“Kakak Sheng-sheng telah mencapai titik akhir kehidupannya kali ini. Dahulu, dia adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Lalu, dia mulai memperkenalkan Tzu Chi kepada para tetangganya dan mengikuti Master untuk menapaki Jalan Bodhisatwa yang kemudian membuat kehidupannya menjadi makin bernilai. Dia berikrar untuk menjadi silent mentor. Akhirnya, berkat jalinan jodoh baik, dia diantarkan ke Universitas Tzu Chi untuk menyempurnakan akhir hayatnya,” kata Chen Bing-li relawan Tzu Chi.
“Pada tahun 1978, saya mengetahui bahwa Tzu Chi sedang mengerjakan hal baik. Saya bertanya kepada Master, ‘Master, apabila kita melakukan perbuatan baik, apakah itu akan mendatangkan buah karma baik?’ Master pun menjawab, ‘Jika kamu berbuat baik, lingkungan sekitarmu pun akan menjadi baik’,” kata Ji Chen Yue-yun relawan Tzu Chi.
“Saya tidak hanya bertanya tentang itu, melainkan juga menanyakan hal lain. ‘Master, apakah dengan saya berbuat baik, anak cucu saya akan terlindungi?’ Master lalu menjawab, ‘Ketika anak cucumu menghadapi kesulitan, orang-orang di sekitar mereka akan segera menolong mereka.’ Di Tzu Chi, saya merasa sangat berharga. Terkadang, saat melihat orang yang meninggal karena hukum alam, saya jadi terpikir untuk lebih menghargai waktu dan bersumbangsih dengan sungguh-sungguh,” pungkas Ji Chen Yue-yun.
Ini semua adalah permata. Semua orang perlu berusaha maksimal dalam menulis sejarah Tzu Chi. Di Tzu Chi, semuanya adalah Bodhisatwa dunia masa kini. Saya sering kali berkata bahwa kedatangan Buddha ke dunia ini adalah sesuatu yang terjadi lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Namun, banyak kisah nyata zaman Buddha yang tidak tercatat.
Kini, relawan Tzu Chi sungguh-sungguh mempraktikkan ajaran Buddha. Kedatangan Buddha ke dunia tak pernah lepas dari empat pikiran tanpa batas, yakni cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Kita sekarang telah mewujudkan keempat hal itu. Anda perlu berbagi tentang apa yang telah Anda lakukan. Kalian hendaknya mengingat bahwa kalian harus menjadi teladan. Itu juga yang telah saya lakukan selama ini.
Saya telah menunjukkan apa yang telah kita lakukan dahulu. Kita melakukan apa yang kita katakan dan mengatakan apa yang kita lakukan. Kita telah melakukannya. Karena itu, ketika sekarang kita mengeluarkan buku ini dan membukanya, kita akan tahu siapa yang telah berbuat apa di mana. Terdapat banyak relawan dengan ikrar yang sama.
Saya sangat menantikan kalian semua menulis cerita masing-masing. Dengan banyaknya orang yang menulis, akan makin banyak pula potongan sejarah yang tercatat dan catatan sejarah ini akan lebih lengkap. Jadi, kita hendaknya menginventarisasi kehidupan kita dan menghargai nilainya. Ini juga sering saya sampaikan setiap kali melakukan kunjungan. Saya sangat berharap sejarah Tzu Chi dapat tercatat.
“Saya sangat berterima kasih kepada Master karena Master telah membimbing kami dengan kebijaksanaan. Kami tidak hanya mengikuti Master pada kehidupan kali ini, melainkan juga pada kehidupan-kehidupan selanjutnya,” kata Li Feng-shi relawan Tzu Chi.
Kita mengatakan apa yang telah kita lakukan dan melakukan apa yang kita katakan. Inilah cara kita membimbing orang-orang. Ini disebut mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi. Janganlah kita membatasi diri hanya karena usia tua. Saya bahkan lebih tua dari Bapak Li. Saya sudah hampir berusia 90 tahun. Karena itu, saya menganjurkan kepada kalian untuk lebih sering keluar dan menghadiri kegiatan yang ada.
“Setiap kali kita meminta Kakak Gao-ai untuk membagikan pengalamannya, dia selalu berkata bahwa dia buta huruf dan tidak pandai bicara,” kata Luo Chun-mei relawan Tzu Chi.
Buta huruf bukanlah masalah, yang penting bisa bersumbangsih. Kalian juga harus sering keluar agar orang-orang dapat melihat kalian dan mendengarkan pengalaman yang kalian miliki.
“Master, saya berikrar untuk terus bersumbangsih hingga embusan napas terakhir saya,” kata Huang Gao-ai relawan Tzu Chi berusia 92 tahun.
Baik. Semuanya sangat mengasihimu. Seperti arti di balik namamu, kamu memang sangat dicintai.
“Terima kasih, Master,” ucap Huang Gao-ai relawan Tzu Chi berusia 92 tahun.
