“Pada tahun 1969, Master mendirikan Griya Jing Si sebagai ladang pelatihan yang berpegang pada prinsip mandiri. Pengembangan misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis adalah tujuan pendirian Griya Jing Si. Tujuan pendirian ini tertulis jelas dalam formulir yang kita serahkan ke Pemkab Hualien,” kata Huang Li-xin, Sekjen Pusat Silsilah Dharma dan Mazhab Tzu Chi.

“Master berkata bahwa Empat Misi Tzu Chi menjadikan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin sebagai pedoman. Inilah Empat Pikiran Tanpa Batas. Kita juga berpegang pada cinta kasih agung yang tidak memandang perbedaan suku dan agama sehingga dapat merangkul semua makhluk,” pungkas Huang Li-xin.

Saya selalu mengulas tentang waktu dan ruang dalam ceramah saya. Kehidupan manusia tak luput dari waktu. Segala sesuatu di dunia ini tak luput dari waktu. Seiring waktu, perubahan yang halus terus terjadi. Perubahan yang halus ini tak bisa dilihat ataupun diraba. Karena itulah, saya sering mengulas tentang sesuatu yang amat halus dan cahaya yang samar. Sungguh, ada banyak materi yang halus hingga tembus pandang.

Di sekeliling kita, terdapat banyak materi yang sangat halus. Dengan kemajuan teknologi medis sekarang, kita bisa melakukan pemeriksaan secara terperinci. Karena itu, kita bisa mendeteksi keberadaan bakteri dan sebagainya serta melakukan analisis. Dengan mikroskop, semua itu bisa diamati. Ini bagaikan memiliki kekuatan batin. Kekuatan batin timbul dari pikiran dan hakikat kita, juga tidak bisa dilihat ataupun diraba.

Setiap orang memiliki hakikat kebijaksanaan yang setara dengan Buddha. Jadi, bagi orang yang bertekad seperti kita, ajaran Buddha sungguh patut didalami. Saya merasa bahwa saya sungguh dipenuhi berkah. Kita semua selalu bersatu. Empat Misi Tzu Chi adalah satu kesatuan. Dimulai dari misi amal, kita lalu membangun misi kesehatan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

Saat membahas misi kesehatan, saya selalu teringat akan Tseng Wen-ping. Saya teringat bagaimana beliau mengenalkan Tu Shih-mien pada saya dan bagaimana Tu Shih-mien mengenalkan Yang Sze-piao pada saya. Saat itu, mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di Taiwan. Mereka sungguh mengagumkan. Singkat kata, jalinan jodoh dalam kehidupan sungguh tidak terbayangkan. Mereka semua sangatlah tulus.

Saya sering mengenang Griya Jing Si yang dahulu begitu kecil, tetapi dapat membawa manfaat bagi masyarakat dan dunia serta mendukung pertumbuhan benih Tzu Chi. Semua orang memberikan dukungan dengan tulus. Jika tidak, kini Tzu Chi tidak akan bisa menjangkau dunia internasional. Intinya, rasa syukur saya tak habis untuk diungkapkan. Selain bersyukur atas jalinan jodoh, saya juga bersyukur kepada Buddha yang telah menaburkan benih cinta kasih di dunia pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Saya juga bersyukur di kehidupan sekarang, saya telah membangun misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis Tzu Chi. Karena itulah, saya berkesempatan untuk mendengarkan laporan misi kesehatan kita setiap minggu serta bagaimana kita memanfaatkan kemajuan teknologi sekarang untuk menunjukkan keindahan dari kebajikan manusia. Ini sungguh tidak mudah.

Pendidikan sangatlah penting. Kini, kita memiliki sistem pendidikan yang komprehensif dari taman kanak-kanak hingga universitas yang menyediakan program doktor. Dalam empat badan misi kita, terdapat guru, dokter, dan lain-lain. Lewat Da Ai TV, kita bisa menyebarluaskan Empat Misi Tzu Chi tanpa rintangan.

Sesungguhnya, rintangan terbesar adalah pikiran manusia. Jika manusia terus dibelenggu oleh noda batin, dengan kemajuan teknologi sekarang, yang dikhawatirkan ialah sebersit niat buruk bisa menimbulkan konsekuensi yang tak terbayangkan. Karena itu, kita tetap harus membimbing orang-orang menuju kebajikan. Sungguh, saya sangat bersyukur.

Kita bisa melihat pencapaian dari misi pendidikan, misi kesehatan, misi budaya humanis, dan misi amal yang telah menjangkau dunia internasional. Kalian telah menjalankan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi dengan sangat baik. Karena itu, saya sangat bersyukur pada kalian. Singkat kata, waktu dapat mendukung segala pencapaian. Kita telah menuju arah yang baik. Janganlah kita berjalan menyimpang. Kini, yang terpenting ialah menjaga tekad.

Dalam menjalankan setiap misi, kita harus melangkah dengan mantap. Dahulu, saya tidak berani menekankan untuk menuju arah yang sama. Namun, kini saya harus mengatakannya. Kita harus menuju arah yang sama. Sungguh, semua kebenaran di dunia ini tak luput dari ajaran Buddha. Ajaran Buddha meliputi psikologi, fisiologi, fisika, astronomi, geografi, dan lain-lain. Genggamlah kesempatan untuk mempelajarinya.

Ajaran Buddha berkaitan dengan dunia ini. Saat mencapai pencerahan, Buddha memahami seluruh kebenaran alam semesta. Karena itulah, saya sering berkata bahwa segala sesuatu di dunia ini berawal dari sebersit pikiran. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang telah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Terlebih dalam menjalankan misi pendidikan, kita harus sangat bersungguh hati.

Teknologi zaman sekarang sangat canggih dan anak-anak zaman sekarang sangat pintar. Jika berjalan menyimpang, mereka mungkin akan menimbulkan krisis bagi dunia. Dari pendidikan TK hingga program pascasarjana, semuanya harus memiliki arah yang sama dan tidak boleh menyimpang sedikit pun. Misi pendidikan sangatlah penting.

Empat Misi Tzu Chi tak luput dari kebajikan. Saat menjalankan misi kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis, kebajikan harus ada dalam pikiran kita. Saya bersyukur atas persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar yang akan berlangsung selamanya. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Perubahan yang halus seiring waktu mengandung prinsip kebenaran
Mendalami ajaran Buddha dengan kesatuan tekad
Membimbing ke arah yang benar untuk menabur benih kebajikan
Empat badan misi Tzu Chi bersatu hati dan mewariskan Dharma hingga selamanya