Pemberkahan Akhir Tahun pertama tahun ini diadakan di Changhua. Saya melihat para relawan yang sangat agung. Setiap orang juga sangat sehat. Sungguh, hati saya dipenuhi rasa sukacita dan syukur. Bersyukurlah atas setiap hari yang dilalui dengan aman dan tenteram. Setiap hari, hati saya dipenuhi rasa syukur. Waktu terus bergulir. Sudahkah kita menggenggam waktu untuk melakukan hal yang bermakna? Saya selalu berpikir bahwa sulit untuk terlahir sebagai manusia dan lebih sulit lagi untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Sungguh sangat sulit untuk bertemu Jalan Bodhisatwa di dunia.
Setiap hari, saya menyaksikan siaran berita Da Ai TV yang selalu menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Karena itu, saya mengetahui berita internasional, seperti peperangan akibat kegelapan batin manusia dan bencana akibat ketidakselarasan unsur tanah, air, api, dan angin. Setiap hari, saya merasa sangat khawatir. Namun, apakah yang bisa saya lakukan? Sungguh, ada banyak peristiwa besar yang terjadi di dunia dan membuat saya merasa tidak berdaya. Terlebih lagi, sebagai makhluk berkesadaran, Bodhisatwa selalu memperhatikan semua makhluk yang menderita.
Semua makhluk memiliki perasaan, terlebih manusia. Saat kita mengenal seseorang, jalinan perasaan akan terbentuk. Karena itu, saat mendengar bahwa suatu wilayah dilanda bencana, kita merasa khawatir. Contohnya, saat mendengar bahwa ada wilayah yang diguyur hujan deras, saya segera berkata kepada para bhiksuni Griya Jing Si, “Negara ini dilanda banjir besar. Cari tahulah tentang kondisi relawan kita di sana. Apakah mereka semua aman dan selamat?”
Jika mereka mengatakan bahwa semua insan Tzu Chi di sana aman dan selamat, saya segera berkata, “Jika demikian, berpesanlah pada mereka untuk mengikuti siaran berita serta mencari tahu wilayah mana yang terkena dampak dan bagaimana menyalurkan bantuan bencana.” Di mana pun insan Tzu Chi berada, mereka akan mengimbau orang-orang untuk turut menyalurkan bantuan. Demikianlah Tzu Chi memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia.

Kita peduli pada mereka dan mereka segera melaporkan bahwa mereka selamat. Hidup aman dan tenteram adalah berkah. Saudara sekalian, demikianlah kehidupan. Kita selalu merasa khawatir karena memiliki perasaan. Jalinan perasaan ini membuat kita memperhatikan dan mengasihi satu sama lain. Kita harus membimbing semua makhluk secara luas.
Saya sering berkata bahwa kita harus terus menggalang Bodhisatwa dunia agar semua orang memiliki jalinan jodoh dan kesempatan untuk menciptakan berkah. Untuk apa Buddha menyuruh murid-murid-Nya mengumpulkan makanan? Untuk menjalin jodoh dengan orang-orang dan membuat mereka tahu bahwa setiap orang harus menciptakan berkah. Jadi, Buddha datang ke dunia ini untuk mengajari orang-orang tentang hukum alam dan Empat Kebenaran Mulia.

Buddha datang ke dunia ini untuk membabarkan kebenaran agar setiap orang dapat memahaminya. Sebelum orang yang dipenuhi berkah menciptakan karma buruk, jika dapat mengenal Dharma dan menyerapnya ke dalam hati, mereka dapat mencegah diri sendiri membangkitkan pikiran buruk dan memotivasi diri sendiri untuk berbuat baik dan menciptakan berkah bagi dunia. Demikianlah orang yang dipenuhi berkah.
Mereka yang tidak menciptakan karma buruk, melainkan terus menciptakan berkah bagi orang banyak disebut Bodhisatwa. Jadi, Bodhisatwa dunia memiliki jalinan jodoh baik dan berkah. Mereka telah menyaksikan banyak urusan duniawi dan mengakumulasi banyak kebijaksanaan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Jika tidak menciptakan berkah, kita hanya akan menjaga keluarga sendiri, menjaga anak cucu sendiri, dan mengejar karier sendiri. Kita hanya akan berfokus pada diri sendiri.

Kita harus mendengar Dharma setiap hari. Kita hendaknya membangkitkan ketulusan setiap hari, senantiasa melafalkan nama Buddha dan Bodhisatwa, dan ingat bahwa diri sendiri memiliki hakikat kebuddhaan. Yakinlah bahwa diri sendiri memiliki hakikat kebuddhaan. Sesungguhnya, saat melafalkan nama Buddha, kita tengah membangkitkan hakikat sejati kita. Bodhisatwa sekalian, kita memiliki banyak kekuatan cinta kasih. Saya berharap kita dapat saling mendoakan dengan cinta kasih.