“Berita tentang misi amal kita meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Ada seorang wanita beserta ayahnya yang tinggal di Yonghe. Mereka telah tinggal di rumah yang sangat berantakan selama lebih dari 20 tahun. Pada hari itu, sebanyak lebih dari 60 orang dimobilisasi. Sebanyak 30-40 orang di antaranya adalah relawan Tzu Chi. Kesungguhan dan antusiasme relawan Tzu Chi memberikan pengaruh pada penduduk setempat,” kata Gu Ya-qing Reporter Da Ai TV.

“Sebagai relawan baru di Tzu Chi, hal itu sangat mengejutkan saya dan mengubah kesan saya terhadap Tzu Chi. Kesan pertama saya terhadap relawan Tzu Chi ialah mereka mengenakan seragam dan menyapa, ‘Apa kabar?’ Namun, saya tidak mengira bahwa saat benar-benar melakukan daur ulang dan melakukan kegiatan relawan, mereka sangat bersedia untuk menyingsingkan lengan baju. Tindakan mereka telah membuka pandangan saya terhadap kebajikan,” lanjut Gu Ya-qing.

“Sesungguhnya, kebajikan tak hanya bisa berpengaruh bagi satu orang, tetapi juga bisa berdampak bagi sangat banyak orang, segenap komunitas, orang-orang di belakang yang tidak terlihat oleh kita, dan mungkin masih banyak lagi. Terima kasih,” pungkas Gu Ya-qing.

Misi budaya humanis bertujuan untuk menyucikan hati manusia. Kita juga terus mempraktikkan kebajikan lewat misi Tzu Chi lainnya, yakni misi amal, misi kesehatan, dan misi pendidikan. Siapa yang akan meliput aktivitas baik kita ini? Jadi, saya merasa bahwa untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk, kita memerlukan misi budaya humanis agar kisah yang ada dapat sungguh-sungguh diberitakan dan tersebar secara luas.

“Belakangan ini, saya mewawancarai pasangan suami istri yang bernama Xu Jian-guang dan Yang Yin-feng. Mereka berdua adalah pasien polio. Setiap harinya, mereka berdua datang ke depo daur ulang. Mereka sama sekali tidak pernah menjadikan kondisi mereka sebagai alasan untuk tidak pergi. Ini membuat saya sangat tersentuh,” kata Chen Pin-jie Reporter Da Ai TV.

“Sebenarnya, perbincangan saya dengan mereka telah membuat saya merasa bahwa saya ingin menyebarkan kesungguhan mereka dan rasa terharu saya yang mendalam kepada semua orang. Dengan begitu, kisah mereka dapat diketahui secara luas. Itu jugalah yang membuat saya terus bersemangat dalam menjalani pekerjaan saya sebagai reporter,” lanjut Chen Pin-jie.

Chen Pin-jie menanjutkan “Seorang relawan daur ulang di Tucheng bernama Mou Shan-zhong sangat mengejutkan saya. Orang-orang mungkin tidak mengira bahwa usianya telah mencapai 95 tahun. Meskipun begitu, kondisi fisiknya sangat prima. Dia setiap hari membawa barang daur ulang, karton, dll., dari lantai 4 ke lantai 1.”

“Dia mengendarai sepedanya ke depo daur ulang setiap hari. Dia dapat melakukan pekerjaan daur ulang selama lebih dari 30 tahun karena ibunya pernah mengatakan padanya untuk melakukan kebajikan. Dia pun selalu menyimpan perkataan itu di dalam hatinya. Demi menjalankan pesan ibunya, dia melakukan pekerjaan daur ulang dengan tekun selama lebih dari 30 tahun,” pungkas Chen Pin-jie.

Kita perlu menyiarkan kisah orang baik yang melakukan perbuatan baik. Ada banyak orang yang melakukan kegiatan relawan dengan sungguh-sungguh. Lihatlah, ada sekumpulan relawan yang mendedikasikan diri di kompleks kita ini.

Di bawah terik matahari, mereka bersimbah peluh karena bekerja untuk meratakan tanah. Mereka semua adalah relawan dan merupakan Bodhisattva dunia yang sesungguhnya. Selama puluhan tahun, tekad mereka tetap sama. Melihat mereka membungkuk dan berjongkok di tanah agar kita bisa keluar masuk dengan aman, saya selalu merasa sangat bersyukur.

“Yang sedang berada di samping saya sekarang adalah Kakak Li Chang-ji. Tahun ini, usianya sudah 88 tahun. Kakak Chang-ji sangat rajin. Depo daur ulang sedang dalam proses renovasi, dimulai pada tanggal 12 Juni. Kakak Chang-ji setiap harinya tidak pernah absen. Dia selalu datang pukul 06.00,” kata Zhuang Mao-xiong relawan Tzu Chi.

“Setiap hari, dia berjalan kaki dari Tamsui ke Guandu. Dia berkata bahwa Depo Daur Ulang Guandu adalah depo daur ulang yang paling dia sukai. Dia merasa seperti ada yang kurang bila tidak datang. Jadi, karena dia berjalan kaki setiap hari, kakinya menjadi sangat kuat, bahkan lebih kuat dari kami yang lebih muda darinya. Walaupun usianya sudah 88 tahun, dia lebih bertenaga dibanding kami yang lebih muda. Jadi, dia adalah sosok pilar semangat bagi kami,” pungkas Zhuang Mao-xiong.

