Bencana alam yang terjadi di seluruh dunia sungguh membuat kehidupan orang yang menderita menjadi makin menderita. Di dunia yang begitu luas ini, orang yang menderita mengalami banyak kesulitan. Pada saat yang sama, kita juga melihat banyak orang kaya yang hidup nyaman. Dengan akses transportasi yang memadai, mereka bisa berwisata ke berbagai negara dan menjalani hidup di tengah kemewahan. Perbedaan keduanya sangatlah ekstrem.
Di tengah kesibukan dan kekacauan, orang-orang mungkin menjalani hari demi hari begitu saja. Kita mempelajari ajaran Buddha sehingga memahami bahwa kehidupan tidak kekal dan semua makhluk diliputi penderitaan. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yaitu mengingatkan semua orang untuk tahu dan sadar. Berapa banyak orang yang bisa sepenuhnya sadar? Jika ditanya, orang-orang akan menjawab, “Tahu, tahu.” Mereka benar-benar tahu ataukah hanya asal menjawab bahwa mereka tahu? Hanya orang yang meminum air yang tahu air itu dingin atau hangat.
Setiap orang tahu apakah dirinya benar-benar sadar. Orang yang sadar hendaknya segera mengerahkan potensi kebajikannya. Jika hanya mementingkan diri sendiri, berarti kita tersesat. Kita harus sadar dan mengembangkan semangat yang mementingkan orang banyak. Kita harus memperhatikan semua makhluk yang menderita. Inilah yang disebut benar-benar tersadarkan. Kesadaran yang menyatu dengan kebenaran alam semesta disebut kesadaran agung. Kita semua sama.
Setiap orang hendaknya tak hanya menyadari penderitaan diri sendiri dan mengejar kebahagiaan diri sendiri. Perlu kita ketahui bahwa waktu tidak kekal dan terus berlalu detik demi detik. Dalam kehidupan yang hanya puluhan tahun, berapa banyak waktu yang kita miliki untuk berkata bahwa kita baru akan melatih diri setelah kita selesai menikmati hidup? Kapan kita selesai menikmati hidup? Tidak tahu. Karena itu, saat ini kita hendaknya bersyukur.
Bersyukurlah atas kehidupan yang aman dan tenteram. Bersyukurlah atas kehidupan yang berkecukupan. Inilah kenikmatan hidup. Lalu, apakah yang hendaknya kita lakukan? Kita hendaknya membalas kebaikan dunia. Bertanyalah pada diri sendiri, “Apakah saya membalas kebaikan dunia? Apakah saya membawa manfaat bagi umat manusia?” Jika ya, hendaklah kita terus tekun dan bersemangat. Jika tidak, kita harus segera melakukan hal yang bermanfaat bagi umat manusia.
Belakangan ini, akibat Topan Ragasa, di wilayah timur Taiwan, banyak akses jalan yang terputus. Jalan di pegunungan ambruk dan jembatan terputus sehingga akses transportasi terganggu. Selain itu, banyak lumpur yang terbawa arus banjir dan menerjang rumah warga. Pasir, air, dan lumpur masuk ke dalam rumah-rumah warga. Pada saat seperti ini, siapakah yang bisa membantu? Cinta kasih. Semua orang mengerahkan kekuatan cinta kasih dan menuju wilayah timur Taiwan untuk membantu. Saya sangat tersentuh.
Melihat pemandangan di daerah bencana, saya selalu merasa bahwa Taiwan tidak memiliki permata apa pun selain cinta kasih. Warga Taiwan sungguh penuh cinta kasih. Saat ada wilayah yang dilanda bencana, baik besar maupun kecil, begitu ada yang menyerukan untuk membantu, langsung ada banyak orang yang bergerak. Bencana kali ini telah menunjukkan kekuatan cinta kasih. Saya sangat tersentuh dan bersyukur.
Singkat kata, semua orang bekerja sama dengan harmonis sehingga segalanya berjalan dengan lancar. Inilah ketenteraman. Ketenteraman di dunia ini adalah berkah. Jadi, setiap orang hendaknya menyadari berkah, menghargai berkah, dan lebih banyak menciptakan berkah. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak.
Saya sangat bersyukur dan sukacita ada begitu banyak insan penuh cinta kasih di Taiwan. Jadi, saya tulus mendoakan semua orang. Semoga setiap orang dapat mengerahkan kekuatan cinta kasih di dunia dan selalu menjadikan diri sendiri sebagai teladan. Mari kita terus mewariskan cinta kasih. Ini disebut keluhuran.
Lewat tindakan penuh cinta kasih, kita memupuk keluhuran. Memupuk keluhuran untuk anak cucu lebih berharga daripada mewariskan harta kekayaan kepada mereka. Saat orang-orang baik berhimpun untuk berbuat baik, terciptalah keluhuran. Hanya dengan keluhuran, barulah anak cucu kita bisa memperoleh pencapaian. Yang memiliki keluhuran akan memperoleh pencapaian.
Hendaklah keluhuran diwariskan dari generasi ke generasi. Terlebih lagi, sebagai praktisi pelatihan diri, kita harus menyebarkan ajaran Buddha. Misi utama praktisi pelatihan diri ialah mewariskan Dharma, menyebarkan Dharma, dan membimbing orang-orang mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk melindungi semua orang di seluruh dunia.
Terhadap orang yang menderita, kita memberi perhatian dan bersumbangsih. Terhadap orang kaya, kita mengajarkan tata krama. Tata krama adalah keluhuran. Memiliki tata krama berarti memiliki keluhuran. Jadi, orang yang memiliki keluhuran akan memperoleh pencapaian. Mari kita senantiasa bersungguh hati.
Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yakni membimbing semua makhluk mengembangkan cinta kasih agung untuk memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Inilah kewajiban kita. Mari kita senantiasa bersungguh hati, mengerahkan kekuatan cinta kasih, dan berdoa semoga dunia aman dan tenteram. Semoga semua orang dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Semoga kalian semua dan seluruh dunia damai dan tenteram. Terima kasih.
Mengerahkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan
Menghimpun kebajikan dan cinta kasih untuk memulihkan daerah bencana
Menjaga keharmonisan dan menciptakan berkah untuk mewujudkan kedamaian dunia
Menyebarkan Dharma dan membimbing untuk mewariskan keluhuran dan kebijaksanaan