“Jalinan jodoh ini berawal dari 8,5 tahun lalu. Saat itu, perang saudara Suriah memasuki tahun kelima dan kami mulai memberikan pendampingan. Kami mengunjungi keluarga demi keluarga pengungsi Suriah demi mencari tahu apa yang mereka butuhkan. Lalu, kami segera mengumpulkan barang yang dibutuhkan dan mengantarkannya ke rumah para pengungsi yang kami sebut imigran baru. Dengan demikian, kebutuhan sehari-hari mereka akan tercukupi. Demikianlah kami terus mendampingi mereka hingga kini,” kata Zhu Qi-cheng relawan Tzu Chi.
Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang telah mencurahkan perhatian secara berkala kepada warga kurang mampu dan pengungsi. Kalian menghimpun cinta kasih untuk memperhatikan mereka. Meski cinta kasih kalian belum tersebar luas, tetapi orang-orang yang berjodoh pasti akan bertemu. Kalian akan bertemu dengan mereka dan mereka akan memperoleh bantuan. Kita dapat mencurahkan perhatian dan telah melakukannya dengan kesungguhan hati. Kalian sepenuh hati memperhatikan mereka. Inilah cinta kasih agung yang tulus. Kalian telah melakukan hal yang benar.
Waktu selalu berlalu dengan cepat. Saya memuji kalian semua yang telah melakukan hal yang benar. Yang lebih mengagumkan ialah kalian bisa berhimpun dengan teman baik dan bersumbangsih dengan kesatuan hati, tekad, dan ikrar. Setiap hari, ada pengalaman yang bisa kalian bagikan. Dari sini bisa diketahui betapa damai dan tenangnya hati kalian. Kalian telah menolong orang-orang yang menderita. Jadi, kalian merasa damai dan tindakan kalian selaras dengan kebenaran.
Tentu saja, masih ada orang-orang yang sangat menderita dan belum ada jalinan jodoh untuk bertemu dengan kita. Kita harus membangun tekad dan ikrar untuk menemukan lebih banyak orang yang berjodoh dengan kita dan mengalami kesulitan hidup. Dapat membantu mereka menjalani hari demi hari, inilah yang terbaik. Singkat kata, ada banyak hal di dunia ini yang harus kita lakukan atas inisiatif diri sendiri.
Tanpa membangkitkan tekad dan memulai langkah, tidak akan ada jalinan jodoh bagi kita untuk melakukannya. Bapak dan Nyonya Shao telah menyumbangkan sebidang lahan pada kita. Ini adalah jalinan jodoh baik yang sulit dijelaskan. Berkat lahan yang disumbangkan ini, Tzu Chi dapat melakukan lebih banyak hal di Kanada.
Di perkebunan ini, para insan Tzu Chi dapat melakukan banyak hal. Di atas lahan yang luas dan hijau ini, kita juga bisa mengadakan pertemuan. Di sana, semua orang berhimpun tanpa pergunjingan. Yang ada hanyalah jalan kebenaran. Bagaimana hendaknya kita menapaki jalan kehidupan? Di atas lahan yang luas ini, sekelompok Bodhisatwa berhimpun dan berbagi tentang perbuatan baik orang baik. Mereka menggarap sawah sekaligus menggarap ladang batin. Saya turut bersukacita untuk mereka. Sungguh, saya sangat bersyukur.
Nilai sebuah tempat terletak pada kegunaannya. Lahan tersebut digunakan untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Ini disebut pahala. Saya sering berkata bahwa kita tidak memiliki hak milik atas kehidupan kita. Semua hak milik di dunia ini bersifat sementara. Berapa lama usia kehidupan seseorang? Kita tidak tahu. Akan tetapi, ada satu hal yang pasti, yaitu ketidakkekalan.
Genggamlah hari ini untuk melakukan hal yang benar agar kita memperoleh kedamaian batin. Dengan melakukan hal yang benar, kita akan merasa sukacita dan tenang. Intinya, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk bersumbangsih. Makin banyak bersumbangsih, makin banyak yang diperoleh. Apakah yang diperoleh? Jalinan jodoh baik. Yang terpenting di dunia ini ialah jalinan jodoh baik antarmanusia.
Memiliki banyak jalinan jodoh baik lebih penting daripada memiliki banyak uang. Inilah yang disebut berkah. Dengan adanya jalinan jodoh baik, barulah kita bisa menciptakan berkah bagi dunia. Kita mengenal kata kebijaksanaan dan pengetahuan. Dengan pengetahuan, orang-orang mengejar keuntungan di dunia ini. Orang-orang pada umumnya mengejar keuntungan dengan pengetahuan. Biasanya, orang-orang mengejar keuntungan untuk diri sendiri. Ini tentang keuntungan.
Alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan cinta kasih yang murni tanpa noda untuk mengasihi diri sendiri, dunia ini, dan semua orang, hewan, dan tumbuhan di seluruh dunia. Kita juga harus mengasihi hewan dan tumbuhan. Dengan adanya manusia, hewan, dan tumbuhan, barulah dunia ini akan penuh vitalitas. Baik manusia, benda, rumput, maupun pohon, kita harus mengasihi semuanya.
Untuk menjaga segala sesuatu di dunia ini, kita hanya bisa menggunakan cinta kasih. Asalkan ada cinta kasih, maka akan ada jalan kebenaran. Tanpa cinta kasih yang murni tanpa noda, umat manusia akan terancam krisis. Saat hati kita dipenuhi cinta kasih, barulah kita bisa menapaki jalan kebenaran yang lapang dan dunia ini bisa maju. Jika langkah kita menyimpang sedikit saja, kita bukan hanya akan melakukan kesalahan kecil, melainkan kesalahan besar yang berdampak bagi seluruh dunia.
Belakangan ini, saya merasa sangat khawatir. Setiap hari, saya sangat mengkhawatirkan kondisi dunia ini. Singkat kata, kita harus menunaikan kewajiban kita dan memulainya dari lingkungan sekitar kita. Lakukan saja hal-hal yang baik karena kehidupan tidaklah kekal. “Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang diperoleh?” Kita semua tahu tentang kebenaran ini.
Air merupakan sumber kehidupan bagi bumi. Manusia juga membutuhkan air. Tanpa air, sulit bagi orang-orang untuk bertahan hidup. Begitu pula dengan tumbuhan dan hewan. Karena itu, kita harus memiliki cinta kasih agung yang dapat merangkul seluruh dunia. Ini membutuhkan partisipasi semua orang. Mari kita berbuat baik bersama. Ini tidak bisa dilakukan oleh segelintir orang saja. Ada orang yang berkata, “Mengapa Anda tidak berbuat baik?” Sesungguhnya, kita hendaknya bertanya pada diri sendiri, “Mengapa saya tidak berbuat baik?”
Setiap orang menyebut diri sendiri sebagai “saya”. Anda, dia, dan saya, semuanya menyebut diri sendiri sebagai “saya”. Saat semua orang bersatu, “saya” akan berubah menjadi “kita”. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita hendaknya bersungguh hati untuk bersumbangsih dan memotivasi satu sama lain.
Bertekad dan berikrar untuk menghimpun cinta kasih
Bersumbangsih secara nyata untuk menolong orang yang berjodoh
Menapaki jalan yang lapang dengan hati yang murni
Mengajak insan mulia untuk menggarap ladang berkah