Para staf misi budaya humanis, relawan Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih dan mengucap syukur dengan tulus. Mereka tidak menghitung jam yang mereka luangkan. Waktu yang mereka luangkan untuk bersumbangsih tidak terhitung banyaknya. Dalam ajaran Buddha, sering ada ungkapan mengenai pahala yang tak terhingga. Menurut saya, ungkapan itu sangat mendeskripsikan relawan-relawan kita yang bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka sungguh telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Melihat mereka, saya sangat terharu dan bersyukur.

Misi budaya humanis kita bahkan lebih memerlukan relawan. Seperti yang baru saja saya katakan, kita memiliki relawan dokumentasi di seluruh dunia. Jadi, meskipun kita berada di sini, para relawan dokumentasi tetap merekam, menyunting, dan mengirimkan berita dari daerah mereka kepada kita.

Saya sangat berharap staf misi budaya humanis kita dapat menunjukkan rasa terima kasih kepada para relawan di seluruh dunia yang telah bersumbangsih tanpa pamrih. Demi misi budaya humanis kita, mereka merekam berbagai aktivitas Tzu Chi sehingga kita memiliki bahan yang dapat disiarkan.

Para staf dan anak muda di misi budaya humanis kita, saya sangat berterima kasih kepada kalian. Kalian semua hendaknya banyak menghargai berkah. Lantas, apa lagi yang perlu dilakukan selanjutnya? (Banyak menciptakan berkah.) Banyak menciptakan berkah. Kita harus menghargai dan banyak menciptakan berkah.

Selama para staf dalam misi budaya humanis dapat bekerja sama dengan harmonis, kita pasti bisa menyebarkan berita-berita baik ke seluruh dunia untuk menyucikan hati manusia. Mampu menyucikan hati manusia juga berarti melindungi kehidupan. Ajaran Buddha menganjurkan kita untuk menyayangi semua makhluk.

Kita hendaknya lebih bersungguh hati dan menggunakan kebijaksanaan untuk menginspirasi sesama agar tidak menelan sesuatu yang tidak bersih. Lihatlah hewan-hewan ini. Apa yang mereka makan? Di lingkungan seperti apa mereka hidup? Bagaimana manusia membesarkan mereka? Pada akhir kehidupan mereka, bagaimana mereka bisa berakhir di dalam mulut manusia? Lihatlah, apakah prosesnya bersih?

Bervegetaris bertujuan untuk memurnikan diri kita. Bumi menyediakan sumber daya yang berlimpah bagi umat manusia. Selama kita menjaganya dengan baik, Bumi dapat menyediakan makanan yang berlimpah bagi kita. Jadi, setiap hari saya selalu menyerukan kepada orang-orang untuk memetik pelajaran besar. Kita harus membicarakan, menjalankan, dan mempromosikan vegetarisme.

Saya setiap hari membicarakan tentang topik ini. Namun, jika hanya saya yang membicarakannya, akan sangat berat. Kita memerlukan Da Ai TV untuk banyak mempromosikan vegetarisme supaya orang-orang bisa memahaminya serta dapat melindungi semua makhluk dan mencintai Bumi sehingga Bumi bisa menumbuhkan lebih banyak tanaman pangan. Kita berharap semua orang bisa lebih bersungguh hati dalam berusaha untuk melindungi kehidupan dan Bumi. Kita harus memulainya dari diri kita sendiri.

Kita semua memiliki tekad dan misi yang sama. Masuk ke badan misi Tzu Chi, kita perlu mengembangkan kekuatan tekad kita. Saya juga sering berkata kepada para kepala RS dan para dokter bahwa mereka telah bertekad untuk menjadi dokter. Jadi, berhubung sekarang sudah menjadi dokter, semuanya harus berpegang teguh pada tekad itu.

Hal yang sama juga berlaku untuk staf misi budaya humanis. Kalian bekerja di media massa, seperti radio dan sebagainya. Kalian juga harus berpegang teguh pada tekad kalian. Dengan berpegang teguh pada tekad, jalan kalian pasti akan terbuka lebar. Jadi, kita semua adalah Bodhisattva dunia yang mendalami ajaran Sutra Makna Tanpa Batas. Kita harus membangun tekad dan ikrar untuk menyucikan hati manusia.

Hati Buddha berarti menyadarkan orang-orang di dunia, sedangkan hati Bodhisattva berarti terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Jadi, misi budaya humanis kita bisa membimbing orang dari tiga kapasitas, yakni kapasitas tinggi, menengah, dan rendah. Kita dapat menjangkau ketiga golongan tersebut.

Ketika anak-anak menonton tayangan kita, mereka akan senang dan memahaminya. Ketika lansia menontonnya, mereka juga akan lebih bahagia dan tenang. Saat anak muda dan orang dewasa yang menonton, mereka akan merasakan kedalaman dan kualitasnya. Tayangan kita akan menjangkau semua golongan. Kita harus memiliki tekad yang sama untuk bersumbangsih bagi dunia. Untuk menyucikan hati manusia, kita mengandalkan misi budaya humanis.

Misi budaya humanis membawa ke arah kebajikan
Menjalankan praktik nyata dengan ketulusan tanpa pamrih
Pola hidup vegetaris menjernihkan hati dan melindungi alam semesta
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan menggarap ladang pahala