“Hari ini, para murid dari wilayah Miaoli mengikuti acara ramah-tamah bersama Master.”
“Sekarang, saya ingin mengajak Master melihat-lihat RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi. Berhubung saat ini ada penjemputan kaum lansia, maka ada satu unit bus kecil yang kami siapkan di sini. Master datang untuk melihat semuanya. Mari semuanya sapa Master,” kata Chen Rong-jian, relawan Tzu Chi.
Suasananya sangat hangat.
“Sejak berdirinya rumah sakit ini hingga sekarang, selalu ada banyak warga yang datang untuk berobat. RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi benar-benar telah menjalankan peran dalam merawat masyarakat setempat dan telah mendapat banyak pengakuan dari warga,” pungkas Chen Rong-jian.
“Dalam 2 tahun terakhir, di bawah pimpinan Kepala RS Ye serta dukungan dari Kepala RS Jian dan Wakil Kepala RS Zhuang, RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi juga mengalami kemajuan. Selain mendapatkan pengakuan dari masyarakat atas layanan pengobatan dan rehabilitasi yang menggabungkan pengobatan Tiongkok dan Barat, kami juga melakukan pelayanan medis keliling ke daerah tanpa pengobatan Tiongkok, seperti Zhuolan,” kata Zhang Ya-ting, Supervisor Departemen Keperawatan RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi.
“Kami juga menjangkau beberapa institusi untuk memberikan pengobatan Tiongkok dan penghiburan. Kami sangat berterima kasih kepada Master karena telah memberi kami kesempatan untuk menggarap ladang berkah di sini,” pungkas Zhang Ya-ting.
“RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi akan memberikan lebih banyak pelayanan di luar. Kami berencana untuk menjangkau 2 institusi dan 1 daerah terpencil lagi. Agar makin banyak warga yang tahu bahwa kami menyediakan pelayanan ini, kami akan lebih sering melakukan sosialisasi,” kata Ye Jia-zhou, Kepala RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi.
Di Miaoli yang penduduknya tidak banyak, kalian tetap setia melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Terlebih lagi, kualitas pelayanan kalian begitu baik. Inilah cinta kasih yang penuh hormat. Saya sangat berterima kasih. Kepala RS Ye sangat bersungguh hati. Dua tahun lalu, saat berkunjung, saya sudah merasakan harapan dan kualitas di sana. Sekarang, semuanya terlihat sangat baik. Terima kasih.
“Sekarang, kita akan menuju Aula Jing Si.”
“Apa kabar, Master?”
Sungguh hangat dan penuh keakraban. Terima kasih.
Miaoli adalah jalur yang harus dilewati setiap kali saya kembali ke wilayah tengah. Dahulu, saya pernah melewati satu jalan yang penuh dengan toko kerajinan tangan. Saya selalu merasa senang ketika pergi ke sana. Setiap tahun, saat naik mobil, saya pasti melewatinya. Bapak Li dari Taipei selalu berkata, “Master, saya akan antar Master kembali ke wilayah timur.” Jadi, sedannya selalu digunakan untuk mengantar saya pulang.
Dia tahu bahwa saya sangat senang melewati jalan itu dan berkata, “Master, ayo kita naik ke atas bukit.” Saya pun menyetujuinya dan kami naik ke atas. Di sana ada toko kerajinan Tiongkok dan saya pun turun di sana. Toko itu sangat besar sehingga barang yang bisa dilihat juga sangat banyak. Yang paling membuat saya senang ialah sebuah meja. Permukaan meja itu bisa dilipat dan ada ukirannya. Saat dibutuhkan, tinggal dibuka dan bisa digunakan untuk menulis.
Suatu hari, Ibu saya pergi bersama saya ke toko itu dan melihat saya meraba meja tersebut. Beliau berkata, “Kamu suka meja ini?” Saya menjawab, “Saya sudah beberapa kali ke sini dan selalu datang merabanya.” Kemudian, beliau membelikan meja itu untuk saya. Sekarang, meja itu saya gunakan di kamar. Inilah jalinan jodoh yang sesungguhnya.
Jadi, setiap kali saya melewati Miaoli dan mengingat jalinan jodoh yang ada di dataran rendah Miaoli ini, saya selalu merasa sangat bersyukur. Inilah jalinan jodoh yang tak terbayangkan. Kisahnya sangatlah panjang. Namun, Aula Jing Si kita benar-benar memberi kita ruang untuk berkembang. Terlebih lagi, banyak orang yang berhimpun di sana.
Oleh karena itu, setiap kali melewati tempat itu, saya pasti akan berhenti sejenak. Saya merasa bahwa warga di sana sangat sederhana, tekun, dan bersemangat. Saya merasa bahwa Miaoli memiliki nilai-nilai budaya humanis dan ajaran Buddha. Yang dibutuhkan hanyalah ketulusan insan Tzu Chi untuk membimbing mereka dengan sungguh-sungguh.
Di Miaoli, banyak orang yang membuat kerajinan tangan. Setiap kali melewati Miaoli, saya melihat orang-orang yang bisa membuat sumpit, membuat ukiran, dan membuat karung. Semua kerajinan tangan itu dibuat dengan sangat teliti dan indah.
Para lansia juga ikut serta dalam kelas-kelas di sana. Saya rasa itu sangat baik karena membantu menjaga pikiran, otak, dan penglihatan mereka. Jika tangan tidak aktif bergerak, lama-lama akan kaku. Begitu juga jika pikiran tidak diasah, sel-sel otak akan tertidur.
“Master, saat ini Anda berada di lobi lantai 1 Aula Jing Si kami. Di sisi kanan saya, ada meja informasi. Di Aula Jing Si, para relawan kita secara bergilir mengemban tanggung jawab di bagian informasi, ladang berkah, dan konsumsi. Ruang kelas ini adalah tempat penitipan lansia kita. Hari ini, kami akan melakukan olahraga ringan. Karena itulah, mereka datang ke sini,” relawan Tzu Chi, Li Huang Bi-zhen, memandu tur Aula Jing Si.
“Apa kabar, Master? Nama saya Wang Deng Qun-ying. Tahun ini, saya berusia 95 tahun. Datang ke tempat ini, kami semua dapat melewati hari dengan bahagia. Terima kasih, Master.”
Baik. Saya mendoakan semoga Anda sehat selalu.
“Apa kabar, Master? Nama saya Lin Wu-mei. Tahun ini, saya baru berusia 10 tahun. Kehidupan dimulai pada usia 70 tahun. Saya merasa sangat senang bisa mengikuti kelas ini.”
“Master, kami mengasihi Anda.”
Jadi, sering-seringlah membangunkan sel-sel otak. Kegiatan ini dapat mengaktifkan kembali sel-sel otak. Penglihatan harus terus dilatih dan tangan harus terus digerakkan. Dengan begitu, tubuh akan tetap sehat dan hati merasa sukacita.
“Selanjutnya, kami akan mengajak Master ke dapur di ruang bawah tanah untuk melihat operasional tim konsumsi,” kata Li Huang Bi-zhen.
“Apa kabar, Master?”
Terima kasih, tim konsumsi.
“Dapur Aula Jing Si Sanyi mulai beroperasi sejak tanggal 1 November. Tugas utama kami ialah menyediakan makanan bagi staf medis RS Tzu Chi, relawan, dan para lansia di tempat penitipan lansia. Meski beban pekerjaan kami meningkat, semuanya merasa sangat Bahagia,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
Terima kasih atas kesungguhan hati kalian. Kalian telah melakukannya dengan sangat baik. Saya yakin bahwa makanan yang kalian siapkan pasti terlihat sangat lezat dan saat piring diletakkan, harumnya langsung tercium. Saya merasa sangat senang melihatnya.
Di Sanyi, berkat adanya perpaduan antara budaya humanis dan layanan medis, semua orang bisa merasakan kedamaian jiwa dan raga. Di Miaoli, benar-benar tercipta sebuah keluarga besar yang hangat. Hendaknya semuanya saling menjaga.
Ketika ada orang datang ke sini, kalian membagikan kisah tentang Tzu Chi dan mengajak mereka untuk mendengar ceramah saya. Itulah sebabnya ladang pelatihan ini penuh dengan atmosfer Dharma. Saya merasa bahwa ladang pelatihan ini telah digarap dengan sangat baik. Yang terpenting ialah melindungi kesehatan semua orang dengan cinta kasih. Kalian sangat dipenuhi berkah. Miaoli sungguh penuh dengan berkah.
Insan Tzu Chi membawa berkah dalam setiap langkah mereka. Ini disebut dengan jejak berkah. Setiap langkah kita membawa berkah. Hendaknya kalian tulus dan bersungguh hati. Berkah diciptakan oleh manusia. Hendaknya kita semua bersatu hati. Hanya dengan begitu, barulah kita dapat mewujudkan keharmonisan dan bergotong royong.
Hendaknya kita bersatu hati, harmonis, dan bergotong royong. Wariskanlah semangat ini tanpa henti. Saya merasa sangat bahagia dan bersyukur. Bisa melakukan telekonferensi untuk melihat kondisi Aula Jing Si kita sekarang, saya sangat bersyukur.
Menjaga Miaoli dan melindungi kesehatan setiap warga
Merawat para lansia dengan kehangatan dan mengaktifkan sel otak mereka
Kaum lansia berinteraksi dengan harmonis dan penuh suasana pelatihan
Tekun menggarap ladang berkah di dunia