“Nomor anggota komite saya ialah 9208. Saya selalu mendengarkan arahan Master sehingga apa pun yang saya lakukan, saya melakukannya dengan penuh sukacita. Saat ini, tubuh saya masih sehat dan mampu melayani. Jadi, Master tenanglah. Saya akan terus melanjutkan pekerjaan ini. Saya juga akan menyemangati orang-orang di sekitar saya,” kata Shi Hui-zhen, relawan Tzu Chi.

“Dahulu, saat Ibu sibuk dengan kegiatan Tzu Chi, kami tidak tahu apa yang sebenarnya beliau lakukan. Sekarang, saya sendiri menjadi insan Tzu Chi dan akhirnya mengerti mengapa ibu saya begitu bahagia melakukannya. Oleh karena saya terlibat dalam Da Ai Mama dan kegiatan lansia, kami selalu membawa kebajikan ke sekolah-sekolah dan kebahagiaan bagi para lansia,” kata Tang Yu-ting, relawan Tzu Chi.

“Agar anak saya tahu apa yang saya kerjakan di Tzu Chi, setiap kali mengikuti kegiatan Tzu Chi, saya selalu berbagi cerita dengannya. Setelah dia ikut serta dalam kegiatan pencatatan donor sel punca, dia berkata bahwa kegiatan ini sangat bermakna. Jika ada kesempatan lagi, dia akan mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi,” kata Zhang Ning-jia, relawan Tzu Chi.

“Kini, saya telah dilantik. Saya merasa bahwa setelah pelatihan ini berakhir, kita tidak sama seperti kelulusan sekolah yang para lulusannya menempuh jalan masing-masing. Setelah pelatihan dan dilantik, saya merasa inilah awal dari tanggung jawab. Oleh karena itu, saya berikrar bahwa saya akan menggenggam waktu untuk mengembangkan potensi bajik, berusaha mewariskan siklus kebajikan dan cinta kasih dari kehidupan ke kehidupan, mempraktikkan kebajikan, dan menciptakan berkah,” pungkas Zhang Ning-jia.

Sungguh menyenangkan hidup di dunia yang penuh dengan cinta kasih. Betapa hangatnya suasana seperti ini. Terlebih lagi, harapan terletak pada pendidikan. Asosiasi Guru Tzu Chi telah berdiri lebih dari 30 tahun. Di masa itu, Asosiasi Guru Tzu Chi sangatlah tekun dan bersemangat. Saat itu, hubungan kalian dengan para siswa penuh dengan ketulusan. Cinta kasih kalian kepada para siswa begitu nyata, bahkan dalam mendampingi siswa yang memberontak.

Terkadang, ketika kalian kembali ke Griya Jing Si untuk membagikan laporan, saya merasa sangat tersentuh. Guru yang sejati adalah guru yang dapat memengaruhi siswa hingga mengubah hidupnya. Ketika siswa berubah, masyarakat pun memiliki harapan. Oleh karena itu, kontribusi kalian bagi masyarakat sungguh tak ternilai. Hati seorang guru merupakan hati Bodhisatwa dan hati orang tua.

“Saya memiliki seorang siswa yang duduk di kelas 3 SMP. Oleh karena faktor fisik dan mental, dia menolak untuk datang ke sekolah. Kedua orang tuanya juga berprofesi sebagai guru, tetapi mereka tidak dapat menerima kondisi anak mereka. Oleh karena itu, saya menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan dan mendampingi anak ini. Bahkan, saya juga harus memberikan pengertian kepada orang tuanya,” kata Cai Ci Qing, relawan Tzu Chi.
“Dalam proses tersebut, terkadang saya merasa tidak berdaya dan ingin menyerah. Namun, saya teringat dengan perkataan Master bahwa hati seorang guru sama dengan hati Bodhisatwa. Bodhisatwa tidak pernah menyerah terhadap semua makhluk. Sebagai seseorang yang belajar menapaki Jalan Bodhisatwa, bagaimana bisa saya menyerah terhadap siswa saya?,” lanjut Cai Ci Qing.

“Berkat bimbingan Master ini, ketika saya tidak tahu bagaimana lagi harus membantu anak ini dan keluarganya, hati saya menemukan sandaran dan kekuatan. Hal itu memberi saya kemampuan untuk terus membantu siswa tersebut,” pungkas Cai Ci Qing.

“Saya berterima kasih kepada Bibi Mei-jin yang telah memberikan pengalaman berharga kepada saya, yaitu membimbing siswa kurang mampu. Pengalaman ini membuat saya menyadari bahwa peran seorang guru sangatlah bermakna dan berpengaruh besar. Dari Bibi Mei-jin, saya belajar tentang semangat, antusiasme, dan dedikasi seorang pendidik,” kata Han Shi-shan, relawan Tzu Chi.

“Saya ingat bahwa dalam setiap kelas, Bibi Mei-jin selalu berinisiatif memperhatikan setiap siswa, memberikan pujian, dan menyemangati mereka. Pengalaman sebagai relawan ini membuat saya belajar dari semangat Bibi Mei-jin dan memberi saya peluang untuk bertumbuh,” pungkas Han Shi-shan.

Oleh karena itu, Guru sekalian, hendaknya kita terus menjaga niat ini dengan baik. Hal yang paling penting ialah menjaga hubungan baik di dalam Asosiasi Guru Tzu Chi.

