anak muda ini harus memahami apa yang dilakukan oleh Tzu Chi agar dapat melihat penderitaan dan menyadari berkah. Oleh karena itu, anak-anak muda diajak untuk membantu pemindahan alat bantu,” kata Wu Wang Shu-hui relawan Tzu Chi.

“Melihat bagaimana para relawan yang sudah tua harus memindahkan tempat tidur yang berat melewati tangga yang sempit, anak-anak muda merasa tersentuh. Ketika tempat tidur elektrik tiba di tempat, kami menyanyikan sebuah lagu untuk penerima bantuan. Melihat kami langsung melakukan pengiriman begitu ada permintaan, bahkan mengucap syukur dan membawa kehangatan bagi orang-orang, anak-anak muda ini sangat tersentuh,” lanjut Wu Wang Shu-hui.

“Mereka merasa bahwa mereka harus lebih sungguh-sungguh menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Jadi, mereka telah membuat janji bahwa selain membantu pengiriman alat bantu, mereka juga akan melakukan daur ulang saat ada waktu luang,” pungkas Wu Wang Shu-hui.

Sebanyak apa pun hal yang kita lakukan, sumbangsih kita bagi dunia akan terus ada dalam jiwa kebijaksanaan kita. Dalam hidup ini, segala sesuatu tidak bisa dibawa serta, kecuali karma kita. Apa yang kita perbuat, itulah yang akan kita peroleh. Namun, hendaknya kita mencatat sejarah.

Hari ini, saya ingin memberi tahu kalian, jika ada generasi muda dalam keluarga kalian, baik anak atau cucu kalian, bagikanlah kisah Tzu Chi kepada mereka sehingga mereka tahu apa yang kalian lakukan saat menjadi relawan. Ceritakanlah kepada mereka dan minta mereka untuk membantu mencatatnya. Catatlah apa yang telah kalian lakukan dengan jujur dan tulus. Dengan demikian, diharapkan anak dan cucu kalian yang telah mendengar apa yang dilakukan oleh nenek dan ibunya, dapat membangkitkan jiwa kebijaksanaan mereka dan memahami apa yang menjadi nilai dalam kehidupan.

Diharapkan pula mereka dapat mewariskan semangat Tzu Chi. Inilah mewariskan kebajikan di dalam keluarga. Dari pada mewariskan uang kepada anak, lebih baik mewariskan berkah sehingga mereka dapat terus menciptakan berkah dan menyebarkan cinta kasih kita. Ini sangatlah penting.

Sesungguhnya, Tzu Chi bertujuan untuk menginspirasi semua orang membangkitkan sifat hakiki yang setara dengan Buddha. Tindakan Bodhisatwa datang dari ladang pelatihan yang penuh cinta kasih dan welas asih. Hendaknya kita memiliki cinta kasih dan welas asih. Cinta kasih berarti cinta kasih agung yang tidak membeda-bedakan.

Hendaknya Bodhisatwa turun ke tengah masyakat. Baik ada jalinan jodoh maupun tidak, kita harus memiliki semangat misi untuk menyucikan hati manusia dan menginspirasi Bodhisatwa dunia. Lihatlah, sebuah pasar juga bisa menjadi ladang pelatihan. Meski pasar sangat ramai, dengan tekad dan hati yang murni, semua tempat adalah tanah suci. Dengan hati yang murni, pasar dapat menjadi ladang pelatihan yang terbaik.

“Kami sepakat untuk mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di pasar. Ketika mendapat kabar itu, saya langsung berdiskusi dengan istri saya. Kami memiliki sebuah toko di dalam pasar dan kami ingin meliburkan toko itu sehari untuk mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Setelah kabar ini disebarkan, para relawan dengan senang hati saling bekerja sama,” kata Chen Jin-ku relawan Tzu Chi.

“Upacara dimulai pukul 7 pagi dan diawali dengan Gatha Pujian bagi Buddha dan Gatha Pembuka Sutra. Di dekat sana, ada sebuah vihara. Ketika anggota Sangha dari vihara itu lewat dan melihat suasana yang agung, beliau juga masuk untuk memuja Buddha dan berdoa demi kedamaian dunia. Hari itu sungguh dipenuhi dengan sukacita Dharma,” pungkas Chen Jin-ku.

Stan di pasar pun dapat kalian ubah menjadi sebuah ladang pelatihan yang agung hingga menerima pujian dari anggota Sangha. Dapat dilihat bahwa kalian telah melakukan hal yang benar.