Terima kasih. Saya sangat senang. Dalam perjalanan kali ini, saya melihat para relawan dalam kondisi sehat. Ini membuat saya merasa tenang. Saya telah mendengar kalian berbagi tentang apa yang kalian lakukan dalam kehidupan kalian meskipun hanya secara garis besar. Kalian telah melakukan sangat banyak hal, tetapi yang kalian ceritakan hanya sedikit, entah itu karena keterbatasan waktu atau karena kalian memilih untuk bersikap rendah hati. Namun, saya ingin berkata pada kalian bahwa kalian harus membangun tekad dan ikrar untuk bisa membagikan pengalaman.
Apa yang kita lakukan pada masa lalu memang membawa manfaat bagi banyak orang. Pada zaman sekarang, segalanya sudah serba leluasa. Sekarang, terdapat banyak orang di 16 negara dan wilayah dengan 1.750 sambungan yang sedang mengikuti pertemuan kita. Pertemuan ini disiarkan secara langsung ke seluruh dunia. Yang kita bahas di sini ialah apa yang kita lakukan di masa lalu.
Setiap relawan adalah teladan bagi orang lain. Kita menyiarkan pertemuan ini ke seluruh dunia untuk memperlihatkan bagaimana insan Tzu Chi menjalankan aktivitas Tzu Chi demi membantu semua makhluk di dunia. Karena itulah, mereka disebut sebagai teladan.
Belakangan ini, saya sering membicarakan tentang pendidikan. Pertama, kita perlu menginventarisasi kehidupan kita. Dengan menceritakan dan mencatatnya, kita juga menceritakan sejarah zaman kita. Selain itu, kita juga menceritakan apa yang telah kita lakukan. Ini juga bisa menunjukkan nilai dari kehidupan kita.
Tulisan-tulisan yang telah kita tinggalkan dapat bertahan dalam waktu yang lama. Nilai kehidupan ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi permata dalam keluarga. Jika kita tidak melakukan apa pun di masa lalu, bagaimana Tzu Chi kini bisa tersebar ke seluruh dunia?
Karena itu, saya sangat berharap dalam beberapa hari ini, kalian dapat membagikan pengalaman kalian dengan baik. Kalian bisa mengatakan, “Saya belum menceritakan bagian ini. Saya tidak terpikir tentang itu. Terima kasih sudah mengingatkan. Saya akan menambahkan tentang ini.” Orang lain juga bisa membantu untuk melengkapi cerita Anda.
Selama kita menuangkan cerita itu ke dalam tulisan dan menyusunnya berdasarkan sejarah yang nyata, buku-buku ini selamanya akan mengabadikan kehidupan kita dan menjaga semangat dalam keluarga kita. Karena itu, saya sangat menantikan naskah-naskah ini rampung. Semua ini sangat berharga.
Berhubung buku-buku ini akan diterbitkan satu demi satu, kalian hendaknya menghimpun relawan lainnya agar proyek ini terus berlanjut. Mereka yang lebih muda dapat membantu kalian menuliskannya. Dengan berpartisipasi dalam proyek ini, mereka dapat mendengar kisah dan mencatatnya. Dengan demikian, pencatatan sejarah Tzu Chi ini dapat dijalankan berbarengan oleh banyak relawan.
Kalian harus sungguh-sungguh mempertahankan jalinan jodoh dengan saya. Untuk itu, kalian harus mendengarkan pesan saya dengan baik. Kalian perlu sungguh-sungguh merangkai ingatan yang ada dalam hati dan pikiran kalian. Cerita-cerita ini dapat berpengaruh terhadap orang lain, menggerakan hati mereka, dan menginspirasi setiap orang untuk turut membangkitkan welas asih dan membawa manfaat bagi sesama. Jadi, ini sangatlah penting. Semua orang dapat melakukannya.
Saya sangat berterima kasih kepada relawan senior kita, termasuk Lan-jin. Dia telah menghimpun tetes-tetes kekuatan dan membimbing banyak orang. Jing Yao pun demikian. Dahulu, dia mengajak suaminya untuk bergabung dengan Tzu Chi. Sejak dahulu hingga kini, dia terus menjalankan aktivitas Tzu Chi. Kalian dapat menjadi saksi bagi diri sendiri dengan menceritakan masa-masa yang telah kita lalui. Ini mengharuskan kita untuk membangkitkan memori dan mengaktifkan sel-sel otak kita. Ini juga bertujuan untuk membimbing orang.
Saya juga sudah lanjut usia, tetapi saya masih ingin mendampingi kalian setiap saat. Saya masih ingin mendengarkan kesungguhan hati dan cinta kasih kalian di Tzu Chi. Selain itu, sel-sel Tzu Chi di otak setiap orang dari kalian perlu dihidupkan dan diaktifkan. Kita perlu mengaktifkan sel-sel itu dan membangkitkan welas asih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.
Relawan senior adalah permata dalam keluarga
Menjadi teladan secara nyata dan bermanfaat bagi sesama
Membawa manfaat bagi sesama bisa menyehatkan hati dan pikiran
Mewariskan sejarah dan melanjutkan jalinan jodoh baik