Singapura adalah tempat yang penuh berkah, baik dari segi kesejahteraan maupun standar hidup. Lingkungannya pun sangat bersih dan cemerlang. Ini semua adalah berkah. Bisa hidup di lingkungan yang bersih dan cemerlang serta dikelilingi orang-orang yang polos, ini menunjukkan betapa beruntungnya diri kita. Kita yang dipenuhi berkah hendaknya mengenal rasa puas. Orang yang tidak menyadari berkah selamanya tidak akan merasa bahagia. Mereka akan terus-menerus menuntut lebih hingga hati dipenuhi kerisauan dan ketamakan sehingga merasakan penderitaan yang tak terkira.
Jadi, ketika melatih diri, kita tidak menuntut apa pun. Asalkan hidup tenteram, kita seharusnya sudah merasa puas. Orang-orang yang lebih memiliki berkah akan mempraktikkan kebajikan. Bersedia mempraktikkan kebajikan menunjukkan bahwa hati kita penuh berkah. Saat hati kita penuh berkah, berkah kita akan makin berlimpah. Orang yang tidak menyadari berkah selamanya tidak akan merasa cukup.
Meskipun kehidupan di Singapura sudah sangat baik, pasti ada sebagian orang yang terlahir dengan membawa karma buruk. Setiap orang memiliki karmanya masing-masing. Orang yang terlahir dengan membawa karma buruk tidak akan bisa menolak buah penderitaan. Yang bisa dilakukan hanyalah menerima dengan sukarela. Selain itu, kita juga harus melangkah maju dengan tekun dan bersemangat agar bisa mengentaskan kemiskinan dan kesulitan. Jika tidak belajar menerimanya, kita tidak bisa mewujudkan hal-hal baik di masa depan.
Kita harus selalu menerima apa yang akan terjadi dengan hati yang lapang, lurus, dan tulus. Kita hendaknya bertekad untuk membawa manfaat bagi sesama. Di Tzu Chi, ada sangat banyak relawan dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada relawan kita yang kekurangan secara ekonomi, tetapi kehidupan mereka sangat kaya karena rela bersumbangsih. Dibanding merasa rendah diri, mereka malah terdorong untuk bersumbangsih. Walaupun tidak bisa bersumbangsih dalam bentuk uang, mereka masih bisa bersumbangsih dengan tenaga. Para relawan pun saling menghargai dan mengasihi.
Semua makhluk itu setara. Buddha datang ke dunia pun untuk membimbing semua makhluk soal kesetaraan ini. Kesetaraan dan rasa saling menyayangi ini tidak hanya berlaku bagi sesama manusia, tetapi juga bagi makhluk lain, termasuk hewan. Kita perlu menghargai dan mengasihi hewan dengan hanya mengonsumsi makanan vegetaris. Jika kita tidak makan daging, hewan tidak akan disembelih.
Ada orang yang bertanya pada saya, “Jika saya tidak mengonsumsi hewan, bukankah nanti populasi hewan akan membeludak?” Saya pun menjawab, “Itu hanyalah alasan.” Selain itu, kita perlu tahu bahwa kita hendaknya menunaikan kewajiban kita. Kita tidak perlu mengemukakan begitu banyak konsep yang tidak berdasar. Kita hendaknya bersiteguh melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Lihatlah baksos kesehatan yang kita adakan. Mengapa kita mengadakannya? Sebab ada orang-orang yang jatuh sakit, tetapi tidak memiliki uang untuk berobat. Penyakit ringan mereka pun menjadi penyakit berat.
Selain itu, ada pula warga lansia sebatang kara ataupun orang-orang kurang mampu yang tidak mampu keluar untuk berobat. Saat menjalankan misi amal dan mendapati orang seperti ini, kita langsung menjangkau mereka dan membantu mencari cara agar mereka bisa berobat. Setelah menjangkau pasien-pasien ini, kita akan terus memantau kondisi mereka dengan sering mengunjungi mereka.
Ketika melihat keluarga dengan kondisi rumah yang kotor, relawan akan bersama-sama membantu mencuci dan menggosok rumah mereka. Meski tercium aroma kurang sedap dari lingkungan rumah tersebut, para relawan kita tetap membantu melakukan pembersihan. Setiap kali melihat kondisi ini, saya beranjali ke layar dan mengungkapkan rasa syukur saya. Mereka adalah Bodhisatwa dunia yang bersedia menjangkau orang-orang yang menderita untuk membantu merapikan rumah mereka sehingga mereka bisa hidup dengan damai. Inilah yang sering saya katakan.
Semua insan Tzu Chi, baik di negara mana pun, bertindak sama. Kita hendaknya selalu menghargai Tzu Chi. Berkah satu orang dapat memberkahi banyak orang. Kita menghimpun jalinan jodoh berkah. Jadi, kita hendaknya saling bersyukur, saling mendoakan, dan saling menghargai jalinan jodoh. Inilah mengapa saya berkata bahwa saya bersyukur. Saya berharap cinta kasih Tzu Chi bisa diperpanjang dan diperluas di Singapura. Singapura tidaklah luas.
Relawan sekalian, kalian harus lebih bersungguh hati. Jika 1 relawan bisa menginspirasi 1 orang lagi, bukankah kelak kita bisa melihat relawan Tzu Chi di seluruh Singapura? Inilah yang disebut mentransformasi makhluk awam menjadi Bodhisatwa. Ini tidaklah sulit. Relawan Singapura seharusnya bisa melakukannya dengan sangat baik.
Baksos kesehatan sangatlah penting. Dalam kehidupan ini, penyakit adalah penderitaan terbesar. Siapa yang dapat menolong orang yang didera penyakit? Dokter dan perawat. Melalui baksos kesehatan, kita menghimpun para dokter humanis. Selama lebih dari 20 tahun, kita telah mengadakan baksos kesehatan di Singapura. Saya sangat mengagumi para relawan. Kita tentu harus terus mengadakan baksos kesehatan. Tak peduli apakah pasien memiliki uang atau tidak, kita harus tetap memberi pengobatan pada mereka.
Bagi orang-orang yang kurang mampu, tua, ataupun sakit, selama ada waktu luang, kita bisa berkunjung ke rumah mereka. Inilah bentuk ketulusan kita. Karena itu, saya belakangan ini sering membicarakan tentang ketulusan. Apa pun yang kita lakukan, perbuatan baik harus datang dari hati yang tulus. Bersumbangsih hendaknya didasari oleh ketulusan. Inilah yang disebut sebagai orang baik.
Orang baik yang melakukan perbuatan baik adalah Bodhisatwa dunia. Jadi, menjadi Bodhisatwa dunia tidaklah sulit selama kita dipenuhi ketulusan saat bersumbangsih. Terlepas dari umat Buddha atau bukan, perbuatan baik itu dilakukan oleh orang-orang. Kita hendaknya bersyukur pada setiap orang tanpa membeda-bedakan agama.
Menyelami penderitaan untuk mengentaskan kemiskinan dan penyakit
Tahu berpuas diri dan mempraktikkan kebajikan mendatangkan berkah yang berlimpah
Mentransformasi orang yang tak terhingga menjadi Bodhisatwa dunia
Ketulusan yang mendalam membawa pada pencerahan sempurna