“Dalam pemandian rupang Buddha di pasar, setelah berdoa, para warga akan mendapatkan gantungan dan bakpao buah persik. Mereka kemudian akan mengeluarkan sejumlah uang dan mendonasikannya. Di samping altar, ada sebuah stan dengan logo toko cinta kasih. Di sana terdapat banyak celengan bambu. Hari itu, kami dipenuhi oleh cinta kasih. Pada saat yang bersamaan, sebanyak lebih dari 100 celengan bambu yang disiapkan relawan telah dibawa oleh warga,” kata Chen Yi-jun relawan Tzu Chi.

Semangat 50 sen Tzu Chi tetap dipraktikkan hingga kini. Hal ini tidak akan memengaruhi kehidupan kita. Tetes demi tetes sumbangsih dapat mengembangkan kebajikan kita. Saat Anda menaruh koin ke dalam celengan, niat Anda adalah untuk membantu orang lain.

Membantu orang lain berarti menciptakan berkah. Pada saat kita menciptakan berkah, kita telah mengembangkan kebijaksanaan. Kita tidak hanya mencari uang untuk kebutuhan hidup saja, tetapi juga untuk menciptakan berkah bagi dunia. Sumbangsih kita tidak perlu dalam jumlah besar, yang penting ialah cinta kasih kita harus berkelanjutan.

Hendaknya kita menghimpun cinta kasih karena semua orang memilikinya. Kita harus mendoakan semoga diri sendiri memiliki kekuatan untuk membantu orang lain. Membantu orang lain berarti menciptakan berkah. Ketika menciptakan berkah, kita akan mendapatkan berkah pula.

Hari ini, saya mendengar tentang apa yang kalian lakukan di pasar. Dengan kebijaksanaan yang murni dan hati yang penuh cinta kasih, kalian menyerukan kepada semua orang untuk datang berpartisipasi dalam upacara pemandian rupang Buddha. Sesungguhnya, Buddha pada dasarnya adalah murni. Mengapa kita sebagai makhluk awam melaksanakan pemandian rupang Buddha?

Sesungguhnya, rupang Buddha melambangkan hakikat kebuddhaan kita. Kita harus menyucikan diri sendiri. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa, semua orang dapat menjadi Bodhisatwa. Jadi, hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa dan memperluas jalinan jodoh Dharma. Pasar adalah tempat yang paling baik bagi kita untuk menjalin jodoh Dharma secara luas. Marilah kita mengajak orang lain untuk menciptakan berkah di tengah masyarakat.

Ketika kita berpikir untuk membantu orang lain setiap hari, pikiran kita adalah berkah yang tulus. Jangan hanya memikirkan ini sebulan sekali, melainkan setiap hari. Ini disebut dengan membasahi batin semua makhluk. Banyak orang memiliki batin yang gersang. Jika kita setiap hari memiliki pikiran yang bajik, ini bagaikan tetes demi tetes air Dharma yang dapat membasahi batin yang gersang. Inilah tekad pelatihan. Pasar juga adalah ladang pelatihan yang dapat menginspirasi hati setiap orang.

“Relawan selalu mengingatkan setiap orang untuk menonton Da Ai TV. Kami berharap setiap peserta memiliki kesempatan untuk mengenal dan mendengar Dharma. Saat ini, dunia dipenuhi dengan banyak konflik sehingga menyucikan hati manusia adalah hal yang sangat penting. Jika kita dapat membawa kemurnian hati dan rasa hormat dari upacara pemandian rupang Buddha ke dalam setiap momen kehidupan kita, saya yakin bahwa hati manusia yang murni dan masyarakat yang harmonis akan segera terwujud,” kata Chen Guo-yan relawan Tzu Chi.

Dibutuhkan seseorang untuk menginspirasi orang lain untuk berbuat baik. Begitulah Bodhisatwa menyucikan dunia. Hendaklah kita memiliki niat seperti ini. Kita harus menyucikan hati sendiri dan orang lain.

Hendaklah kita setiap hari menciptakan energi berkah. Untuk mewujudkan keharmonisan dan kedamaian dunia, hendaknya semua orang bergabung dengan Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisatwa dengan hati Bodhisatwa. Kita akan menuai apa yang kita tabur. Tidak ada yang dapat mengambilnya dari kita. Hendaknya kita bersungguh hati untuk mengakumulasi berkah setiap hari sehingga kita dapat mewujudkan keharmonisan. Ini sangatlah penting.

Membawa manfaat dengan tulus dan mewariskan kebajikan di dalam keluarga
Menjalin jodoh berkah di ladang pelatihan welas asih
Menbasahi batin semua makhluk dengan air Dharma
Menyucikan hati manusia demi mewujudkan keharmonisan