“Saya memakan sayuran di sekolah. Saya juga memakan sayuran di rumah. Karena menyukai hewan, saya tidak mau makan daging. Saya menyayangi mereka. Saya akan mengajak Nenek, Ayah, dan Kakek untuk bervegetaris bersama,” kata Chong Hao You, murid TK Tzu Chi Kedah, Malaysia.

Perlu diketahui bahwa bencana berasal dari pikiran manusia. Sebersit pikiran yang menyimpang dapat mendatangkan bencana. Dalam perkara makan saja, orang-orang dapat menimbulkan bencana. Saat membahas vegetarisme, mungkin ada yang berkata, “Saya tidak berbuat jahat. Saya hanya tidak bervegetaris.” Entah bagaimana saya merespons ucapan seperti ini.

Sesungguhnya, saat kita makan, perlu diketahui bahwa potongan daging yang diambil berasal dari seekor hewan. Sehari sebelumnya, hewan itu masih hidup. Namun, manusia menangkapnya dan mengikat sayapnya agar ia tidak bisa kabur. Setelah sayapnya diikat, ia pun digantung terbalik. Karena itulah, mereka disebut “yang digantung terbalik”.

Akibat banyaknya karma membunuh, di dunia ini terjadi banyak konflik dan peperangan. Dunia ini penuh dengan krisis. Sungguh, ada banyak penderitaan di dunia ini dan krisis terus diciptakan setiap hari. Ini semua karena pikiran manusia. Satu-satunya jalan ialah menyucikan hati manusia, berdoa dengan tulus, dan bersumbangsih secara nyata.

Bervegetaris membuat tubuh kita sehat. Jangan terus menernakkan hewan. Biarkanlah mereka berkembang biak secara alami dan hidup di alam bebas. Ini akan menjadi berkah bagi semua makhluk. Karena itu, kita hendaknya menyerukan, “Daripada membebaskan kehidupan, lebih baik melindungi kehidupan.”

Melindungi kehidupan berarti tidak membunuh hewan. Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan-hewan tidak akan disembelih dan bisa hidup dengan damai dan tenang di habitat mereka. Jadi, saat makan, kita harus mengendalikan nafsu makan. Dengan mengendalikannya sekejap, ia akan berlalu. Inilah niat baik.

Kita menciptakan berkah dengan membebaskan kehidupan. Dengan mengubah pola pikir untuk bervegetaris, berarti kita membebaskan dan melindungi kehidupan. Dunia ini pun akan menjadi dunia yang bersahabat. Di dunia yang bersahabat, tidak akan terjadi konflik dan tidak akan ada yang berebut atau merusak satu sama lain. Hal-hal seperti ini tidak akan terjadi.

Kini, kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia damai dan setiap orang menciptakan berkah. Inilah yang kita lakukan sekarang. Jangan meremehkan kekuatan dari kebaikan kecil. Tanpa kebaikan kecil, dari mana datangnya kekuatan besar? Orang-orang zaman sekarang berpendidikan tinggi. Namun, yang terpenting ialah karakter dan kualitas diri yang ditentukan oleh kebajikan.

Orang yang memiliki hati yang baik akan memiliki karakter dan kualitas diri yang baik pula. Inilah orang baik yang sesungguhnya. Kebajikan adalah keindahan. Orang yang memiliki hati yang indah akan menampilkan keindahan dan membuat dunia ini penuh cinta kasih. Datang ke dunia ini, saya berharap kita dapat mewariskan yang terbaik dalam keluarga kita, yakni kebajikan dan ketulusan.

Saya tidak akan bertanya, “Apakah keluarga kalian kaya?” Yang saya tanya ialah, “Apakah kalian mewariskan kebajikan dalam keluarga?” Yang mewariskan kebajikan dalam keluarga akan memiliki kehidupan yang paling kaya. Mereka dapat berbagi dengan orang-orang, “Anak saya sangat patuh. Anak saya turut mengemban misi Tzu Chi bersama saya serta selalu mendukung dan membantu saya.” Kalian yang memiliki anak seperti ini hendaknya merasa bangga. Inilah anak Bodhisatwa.

Memiliki anak Bodhisatwa sungguh membanggakan. Jika memiliki orang tua yang merupakan insan Tzu Chi dan selalu berbuat baik, sebagai anak, kalian hendaknya berkata pada teman kalian, “Orang tua saya adalah insan Tzu Chi.” Ini dapat membantu mereka merekrut donatur. Berhubung sifat hakiki manusia adalah bajik, asalkan kalian bersedia membuka mulut untuk berbagi tentang kebajikan dan keindahan, cinta kasih orang-orang akan terbangkitkan.

Saat melihat orang yang membutuhkan, kita hendaknya memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka. Inilah yang disebut mempraktikkan kebajikan. Sesungguhnya, berapa banyak orang yang dapat kita bantu? Berapakah persentasenya? Berapa banyak orang yang menderita? Berapa banyak pula yang kita ketahui dan kita bantu? Persentasenya sangatlah kecil. Karena itu, saya selalu berkata pada insan Tzu Chi, “Kalian harus sering berbagi kisah dengan donatur kalian.”

Ada banyak kisah tentang cinta kasih agung yang penuh kehangatan serta dapat mengedukasi dan menyucikan hati manusia. Segala sesuatu yang dapat disebarkan untuk membimbing umat manusia adalah Dharma. Jangan berkata, “Saya tidak bisa melakukannya.” Tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan. Asalkan memiliki tekad dan ikrar, kita akan memiliki kekuatan.

Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang telah bergabung dengan Tzu Chi. Kalian harus menyerap ajaran saya ke dalam hati. Kita harus sungguh-sungguh menaati tata krama. Yang paling mewakili pembinaan diri kita ialah cara kita berbicara. Setelah kalian bergabung dengan Tzu Chi, ada banyak misi Tzu Chi yang dapat dijalankan dan banyak kisah Tzu Chi yang dapat dibagikan. Setiap kalimat, bahkan setiap kata kalian mengandung kebajikan. Saat semua kata-kata itu dirangkai, terbentuklah sejarah Tzu Chi. Intinya, mari kita lebih sering bertutur kata baik dan berbuat baik.

Kalian dan saya adalah teladan bagi dunia. Mari kita bersama-sama membawa manfaat bagi dunia dengan melindungi dan menyelamatkan kehidupan. Di dalam pikiran kita terdapat pelajaran besar. Saya dengan tulus mendoakan semoga semua orang dapat menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.

Berhenti membunuh dan bervegetaris demi melindungi kehidupan
Menghindari kejahatan dan memupuk kebaikan untuk menghimpun jalinan jodoh berkah
Memupuk pahala kebajikan dan mewariskannya dalam keluarga
Melatih diri dengan bersumbangsih di tengah masyarakat