Buddha berkata bahwa dunia bagaikan rumah yang terbakar. Demikianlah yang dikatakan dalam Sutra Teratai. Namun, manusia dan semua makhluk bagai sekumpulan anak kecil yang diliputi ketidaktahuan. Ketika melihat nyala api, mereka malah merasa itu menyenangkan dan terus bermain dengan api di dalam rumah hingga orang tua mereka kembali ke rumah besar itu, lalu melihat kobaran api yang sudah menyebar.

Kemudian, orang tua bergegas keluar dan menyiapkan 3 kendaraan, yaitu kereta lembu, kereta kambing, dan kereta rusa, sebagaimana Buddha memberikan ajaran kepada semua makhluk dengan 3 metode yang disesuaikan dengan kapasitas batin setiap makhluk, yakni kendaraan besar, kendaraan menengah, dan kendaraan kecil. Tiga kendaraan ini disesuaikan dengan kapasitas batin semua makhluk.

Namun, kini kita harus memeriksa di mana kapasitas batin kita dan jangan melekat pada kendaraan kecil. Kita juga tidak seharusnya menetap di kendaraan sedang dan hanya berfokus pada diri sendiri. Kita sekarang harus kembali kepada Dharma Kendaraan Besar. Karena telah mengenal ajaran Buddha, kita dapat mengerti bahwa kehidupan tidaklah kekal.

Semua makhluk yang berada di rumah besar ini adalah makhluk yang diliputi kegelapan batin. Kegelapan batin itu ibarat api. Di dalam hati setiap orang terdapat api yang bisa berubah menjadi titik kebakaran kapan pun. Bila tidak berhati-hati, ia bisa mengakibatkan bencana. Ini mungkin saja terjadi. Jadi, kita perlu terus-menerus berintrospeksi dan menginventarisasi nilai kehidupan kita.

Dengan bergabung bersama Tzu Chi, berapa banyak hal yang telah kita lakukan? Saya sendiri juga terus menginventarisasi kehidupan saya. Namun, setelah menginventarisasi hingga pekerjaan Tzu Chi, saya merasa sangat terhibur karena Tzu Chi bisa menyebarkan kebajikan lewat praktik nyata yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Saat orang mendengar tentang Tzu Chi dan filosofi saya, mereka akan berpikir bahwa berbuat baik adalah hal besar paling membahagiakan hati. Saya percaya kalian semua juga demikian.

Kalian dan saya, kita semua selalu menyelami Tzu Chi. Ada yang menyelaminya selama lebih dari 10 tahun, ada yang lebih dari 20 tahun, bahkan ada pula yang lebih dari 30 tahun. Inilah ciri-ciri relawan senior yang sering saya bicarakan. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak di antara relawan senior ini yang sudah meninggal ataupun makin tua. Sekarang, kita perlu segera membimbing orang dengan baik.

Kita hendaknya meneruskan pengalaman masa lalu tentang apa yang kita lakukan dan kita dapatkan, termasuk ketenangan pikiran dan kebahagiaan ketika menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita perlu mengajak orang dengan cara yang baik. Tanpa membeda-bedakan suku bangsa atau kewarganegaraan, selama ada jalinan jodoh, kita bisa mengajak mereka untuk bergabung dengan Tzu Chi.

Relawan sekalian, Terkait kebakaran besar di Los Angeles, Amerika Serikat, kita harus saling menunjukkan kepedulian. Kita perlu lebih mengerahkan hati dan kekuatan dalam menghadapi orang-orang terdampak bencana dan yang tidak memiliki tempat tinggal. Tidak peduli bagaimanapun kondisi finansial korban, kita akan selalu memperlakukan setiap korban bencana secara adil dengan memberikan bantuan darurat bagi setiap orang dari mereka.

“Setelah melalui pengalaman traumatis seperti itu, tidak ada seorang pun yang ingin seperti sekumpulan sapi yang berbaris. Di momen saya menginjakkan kaki di sini dan menghabiskan waktu dengan banyak orang di sini, saya tahu bahwa setiap orang di sini sangat tulus dan bersedia membantu saya. Ini membuat saya merasa lebih baik,” kata Claire Dorotheo, keluarga terdampak bencana.

“Saya merasa mereka semua lebih suportif dan dermawan dibanding organisasi-organisasi lain ataupun pemerintah. Mereka semua sungguh luar biasa. Semua orang bersedia memberi penghiburan. Ini adalah salah satu organisasi yang menjadi pilihan saya ketika kelak dapat membalas budi dan bersumbangsih,” kata Norman Merino, keluarga terdampak bencana.

Itulah yang disebut sebagai memberi penghiburan dengan menenangkan batin mereka. Saya percaya ketika mereka pulih, di dalam hatinya sudah terukir nama Tzu Chi. Mungkin saat mendengar “Tzu Chi”, mereka akan merasa familier. Mungkin di masa depan, mereka menjadi donatur Tzu Chi atau bahkan bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Inilah yang disebut jalinan jodoh.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Karena adanya jalinan jodoh ini, kita bisa segera membimbing dan menginspirasi mereka. Saat berada di Taipei, saya juga berpikir bahwa selain melakukan pembagian bantuan, di saat yang bersamaan, kita perlu memberi penghiburan berupa tulisan pada mereka. Selain merangkul mereka dengan kedua tangan serta memberikan bantuan dana yang sangat berguna bagi mereka, kita juga perlu melampirkan sepucuk surat. Saya juga sepenuh hati membuatnya.

Dalam bencana kali ini, perjalanan yang perlu ditempuh masih panjang. Jadi, Bodhisatwa sekalian, dalam menjalani prosesnya, kita tentu harus mendampingi mereka. Kita memberi penghiburan bagi mereka hingga setiap orang dari mereka bisa terbebas dari masalah ini dan bisa benar-benar pulih dan menjalani kehidupan seperti semula. Seiring membangun kembali rumah mereka, mereka juga harus membangun kembali jiwa dan raga mereka.

Kita harus membantu mereka hingga mereka dapat merasakan ketulusan Tzu Chi dan kelak bergabung dengan Tzu Chi sehingga bisa menapaki Jalan Bodhisatwa bersama-sama dengan kita. Untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan tenteram, diperlukan lebih banyak orang baik. Agar keselarasan empat unsur tercipta di dunia, diperlukan lebih banyak orang yang berkeyakinan.

Tak peduli apa pun agamanya, kita hendaknya bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, bergotong royong, dan saling mendukung untuk menapaki jalan agama yang benar. Kita harus saling memuji dan berhimpun, bukan membeda-bedakan. Buddha berkata bahwa dunia ini sebenarnya seperti sebuah rumah besar. Jadi, kita sekarang harus selalu bersatu hati. Tak peduli apakah itu kereta kambing atau kereta rusa, kita perlu mengarahkan semuanya untuk memilih kereta lembu putih yang besar.

Bagaimanapun kapasitas batin orang-orang, kita harus mengarahkan mereka untuk membawa manfaat lebih luas. Karena jalinan jodoh ini sudah ada, kita harus memanfaatkan jalinan jodoh ini untuk menghimpun kekuatan. Sekarang adalah waktunya bagi kita semua untuk bersemangat dan mengerahkan kekuatan.

Memberi ajaran sesuai kapasitas batin dan mengarahkan kepada Kendaraan Besar
Menjernihkan hati, bergerak menuju kebaikan, dan melenyapkan kegelapan batin
Membimbing semua makhluk menuju jalan kebenaran
Bodhisatwa saling mendampingi untuk menjalankan ikrar