“Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk kembali lagi ke Griya Jing Si. Sejak Kakak He mengajak saya menemui Master pada tanggal 4 Agustus 2011 lalu hingga kini, 12 tahun lebih telah berlalu. Setiap kali kembali ke sini, saya selalu merasa bahwa saya kembali untuk menyerahkan rapor kepada Master,” kata Michael Chung Kepala Klinik Pengobatan Tradisional Tiongkok Tzu Chi.

“Kini, di Kanada, TIMA telah memiliki banyak anggota muda. Dua belas tahun lalu, hanya ada saya dan Xiao-fen. Kamilah yang memulai TIMA di sana. Kini, anggota TIMA di Kanada sudah puluhan orang. Sepanjang perjalanan ini, terdapat banyak tantangan karena mengembangkan pengobatan tradisional Tiongkok di Kanada tidaklah mudah. Warga setempat tidak familier dengan pengobatan tradisional Tiongkok. Meski kami merasa bahwa ada banyak yang bisa kami lakukan, tetapi warga setempat tidak memahaminya,” lanjut Michael Chung.

“Sepanjang perjalanan ini, saya sangat bersyukur kepada Kakak He dan para relawan Tzu Chi lainnya yang telah mendirikan fondasi yang kokoh. Berkat kepercayaan warga setempat terhadap Tzu Chi, kami bisa memperkenalkan pelayanan medis kami dengan permulaan yang baik,” pungkas Michael Chung.

“Di sana, terdapat banyak warga lansia. Para relawan Tzu Chi telah merawat mereka selama sepuluh tahun. Karena itulah, kini kami bisa menggunakan metode pengobatan tradisional Tiongkok untuk merawat warga lansia setempat. Kami juga berharap di sana, tim medis yang masih muda dapat mempertahankan kelembutan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan. Kami berharap mereka dapat mengemban misi kesehatan Tzu Chi dengan penuh rasa tanggung jawab,” kata Steve Li Kepala bagian operasional Klinik Tzu Chi.

Saya yakin bahwa setiap orang ingin mengungkapkan rasa syukur dari lubuk hati. Sungguh, dahulu Relawan He pergi ke Kanada dengan harapan dapat membawa metode pengobatan tradisional Tiongkok ke sana. Ini bukan hanya harapannya, tetapi juga merupakan harapan saya.

Dahulu, saat hendak membangun rumah sakit, saya berharap dapat memadukan metode pengobatan Tiongkok dan Barat. Relawan He telah pergi ke Kanada selama 32 tahun. Saat itu, kami sungguh berharap harapan ini dapat terwujud. Kini, lebih dari 30 tahun telah berlalu. Saya juga sangat bersyukur kepada Dokter Chung. Saya masih ingat saat pertama kali kembali ke sini, dia juga menyampaikan harapan yang sama. Jadi, kami memiliki kesatuan tekad. Kami selalu menggenggam waktu dan jalinan jodoh karena kehidupan tidaklah kekal.

Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kalian harus menggenggam waktu saat saya masih ada untuk segera bersumbangsih. Berhubung memiliki kesatuan tekad, kita dapat menghimpun kekuatan besar. Dengan menyatukan hati dan memotivasi satu sama lain, kita dapat segera mewujudkan tekad kita. Berhubung jalinan jodoh telah matang, kita cukup menyatukan hati dan kekuatan. Kekuatan dua tangan lebih besar daripada kekuatan satu tangan. Karena itu, kita harus bekerja sama.

Kita harus mempelajari praktik Bodhisatwa. Untuk mempelajari praktik Bodhisatwa, kita harus membina cinta kasih berkesadaran. Tidak ada orang yang tahu berapa lama dirinya bisa hidup. Sebagai praktisi Buddhis, kita hendaknya mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus mempraktikkan cinta dan welas asih karena terdapat banyak penderitaan di dunia ini.

Jika kita hidup di tengah kenyamanan dan merasa bahwa orang-orang yang menderita tidak berkaitan dengan kita, kehidupan seperti ini sungguh sangat dingin. Yang benar-benar mengagumkan ialah cinta kasih berkesadaran yang penuh kehangatan. Jika bersikap dingin, kita selamanya tidak bisa belajar.

Kita hendaknya membuat orang-orang tahu bahwa hal yang perlu kita pelajari sangatlah banyak. Dengan belajar untuk bersumbangsih tanpa pamrih, kita akan merasa damai dan tenang. Setelah bersumbangsih dan melihat orang lain memperoleh manfaat dan ketenteraman, kita merasa sukacita. Demikianlah kita mengembangkan nilai kehidupan.

Kita tidak memamerkan perbuatan kita kepada orang lain. Namun, kita tahu apa yang tengah kita lakukan. Inilah kesadaran. Kita tahu apa yang tengah kita lakukan sehingga bisa bersumbangsih tanpa pamrih serta merasa lega dan tenang. Sesungguhnya, dalam mempelajari Dharma, kita hanya ingin memperoleh kedamaian yang berarti terbebas dari tekanan.

Saat melakukan hal yang benar, kita terbebas dari tekanan dan kemelekatan. “Apakah kalian tahu betapa besar sumbangsih saya?” Ini menandakan adanya kemelekatan. Takut orang lain tidak tahu kebaikan yang kita lakukan, ini adalah kemelekatan. Kita membawa manfaat bagi orang banyak tanpa memikirkan orang lain mengetahuinya atau tidak. Ini karena kita melepas setelah bersumbangsih. Inilah yang diajarkan oleh Buddha, yakni cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Inilah Bodhisatwa yang sesungguhnya.

Kita hendaknya bersumbangsih sebagai Bodhisatwa hingga selamanya. Dengan bersumbangsih tanpa kemelekatan, kita akan memperoleh pencapaian yang tak terhingga. Kita hendaknya menjaga tekad awal kita agar tekad awal ini bisa bertahan hingga selamanya. Kita hendaknya senantiasa mempertahankan niat baik yang kita bangkitkan.

Kita harus menggenggam waktu yang ada sekarang dan segera melakukan hal yang harus dilakukan. Kita tidak tahu berapa lama kita bisa hidup dan tidak tahu apakah jalinan jodoh kita bisa bertahan hingga selamanya. Karena itu, kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh, bekerja sama dengan harmonis, dan menggenggam waktu yang ada untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan. Berhubung usia kehidupan kita terbatas, kita hendaknya menggenggam waktu untuk meninggalkan warisan bagi generasi mendatang.

Kita menyempurnakan kehidupan kita dengan meneruskan jiwa kebijaksanaan kita untuk membawa manfaat bagi generasi mendatang. Kini, kita menapaki Jalan Bodhisatwa demi membawa manfaat bagi orang banyak tanpa mengharapkan balasan apa pun. Sesungguhnya, dengan tidak mengharapkan balasan apa pun, kita telah memperoleh pencapaian besar karena kita berhati lapang, berpikiran murni, dan selamanya terbebas dari kemelekatan. Demikianlah kita menjaga kesehatan jiwa dan raga kita.

Di kehidupan sekarang, kita memiliki jiwa dan raga yang sehat. Kesehatan jiwa dan raga bergantung pada cinta kasih. Kita hendaknya melenyapkan noda batin dan mempraktikkan cinta kasih yang murni dan tanpa pamrih. Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya.

Membuka dan membentangkan jalan untuk menyebarkan metode pengobatan tradisional Tiongkok
Mempraktikkan cinta kasih berkesadaran dengan kesatuan tekad
Memperoleh pencapaian tak terhingga dengan bersumbangsih tanpa kemelekatan
Mempertahankan tekad awal dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan