“Sangatlah luar biasa dapat mengikuti aktivitas positif seperti ini di tanah suci ini, di bawah pohon bodhi. Komunitas internasional berhimpun pada hari ini untuk menyampaikan pesan perdamaian dunia yang juga merupakan tujuan utama dari Yayasan Tzu Chi,” kata Lama Ngawang Tenzing Gyatso Ketua International Buddhist Council.
“Lebih dari 152 anggota Sangha berpartisipasi sehingga menambah keagungan dari upacara pemandian rupang Buddha ini. Hal ini memberikan pemandangan yang berbeda,” kata Su Qi-feng relawan Tzu Chi.
“Ajaran Buddha berbicara tentang welas asih dan cinta kasih seorang ibu terhadap semua makhluk. Hari ini, komunitas Buddhis internasional hadir untuk merayakan Hari Waisak. Ini adalah pertama kalinya saya berpartisipasi dan saya merasa ini adalah pengalaman yang luar biasa,” kata Y.M. Dorji Wangdel.
Membawa manfaat bagi kampung halaman Buddha adalah keinginan saya seumur hidup ini. Saya selalu mengucapkan terima kasih kepada relawan Tzu Chi dari Singapura dan Malaysia yang telah mewakili saya menjalankan ikrar saya. Saya memiliki ikrar, tetapi saya tidak mampu pergi ke sana. Kalian telah membantu saya mewujudkannya. Ini berarti kalian telah mempraktikkan Sutra. Saya sangat berterima kasih dan merasa sangat tersentuh.
Lihatlah, insan Tzu Chi telah pergi ke kampung halaman Buddha. Tidak hanya pergi ke sana, melainkan sejak awal, kalian telah menyebarkan ajaran Buddha di Singapura dan Malaysia terlebih dahulu. Inilah yang disebut bertindak secara nyata. Kalian mempraktikkannya terlebih dahulu, barulah pergi ke kampung halaman Buddha untuk menyebarkan ajaran Tzu Chi. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa.
Praktik Bodhisatwa berarti terjun ke tengah-tengah dunia dan membimbing semua orang untuk berbuat baik sehingga mereka dapat menyelesaikan segala hal, termasuk penderitaan. Kalian telah melakukan hal ini. Kalian tidak hanya melakukan hal yang berwujud, melainkan pendidikan yang tidak berwujud pun telah kalian jalankan. Dengan keluhuran kalian, kalian telah mendampingi dan membimbing anak-anak untuk membalas budi orang tua.
Melalui isyarat tangan “Lukisan Anak Kambing Berlutut”, ditunjukkan bagaimana seekor anak kambing bertumbuh dewasa dengan berlutut. Untuk mendapatkan susu, anak kambing harus berlutut. Ini mungkin karena ia tahu cara membalas budi luhur induknya. Sejak lahir, anak kambing akan berlutut untuk mendapatkan susu. Inilah cara hidup mereka. Namun, tidak demikian halnya dengan kita sebagai manusia. Jadi, kita harus terus membangkitkan kebijaksanaan.
Kita harus melihat terlebih dahulu, kemudian menjadi saksi. Setelah melihat penderitaan dan membawa bantuan, kalian seharusnya telah mendapatkan pelajaran. Belajar tidak ada batasnya. Lihatlah aksara Tionghoa “belajar” dan “sadar”. Sesungguhnya, keduanya adalah satu kesatuan. Namun, manusia telah jauh menyimpang dari hakikat kebuddhaan hingga mengembangkan pikiran awam. Mulai saat ini, hendaknya kita dapat melihat kebenaran.
Lihatlah kedua aksara ini, “belajar” dan “anak”. Kita harus belajar layaknya anak-anak untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Membawa manfaat bagi semua makhluk di dunia adalah prinsip kebenaran agung sebagai seorang manusia. Inilah jalan yang harus kita tapaki. Lahir di dunia ini, kita harus memiliki kehidupan yang bernilai. Nilai yang dimaksud ialah bersumbangsih bagi dunia. Inilah nilai yang sesungguhnya.
