Jangan pernah tinggalkan Buddha di dalam hati dan di setiap pikiran. Jagalah hakikat sejati dan jangan pernah melupakan niat untuk mengingat Buddha. Kita harus senantiasa bersujud kepada Buddha dengan penuh rasa hormat. Inilah aturan ketika meninggalkan keduniawian dan memasuki pintu Buddha. Semuanya perlu bersungguh hati.
Saudara sekalian, sejak kecil, orang tua telah membesarkan dan mendidik kita dengan penuh cinta kasih. Kita pun telah mendapat pendidikan di masyarakat. Kini, kalian telah memiliki satu arah hidup yang tepat, yaitu meneladan Buddha. Jangan pernah lupakan budi luhur orang tua. Teruslah tekun dan bersemangat.
Sekarang tibalah saatnya untuk melepaskan ikatan duniawi, meninggalkan keluarga kecil, masuk ke dalam pintu Buddha, bergabung ke dalam keluarga Tathagata, dan menjadikan semua makhluk di dunia sebagai fokus utama. Hendaknya kalian berterima kasih kepada orang tua yang telah melahirkan dan mendidik kalian. Saat ini, kalian masuk ke dalam pintu Buddha dan memikul tanggung jawab untuk membimbing semua makhluk di dunia.
Saudara sekalian, mulai saat ini, hendaknya kalian bersungguh hati dan jangan pernah melupakan momen hari ini. Di masa lalu, mungkin kalian pernah berbuat keliru. Namun, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang adalah awal yang baru. Hendaknya semuanya sungguh-sungguh bertobat atas kesalahan di masa lalu dan terjun ke tengah masyarakat dengan hati yang murni.
Saudara sekalian, semua makhluk hidup berada dalam kesesatan. Saat ini, kita memiliki satu tekad yang sama, yaitu menjadikan Dharma sebagai sandaran hidup. Dengan demikian, hati kita menjadi hening dan jernih dan bisa kembali pada hakikat kebuddhaan yang murni. Segala noda di masa lalu hendaknya dilepaskan. Kini, kembalilah pada hakikat yang murni.
Hendaknya kita tekun dan bersemangat. Setelah memasuki samudra Dharma, hendaknya kita menjalani hari dengan baik. Saat bertemu orang, mendengar suara, dan menghadapi berbagai peristiwa, kita bisa melihat prinsip kebenaran di dalamnya. Hendaknya kalian menghadapi segala sesuatu dengan kebijaksanaan.
Saat ini, kita harus meneladan bagaimana para Buddha di tiga masa meninggalkan keduniawian dan mencapai pencerahan. Tanpa meninggalkan keluarga duniawi, sulit untuk fokus pada tekad dan ikrar. Sekarang, kita telah melepaskan ikatan duniawi dan masuk ke dalam pintu Buddha. Para Bodhisatwa adalah teladan kita.
Para sesepuh dan guru di masa lalu pun meninggalkan keduniawian dan menapaki jalan ini dengan keberanian serta ketekunan. Hanya dengan melepaskan keterikatan dengan keluarga dan bebas dari beban batin, barulah kita tidak tercemar oleh urusan duniawi sehingga gangguan dari luar pun tidak dapat mendekat.
Sebagai seorang praktisi, hendaknya kita berlatih dengan tekun dan bersemangat. Kebajikan kaum monastik terletak pada membalas empat budi besar dan menolong tiga alam rendah. Inilah tugas dan tanggung jawab kita. Meski telah meninggalkan keluarga sendiri, kita justru masuk ke dalam keluarga semua makhluk. Kita memikul tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing semua makhluk di dunia. Inilah cara membalas budi luhur orang tua.
Oleh karena orang tua telah memberikan tubuh ini, kita memiliki kesempatan untuk memasuki pintu Buddha. Dengan begitu, barulah kita bisa memiliki kesempatan untuk membimbing semua makhluk secara luas. Jadi, hendaknya semuanya bersungguh hati dan membangkitkan cinta kasih serta welas asih untuk menolong semua makhluk di tiga alam rendah.
Penderitaan di tiga alam rendah sangatlah banyak. Dibutuhkan kaum monastik yang telah memasuki pintu Buddha untuk mencurahkan perhatian kepada semua makhluk. Hendaknya kita senantiasa mengingat Buddha. Bersujud kepada Buddha adalah kewajiban kita. Sekarang, kalian telah memiliki tekad ini. Bersyukurlah dengan sungguh-sungguh atas didikan orang tua di masa lalu. Inilah ungkapan terima kasih kita kepada orang tua.
Saya berterima kasih kepada orang tua kalian yang telah mendidik dengan sepenuh hati dan merelakan anak-anak mereka mendedikasikan diri memasuki pintu Buddha untuk dapat dibina menjadi anggota Sangha yang sepenuh hati memperhatikan perkara dunia, tekun menapaki jalan yang agung, dan terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk dengan tulus.
“Kami berikrar untuk mengikuti Master dalam menjalankan tekad demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk; meyakini, menerima, dan mempraktikkan ajaran; mempraktikkan Enam Prinsip Keharmonisan Sangha, menjunjung tinggi tata krama Sangha, menjaga sila Vinaya, mendengarkan Dharma dengan hati yang mantap, memutus noda batin dan kebiasaan buruk, serta berikrar menapaki Jalan Bodhisatwa sepanjang hidup.”
Kita berlindung kepada Buddha, teladan kesempurnaan berkah dan kebijaksanaan; berlindung kepada Dharma, pedoman pelepasan nafsu keinginan; berlindung kepada Sangha, teladan kesucian di tengah semua makhluk. Hendaknya semua berikrar dengan tulus untuk berlindung pada Dharma dan Sangha.
Mulai hari ini hingga akhir hayat, kalian bertekad menempuh jalan pencerahan tertinggi. Inilah makna mendalam dari Tiga Perlindungan. Meninggalkan kehidupan duniawi dan memilih Nirvana adalah hal yang langka dan luar biasa. Ini tidak dapat dilakukan oleh orang-orang biasa.
Kini, kalian telah meninggalkan kehidupan awam dan melangkah masuk ke dalam pintu Buddha. Hendaknya kita menjaga sila dan bersungguh hati untuk menjadi manusia agung yang memikul tanggung jawab atas dunia. Saya berharap semuanya dapat menjadikan tata cara hidup sebagai anggota Sangha sebagai arah dalam kehidupan kita. Inilah yang disebut meneladan Buddha.
Dalam mendengarkan Dharma, hati harus mantap. Sungguh-sungguhlah menghentikan noda batin. Hari ini, semuanya telah membangun tekad dan ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.
“Kami akan mengembangkan cinta kasih agung tanpa penyesalan untuk mencintai tanpa batas, mengembangkan welas asih agung tanpa keluh kesah untuk membangun ikrar tanpa batas, mengembangkan sukacita agung tanpa kerisauan untuk mencapai kebahagiaan tanpa batas, dan mengembangkan keseimbangan batin agung tanpa pamrih untuk menumbuhkan rasa syukur tanpa batas.”
Ingatlah tekad kalian ini. Mulai sekarang, kesalahan masa lalu jangan diulangi. Di masa depan, hendaknya kalian terus menciptakan berkah bagi dunia. Saya mendoakan semuanya.
Hati tidak meninggalkan Buddha dan menyadari hakikat sejati
Membangun ikrar dan tekad untuk terjun ke tengah masyarakat dengan hati yang murni
Menyempurnakan jalan pencerahan dengan berlandaskan ajaran bajik
Menyelamatkan semua makhluk di Jalan Bodhisatwa