“Sering-seringlah berinteraksi dengan mereka. Jangan mengucilkan mereka yang membutuhkan bantuan. Kita hendaknya lebih memperhatikan mereka,” kata Yu Pin-xuan, Mahasiswi jurusan ilmu keluarga dan perkembangan anak Universitas Tzu Chi.

“Ini membuat mereka makin mengerti bagaimana mendampingi dan memahami orang-orang. Mereka juga akan makin bersyukur diri sendiri memiliki tubuh yang sehat dan dapat bersumbangsih bagi orang lain,” kata Wu Shu-juan, Lektor jurusan ilmu keluarga dan perkembangan anak Universitas Tzu Chi.

“Ada banyak orang yang berkunjung ke sini. Saya sudah lama tidak dikunjungi oleh begitu banyak orang. Saya sangat gembira,” kata Choong Voo Choon, Penghuni Good Heart Charity Home.

Kita menaruh harapan pada pendidikan. Harapan apa? Kita berharap dapat membangkitkan cinta kasih yang tulus. Saya selalu berharap kita semua dapat membina jalinan kasih sayang dan membangkitkan cinta kasih agung yang murni dan tanpa pamrih. Saya rasa, inilah nilai kehidupan kita. Singkat kata, saya sangat bersyukur kita dapat menjalankan misi pendidikan dengan kesatuan tekad dan jalan.

Sungguh, ke mana pun murid kita pergi, orang-orang selalu memuji, “Kalian telah mendidik murid kalian dengan baik.” Para orang tua murid juga berkata, “Kami bersyukur kepada para guru yang sangat memperhatikan anak kami. Anak kami menjadi tahu untuk berbakti dan menghormati orang tua.” Kita juga menanamkan nilai kekeluargaan dalam pendidikan kita. Mendengar semua ini, saya sangat sukacita.

Sejauh apakah cinta kasih kita terhadap murid-murid kita? Apakah murid-murid membalas dengan menghormati guru dan mementingkan ajaran? Jika seorang guru bisa mendidik muridnya hingga tahu untuk menghormati guru, berarti dia adalah guru yang sukses. Jika murid tidak tahu untuk menghormati guru, berarti gurunya belum membangun kepercayaan antara guru dan murid. Kita harus memberikan pendidikan yang benar-benar bernilai.

Kita memiliki Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi. Para guru kita hendaknya lebih sering terlibat dalam aktivitas Tzu Chi agar bisa lebih memahami Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi. Setelah memahami pendidikan Tzu Chi, mereka akan berkontribusi dengan cinta kasih yang tulus. Jadi, para guru kita harus memahami Tzu Chi. Bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih Tzu Chi, inilah kehidupan yang bernilai.

“Universitas Tzu Chi memiliki sistem konseling tiga jalur yang istimewa, yaitu dosen, konselor, serta Ayah Tzu Cheng dan Ibu Yi De. Saat ini, kita memiliki sekitar 1.300 Ayah Tzu Cheng dan Ibu Yi De. Setelah pemergeran universitas, setiap 10 mahasiswa didampingi oleh seorang Ayah Tzu Cheng dan dua orang Ibu Yi De,” kata Liu Yi-jun, Rektor Universitas Tzu Chi.

“Saya telah mendampingi mahasiswa selama 20 tahun. Hingga saya berusia 80 tahun nanti, berarti saya melakukannya selama 30 tahun. Mengemban tanggung jawab berapa tahun tidaklah penting bagi saya. Namun, ini membuat saya merasa memiliki jiwa yang muda. Saya juga bersedia belajar seumur hidup bersama para mahasiswa kita,” kata Huang Zhu Wen-jiao, relawan Tzu Chi.

Intinya, waktu dapat mendukung segala pencapaian. Namun, waktu juga berlalu dengan cepat. Kita harus menggenggam waktu untuk terus memupuk kebajikan. Jika berbuat salah, kita harus segera berhenti. Kita harus mendukung satu sama lain untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih serta saling bersyukur dan mengasihi. Jika ada perbuatan yang salah, kita harus segera berhenti. Inilah yang diajarkan oleh Buddha, yaitu berintrospeksi dan bertobat.

Saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk berintrospeksi. Belakangan ini, saya terus menginventarisasi diri sendiri. Saya merasa bahwa saya tidak melakukan perbuatan yang salah. Meski pernah disalahpahami oleh orang lain, saya tetap bersyukur. Tanpa semua kesalahpahaman itu, saya tidak akan tahu apakah saya bisa berdiri dengan mantap di tengah masyarakat.

Jadi, saat timbul kesalahpahaman, bersabarlah dan semua itu akan berlalu. Jika kita merespons ataupun berargumen satu sama lain, mungkin akan timbul masalah besar dalam masyarakat. Jadi, semua orang dalam Empat Misi Tzu Chi hendaknya mengakui satu sama lain. Pikirkanlah, dari manakah misi pendidikan kita berasal? Dari misi amal. Jika kita tidak menjalankan misi amal, Tzu Chi tidak akan memperoleh pengakuan siapa pun. Jika demikian, bagaimana bisa saya membangun sekolah?

“Tzu Chi berawal dari misi amal. Kami juga berharap dapat berbuat baik bersama dengan murid-murid dari Sekolah Menengah Keat Hwa,” kata Liao Yi-zhen, Kepala SMA Tzu Chi Terafiliasi Universitas Tzu Chi.

“Saya telah mempelajari banyak kisah Buddha dan awal mula berdirinya Tzu Chi. Ini membuat saya menyadari betapa besarnya dampak yang bisa didatangkan oleh satu orang dan membuktikan bahwa setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga,” kata Pan Zi-lin, Murid Sekolah Menengah Keat Hwa, Malaysia.

Sesungguhnya, bagaimana saya memulai Tzu Chi saat itu? Saya tidak pernah mengejar keuntungan pribadi. Saya merasa bahwa saya memiliki tanggung jawab terhadap dunia ini. Jadi, semuanya bermula dari cinta kasih yang tulus. Hingga kini, cinta kasih ini tidak pernah berubah.

Berhubung kini saya telah lanjut usia, yang saya khawatirkan ialah bagaimana meneruskan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi. Sesungguhnya, ini tidak sulit. Yang dibutuhkan hanyalah ketulusan serta sikap saling percaya dan saling bersyukur. Inilah harapan terbesar saya terhadap para kepala sekolah dan guru kita.

Tentu saja, dengan mendengar Dharma, pemahaman kita akan makin mendalam. Apakah ajaran Buddha itu? Ajaran Buddha meliputi psikologi, filsafat, fisiologi, dan masih banyak lagi. Manusia mengalami lahir, tua, sakit, dan mati. Kita sering kali diliputi kegelapan dan noda batin yang dapat diobati dengan ajaran Buddha.

Ajaran Buddha mengandung banyak filosofi yang dapat mengurai kegelapan dan noda batin manusia. Ajaran Buddha mengandung ilmu yang berlimpah. Untuk mempelajarinya, seseorang tidak harus menjadi umat Buddha. Apa pun agama kita, mempelajari ajaran Buddha bisa mendatangkan banyak manfaat. Itu adalah kebijaksanaan yang luar biasa. Percayalah akan hal ini, seperti saya yang percaya bahwa pendidikan pasti membawa harapan bagi dunia.

Saya juga berharap para guru dapat percaya bahwa ajaran Buddha bermanfaat bagi perkembangan jiwa dan raga manusia. Ajaran Buddha meliputi filsafat, fisiologi, fisika, dan ilmu lainnya. Ingatlah tentang empat fase perubahan yang dialami oleh tiga fenomena, termasuk pikiran kita. Semua ini merupakan prinsip kebenaran. Saya berharap kita dapat saling berbagi pemahaman agar bisa benar-benar memahami kebenaran.

Di alam semesta ini, kekuatan baik dan buruk selalu tarik-menarik. Meski telah berpegang pada ajaran yang baik, kita mungkin juga terbelenggu oleh yang buruk sehingga noda batin kita terus bertambah. Bagaimana cara melepaskan belenggu itu? Tentu saja, pendidikan dan agama dapat melepaskan kita dari belenggu itu. Namun, ini membutuhkan bimbingan yang tulus. Mari kita mendukung satu sama lain.

Mendidik orang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus
Murid yang kaya pengetahuan dan memiliki tata krama memperoleh pujian
Tzu Chi berawal dari misi amal dan telah menjangkau segala penjuru
Mendengar, menerima, dan mempraktikkan Dharma untuk melenyapkan kegelapan batin