Saat ini, semua orang memiliki perangkat seluler. Jika kalian masih menjalin kontak dengan teman lama, cobalah untuk menghubungi mereka kembali. Mungkin ada teman yang sangat dekat dengan kita, tetapi dipisahkan oleh jarak, segeralah mencari mereka kembali. Dengan begitu, kita dapat mempererat hubungan kembali.

Hubungan yang kita jalin di kehidupan ini ialah untuk mempersiapkan hubungan baik di kehidupan mendatang. Jika kita memupuk jalinan jodoh baik sekarang, di masa mendatang orang-orang akan senang bertemu dengan kita. Bahkan, tanpa kita melambaikan tangan, hanya dengan melihat saja, mereka akan berjalan bersama dengan kita.

Di kehidupan lampau, saya telah menjalin banyak jodoh. Oleh karena itu, kalian merasa senang terhadap saya. Tanpa adanya rasa sukacita, kalian tidak akan mengenakan seragam ini. Saya berharap bahwa kalian menjadi sebutir benih yang dapat menciptakan hutan. Benih ini benar-benar ditanam dengan baik sehingga setiap pohon dapat berbunga dan berbuah setiap tahun. Inilah yang harus senantiasa kita wujudkan di kehidupan ini dan kehidupan mendatang.

Saya ingin memberi tahu kalian bahwa Bumi ini masih memiliki waktu yang panjang di masa depan. Namun, perubahan iklim akan menjadi lebih parah. Meski bencana akibat perubahan iklim makin menguat, bagi manusia, “tahun-tahun” yang akan datang masih ada. Namun, saat ini, kita mulai berpikir bagaimana cara memperpanjang waktu tersebut dan bagaimana cara mengurangi dampak buruknya. Tentu saja, ini tak lepas dari pola makan vegetaris.

Berbicara tentang makanan vegetaris, sesungguhnya, biji-bijian dan kacang-kacangan dapat diolah hingga terasa nikmat. Taiwan sangat dipenuhi berkah dan karena itulah kita harus menghargai berkah. Ketika memiliki berkah, janganlah kita terus menghabiskannya. Saya sering mengingatkan tentang pelajaran besar, terutama kepada para guru Asosiasi Guru Tzu Chi. Kalian telah mendengarkan apa yang saya katakan. Kita harus menyebarkannya. Apa yang harus kita sebarkan? (Pola hidup vegetaris.)

Kita harus menggalakkan vegetarisme. Kita juga harus bervegetaris. Saat ini, makanan vegetaris bukanlah makanan yang hambar. Saat ini, kita dapat mengonsumsi sayuran yang manis, lezat, dan layak untuk disantap. Makanan vegetaris sangat layak untuk dimakan karena rasanya tidaklah buruk. Sungguh, masakan vegetaris saat ini sangatlah baik.

Hendaknya kita menggalakkan vegetarisme. Dengan mengurangi konsumsi hewan, kita mengurangi pembunuhan dan peternakan. Dengan mengurangi peternakan, kita dapat mengurangi polusi. Ini sangatlah penting. Banyak di antara kalian adalah guru. Mendengar apa yang saya katakan, kalian pasti dapat menyerapnya dengan baik. Kalian bahkan bisa menyebarkan ajaran ini. Hanya manusialah yang dapat menyebarkan kebenaran, bukan sebaliknya. Kita semua memiliki tanggung jawab ini.

“Dalam empat tahun terakhir, di Songshan, sekitar 4.600 siswa telah berpartisipasi dalam kegiatan kompetisi PaGamO. Saat kembali ke rumah, para siswa akan berbagi cerita dengan orang tua mereka. Terlebih lagi, mereka dapat secara aktif mengajarkan pelestarian lingkungan kepada orang tua dan melakukan daur ulang. Kami juga memiliki siswa yang mulai menyadari tentang penghematan air dan listrik di rumah. Master juga senantiasa mengingatkan kami untuk menerapkan pola makan vegetaris, menggalakkan vegetarisme, dan melakukan pelestarian lingkungan,” kata Zhou Ge-ming Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.

“Kita harus menyebarkan nilai-nilai ini kepada semua orang agar mereka tahu bahwa Bumi hanya ada satu dan kita semua harus melindunginya. Oleh karena itu, kita harus terus berusaha untuk menanamkan nilai-nilai ini di sekolah sehingga anak-anak dapat memahami pelestarian lingkungan dan pencegahan bencana sejak dini,” pungkas Zhou Ge-ming.

Terima kasih, Guru dan Bodhisatwa sekalian.

Hati guru adalah hati Bodhisatwa dan hati orang tua. Hal yang harus kita lakukan selanjutnya ialah ketika kembali ke sekolah masing-masing, hendaknya kalian menyemangati semua guru untuk terus berani, tekun, dan bersemangat. Kalian dapat menghidupkan semangat yang telah dibawa oleh Asosiasi Guru Tzu Chi sejak awal. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Apakah kalian bisa melakukannya? (Bisa.) Baik, saya percaya pada kalian. Terima kasih, semuanya.

Membangun harapan dengan pendidikan yang tulus
Mengubah kekeruhan menjadi kemurnian untuk mencapai Bodhi
Menjadi guru pembimbing bagi jiwa kebijaksanaan
Menerapkan pola makan vegetaris dan memupuk jalinan jodoh berkah