“Dahulu, dia merupakan seorang guru. Setelah datang ke Turki, dia bekerja di sebuah tempat cuci mobil. Saat dia bekerja di tempat cuci mobil, bosnya memperkenalkan dia pada orang-orang dengan menyebutkan pekerjaan sebelumnya, yaitu guru. Dia merasa orang-orang memandangnya dengan tatapan iba. Lalu, dia pun berkata pada bosnya, ‘Saya tidak mungkin menjadi guru lagi. Jadi, berhentilah berkata demikian.’ Dia sendiri merasa rendah diri. Namun, sekarang dia kembali memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai pengajar lagi. Ini adalah sebuah kehormatan besar baginya,” kata Faisal Hu, Relawan Tzu Chi.

“Saya ingat bahwa pada hari itu, seorang teman yang bekerja sebagai guru di Sekolah Internasional El Menahil memberi tahu saya bahwa di sini ada lowongan kerja guru. Saya menempuh jarak 800 km ke Istanbul hingga akhirnya tiba di Sekolah Internasional El Menahil. Saya selamanya tidak akan melupakan nama ‘Tzu Chi’. Ia akan terus ada di dalam hati hingga saya tiada. Saya akan menyampaikan cerita tentang Tzu Chi pada anak cucu saya dan siapa pun yang saya temui,” kata Malik, Guru.

“Pengaruh Tzu Chi sangat besar terhadap saya. Ia membuat saya mengerti apa makna sebenarnya dari berkontribusi, bersumbangsih sebagai relawan, dan membantu sesama. Tanpa bantuan Tzu Chi, mungkin saya sekarang akan tetap seperti pekerja pada umumnya yang bekerja sebagai buruh pabrik. Pekerja anak tidak memiliki masa depan,” kata Abdulrahman Hritani, Alumnus Sekolah Internasional El Menahil.

“Saya berterima kasih kepada Tzu Chi atas curahan perhatian pada kami di masa lalu, terutama kepada Master Cheng Yen yang telah percaya pada kemampuan kami, juga kepada semua orang yang telah membantu saya selama bertahun-tahun ini,” kata Abdulrahman Hritani.

Waktu dapat mendukung segala pencapaian. Semua yang kita capai hingga hari ini adalah berkat jalinan jodoh dengan Turki dan Bapak Faisal Hu. Karena situasi pada era sekarang, kita bisa melihat anak-anak pengungsi Suriah di Turki. Saya sungguh tidak sampai hati melihatnya.

Kehidupan anak-anak ini semula sangat berbahagia dan tenang. Negara mereka begitu indah. Sesungguhnya, apa yang kita lihat ini, dari sudut pandang ajaran Buddha, ini adalah karma buruk kolektif. Jadi, dalam sekejap, negeri mereka yang indah ini dipenuhi asap hitam dan ledakan keras. Akibatnya, mereka yang semula hidup tenteram menjadi kehilangan tempat tinggal. Ini sangat menyesakkan hati.

Namun, waktu-waktu seperti ini akan berlalu. Benih sebab dan kondisi masa lalu membawa mereka pada penderitaan dan kesulitan. Namun, semua itu pun akan berlalu. Masyarakat mereka akan kembali damai dan anak-anak pun akan menyambut kebahagiaan lagi. Namun, masa-masa sekarang ini menjadi ujian bagi kaum muda dan anak-anak.

Pada waktu sekarang ini, dengan menjalani hari demi hari dengan baik dan menggenggam jalinan jodoh untuk belajar, mereka dapat melihat dunia dari berbagai sisi. Saya berharap mereka dapat membangkitkan cinta kasih yang tulus dan berlandaskan ajaran agama. Dari segi nama, Islam dan Buddha memang adalah agama yang berbeda. Namun, satu hal yang pasti ialah cinta kasih semua orang itu sama. Cinta kasih ini dimiliki oleh semua orang.

Di dunia ini, sebersit pikiran yang timbul dapat membawa dampak besar bagi dunia. Namun, hari-hari penuh kepiluan telah berakhir dan hari-hari penuh kedamaian telah datang. Lihatlah, bumi adalah tempat yang damai. Singkat kata, bumi dan langit begitu luas. Jika orang-orang di dunia bisa membuka hati, mereka bisa merangkul cinta kasih dan berbagi satu sama lain. Hidup kita pun akan dipenuhi harapan dan kebahagiaan.

Lihatlah kaum muda, mereka pasti akan meraih kebahagiaan di masa depan. Masa-masa sulit ini akan berlalu. Seperti hari yang biasa kita jalani, ada siang dan ada malam. Di saat langit gelap pun, kita bisa menyongsong fajar. Kita tetap bisa melihat cahaya dan dunia yang dipenuhi harapan. Yang menantikan kaum muda ialah masa depan yang penuh cinta kasih dan kebajikan. Apa yang mereka pelajari sekarang akan memberi harapan untuk masa depan.

Dalam menerima pendidikan, mereka tentu harus memiliki pikiran yang dipenuhi cinta kasih. Selain itu, mereka juga harus memiliki kekuatan ikrar agar di masa depan, mereka bisa membalas budi lewat bersumbangsih dengan cinta kasih.

Mereka telah mengalami peperangan yang destruktif, kejam, dan menakutkan. Yang perlu diketahui oleh kaum muda zaman sekarang dan anak-anak di masa depan ialah setelah melihat penderitaan, kita harus mengingatkan diri sendiri untuk membawa perdamaian bagi dunia di masa depan. Dengan adanya cinta kasih, mereka tidak akan bertikai. Hati yang lapang dan niat untuk merangkul sesama akan mendatangkan kebahagiaan terbesar di dunia ini.

“Pria di hadapan kalian saat ini adalah mahasiswa yang lulus tahun ini. Dia sangat spesial. Dia adalah anak yang Nadya, David, dan saya temui di jalanan. Setelah lulus, dia mengambil jurusan teknik komputer. Sekarang, dia juga menjadi murid David dan menjadi relawan dokumentasi,” kata Faisal Hu, relawan Tzu Chi.

“Ketika saya berada di masa paling terpuruk, mereka ada di sisi saya untuk membantu saya melalui masa-masa sulit hingga akhirnya saya bisa melanjutkan pendidikan. Mereka telah mentransformasi kehidupan saya dari seorang buruh hingga bisa kembali bersekolah dan memiliki harapan untuk menjadi insinyur. Impian saya pun akhirnya dapat terwujud,” kata Mohammed Hak, Alumnus Sekolah Internasional El Menahil.

Jadi, saya sangat bersyukur kepada para relawan di Turki yang telah membantu anak-anak berhati polos dari Suriah sehingga mereka bisa hidup di sana dengan stabil, menerima pendidikan yang baik, hingga akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan. Ini akan membawa kebahagiaan bagi masa depan mereka.

Dengan tulus, kita mendoakan anak-anak ini dan dunia ini. Kita berdoa semoga dunia ini aman dan tenteram serta anak-anak bisa menyelesaikan pendidikan dengan damai. Inilah cinta kasih yang diberikan oleh relawan Tzu Chi di seluruh dunia.

“Terima kasih, Master. Saya selalu memohon kepada Allah agar Master senantiasa sehat dan bahagia. Saya sangat tersentuh bisa kembali melihat Master di layar. Saya juga berharap agar relawan dan misi Tzu Chi di Turki bisa lebih kuat dan terus berlanjut. Saya sangat bersyukur pada Allah karena telah memberi saya kesehatan sehingga saya bisa terus melangkah maju dalam menjalankan misi Tzu Chi,” kata Ali Uslanmaz, Konsultan.

Dunia ini luas dan rata. Saya bersyukur pada Bapak Faisal Hu, Bapak Ali Uslanmaz, dan David Yu yang telah mencurahkan cinta kasih mereka kepada para murid. Saya sangat bersyukur pada mereka semua. Saya juga bersyukur pada Nadya yang sudah menyayangi, mencintai, dan melindungi orang-orang di sana bagaikan seorang ibu. Saya pun berterima kasih pada Bapak Ali Uslanmaz. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Melindungi cinta kasih di tengah situasi yang penuh gejolak
Menenteramkan fisik dan batin agar dapat menyambut harapan
Memperbaiki kehidupan para pengungsi sehingga mereka dapat melihat harapan
Melampaui perbedaan agama untuk menumbuhkan bibit kebajikan