Buddha telah mengajarkan satu jalan kepada kita, yaitu Jalan Bodhisatwa. Hendaknya kita mempelajari jalan ini dengan baik dan mempelajari prinsip untuk menjadi manusia yang benar. Kita harus mempelajari jalan ini dan sungguh-sungguh menghayatinya. Inilah yang disebut dengan melihat jalan kebenaran. Ketika diri kita telah bersatu dengan kebenaran, ini disebut dengan tersadarkan. Sadar berarti melihat. Jadi, kalian telah pergi dan melihat penderitaan. Bagaimana cara kita mengubah penderitaan mereka?
Kita harus menyucikan hati dan pikiran manusia. Jika tidak, lihatlah, orang-orang di negara yang makmur akan merasa itu memang sudah sewajarnya. Mereka akan selalu mencari yang lebih baik dan tidak pernah merasa puas. Jadi, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai harapan, mereka akan menjadi pemberontak. Banyak orang berkata bahwa anak-anak mengalami fase memberontak dan itu sangat wajar. Saat mendengar hal itu, saya merasa bahwa ini tidaklah benar. Janganlah kita memiliki pemikiran seperti itu.
Kita harus membiarkan anak-anak bertumbuh dengan baik dan dapat memahami prinsip-prinsip kebenaran. Jika tidak memahami prinsip kebenaran, kita akan merasa bahwa seorang anak yang memberontak adalah hal yang wajar. Ini sangatlah berbahaya. Jadi, ketika pergi melihat bagaimana kehidupan di India dan Nepal, kalian harus tahu bahwa kalian pergi ke sana untuk melihat kebenaran dan belajar. Ini disebut dengan mengambil kitab suci.
Kita sering berkata bahwa kita mempelajari kitab suci untuk mencapai kebuddhaan. Sesungguhnya, kita mempelajari kitab suci untuk menjadi orang yang baik. Saya sering berkata, “Jika tidak berhasil menjadi manusia yang berkarakter baik, bagaimana bisa mencapai kebuddhaan?” Jadi, kita harus belajar menjadi orang yang baik dahulu dengan menyempurnakan karakter kita. Bagaimana kita dapat menyempurnakan karakter? Perjalanan kalian sangatlah bernilai. Mengapa saya selalu berkata demikian? Karena kalian telah menciptakan nilai.
Ketika melihat penderitaan orang lain, hendaknya kalian menyimpannya dalam pikiran sehingga akan ada 1 ruang di dalam pikiran kalian untuk menyadari berkah dan membangkitkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Terlebih lagi, saya melihat adanya pasangan suami istri yang melatih diri bersama. Kalian menapaki Jalan Bodhisatwa tanpa rintangan. Ketika Anda ingin melakukan satu hal, pasangan Anda akan mendukung. Ketika pasangan suami istri bergabung di Tzu Chi, semua anggota juga akan bergabung. Intinya, saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh.
Saya sangat kagum dengan keberanian kalian. Kalian telah melayani dengan kemurahan hati, kebenaran, dan keberanian. Kalian juga telah membina berkah dan kebijaksanaan. Intinya, manfaatkanlah kesempatan untuk melakukan yang dapat dilakukan. Kalian sungguh membuat hati saya merasa tenang karena kalian telah membantu saya mewujudkan ikrar saya. Saya mendoakan kalian semua. Semoga kalian mendapatkan cara untuk membawa manfaat dan menjangkau mereka yang membutuhkan. Jalan yang kalian tapaki di dunia ini adalah jalan untuk mencapai kebuddhaan.
Saat ini, kalian tengah menapaki jalan di dunia. Sesungguhnya, ketekunan dan semangat kalian membawa kalian kepada jalan menuju kebuddhaan. Kalian semua telah melakukannya. Terima kasih. Setelah mengetahui jalan tersebut, kita akan tersadarkan. Dengan mengetahui dan menapaki jalan tersebut, kita akan mencapai pencerahan. Ketika kita mempraktikkan kebenaran dengan langkah yang mantap, kita dapat mencapai kebuddhaan. Hal yang telah kalian lakukan ialah menapaki Jalan Bodhisatwa.
Kembali pada tekad awal untuk melihat kebenaran dan tersadarkan
Mempraktikkan Sutra untuk melenyapkan penderitaan dan menyempurnakan karakter
Menyebarkan kebajikan secara luas dan menginspirasi semua makhluk
Membimbing makhluk awam dengan kemurahan hati, kebenaran, keberanian, dan kebijaksanaan