“Mari kita bergandengan tangan tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Asalkan ada tekad, maka ada berkah. Asalkan ada ikrar, maka ada kekuatan. Alumni Tzu Ching, mari kita menjalankan Tzu Chi dan mencerahkan Tzu Ching. Maju, maju.”

Jalinan kasih sayang di antara kita telah bertahan 20-an, bahkan 30-an tahun. Selama ini, kita selalu bergandengan tangan. Dari lubuk hati terdalam, kita menggandeng tangan satu sama lain dengan erat. Saya bisa melihat bahwa kalian semua penuh cinta kasih.

Saya sering mengulas tentang cinta kasih berkesadaran. Saudara sekalian, kita bukan hanya menjalin persahabatan. Yang terpenting, kita memiliki cinta kasih berkesadaran. Apa pun keyakinan kalian sekarang, saya selalu menghormati semua agama. Kita mungkin menganut agama yang berbeda-beda, tetapi saya selalu menghormati perbedaan itu.

Saya juga sangat bersyukur kita memiliki jalinan jodoh untuk bergabung di Tzu Chi. Sejak kalian muda hingga sekarang, kita memiliki satu keyakinan yang sama, yaitu Tzu Chi. Perlu kalian ketahui bahwa Tzu Chi bagaikan nyawa saya. Tzu Chi bermula dari saya. Awalnya, Tzu Chi bernama Badan Amal Ke Nan Tzu Chi. Kini, saat menjalankan Tzu Chi, hati kita selalu dipenuhi rasa sukacita dalam Dharma.

Hari ini, saya sungguh melihat sukacita Dharma dari lubuk hati setiap orang. Ajaran Buddha berasal dari kebijaksanaan-Nya. Setelah melatih diri dan mencapai pencerahan, Beliau membagikan pemikiran-Nya agar orang-orang di seluruh dunia dapat memahami kebenaran di dunia. Bukankah saya juga mendirikan Tzu Chi demi ajaran Buddha?

Saat saya bertemu dengan guru saya, beliau berkata, “Kita memiliki jalinan jodoh sebagai guru dan murid. Namun, waktu tidak mengizinkan saya untuk berbicara lebih banyak. Ingatlah bahwa kelak, kamu harus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk.” Beberapa kalimat yang singkat ini saja belum bisa sepenuhnya saya wujudkan. Meski kita bisa melihat tindakan nyata banyak orang, tetapi perjalanan masih sangat jauh.

Sungguh, kita telah berusaha semaksimal mungkin untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Di setiap tempat yang pernah dijangkau, insan Tzu Chi selalu menciptakan berkah dan membawa harapan bagi warga kurang mampu. Kita sendiri harus melakukan inventarisasi. Berapa banyak yang telah kita lakukan? Saya sungguh merasa bahwa beruntung ada Tzu Chi. Saya sangat bersyukur. Tanpa dukungan begitu banyak orang, bagaimana bisa Tzu Chi berjalan hingga sekarang? Karena itu, saya sangat tersentuh.

Tzu Chi bisa bertahan di dunia berkat dedikasi para insan Tzu Chi. Pembinaan jiwa kebijaksanaan bergantung pada edukasi. Saya berharap kalian bisa lebih sering berbagi tentang Tzu Chi dengan anak-anak kalian. Kebaikan yang kalian ketahui hendaknya disebarluaskan. Ini juga disebut menyebarkan Dharma.

“Ibu saya selalu sepenuh hati melakukan kebaikan. Karena itu, kami sekeluarga menjadi donatur Tzu Chi. Kini, saya telah memiliki anak. Sejak kecil, putri saya memiliki akar kebajikan. Setiap kali mendengar saya menonton ceramah Master di rumah, dia akan duduk di samping saya untuk mendengarkan Bersama,” kata Song Jia-yu, Alumnus Tzu Ching.

“Yang makin membuat saya terkejut ialah ketika mendapat uang kecil, dia selalu bersiteguh memasukkannya ke dalam celengan bambu. Dia selalu menjawab dengan teguh bahwa dia ingin mendonasikannya untuk orang yang membutuhkan. Kami sering tiga generasi bersumbangsih bersama. Baik kegiatan di komunitas maupun kegiatan Tzu Ching, kami selalu berpartisipasi Bersama,” pungkas Song Jia-yu.

Bodhisatwa Cilik, apa yang ingin kamu lakukan?

“Mendonasikan isi celengan saya.”

Didonasikan untuk apa?

“Untuk membantu orang yang membutuhkan.”

Berat sekali. Isinya sangat banyak. Baik, terima kasih. Ini untuk orang yang membutuhkan, benar tidak? Baik, saya mendoakanmu. Ini ada celengan lain untukmu. Meski ukurannya lebih kecil, kamu bisa segera membawanya kembali begitu penuh. Ada permen di dalamnya. Saya mendoakanmu.

Kita sungguh dipenuhi berkah. Berhubung kita semua menciptakan berkah, masyarakat menjadi lebih cemerlang. Saudara sekalian, kita hendaknya mengadakan pertemuan untuk Asosiasi Guru Tzu Chi dan Asosiasi Tzu Ching di universitas kita. Kalian bisa mengadakan pertemuan untuk menghimpun para anggota Tzu Ching dan melakukan pewarisan dari generasi ke generasi. Asosiasi Guru Tzu Chi pun demikian. Setiap tahun, kita mengadakan pertemuan untuk Asosiasi Tzu Ching dan Asosiasi Guru Tzu Chi. Kantor pusat kita juga ada di sini. Tzu Chi berawal dari Hualien.

Saya berharap kalian dapat giat mempraktikkan silsilah Dharma kita. Silsilah Dharma Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Mazhab Tzu Chi … (Adalah Jalan Bodhisatwa di dunia.) Dua kalimat ini, kalian memiliki tanggung jawab untuk meneruskannya agar silsilah Dharma Jing Si dapat terus diwariskan. Mazhab Tzu Chi telah tersebar ke berbagai negara. Jadi, jangan biarkan Jalan Bodhisatwa di dunia terputus.

Silsilah Dharma Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran; mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Praktikkanlah kedua kalimat ini dalam kehidupan kalian untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jadi, ingatlah kedua kalimat ini. Kedua kalimat ini hendaknya menjadi moto hidup kalian. Jangan meninggalkan tempat berawalnya silsilah Dharma Jing Si. Jangan pula melupakan mazhab Tzu Chi. Hendaklah kalian giat mempraktikkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Jalan ini telah terbentang di seluruh dunia. Jadi, kita harus bersungguh hati dalam hal ini.

Dalam hidup ini, setiap orang mengalami penuaan, penyakit, dan kematian. Namun, kita tidak tahu berapa lama seseorang bisa hidup. Kita tidak tahu sampai usia berapa kita bisa hidup. Di usia saya sekarang, kapankah waktu saya akan tiba? Sisa waktu saya sudah tidak banyak. Karena itu, saya tidak boleh bermalas-malasan. Saya harus menggenggam erat kehidupan dan terus menyemangati diri sendiri agar memiliki energi untuk berbicara dan bertindak. Intinya, kita harus tekun dan bersemangat.

Menyatukan hati dengan cinta kasih berkesadaran
Memperdalam akar kebajikan demi membawa harapan bagi masa depan
Memberikan edukasi untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Tekun, bersemangat, dan teguh meneruskan aliran Dharma