“Selama lebih dari 20 tahun ini, saya sangat berterima kasih kepada Kakak He dan Kakak Bao-zu. Dalam perjalanan ini, saya menyaksikan bagaimana Kakak He selalu mendukung Kakak Bao-zu, mendukung Master, dan mendukung Tzu Chi sepenuhnya. Saya merasa sangat tersentuh. Kakak Bao-zu sangat luar biasa. Saya sering berkata bahwa dia memiliki mata yang baik karena dapat memilih suami yang baik,” kata Wei Xing-juan, relawan Tzu Chi.

“Suatu kali, Kakak Bao-zu berkata kepada Kakak He, ‘Orang lain sering membelikan bunga untuk istrinya, tetapi kamu tidak pernah membelikan bunga untuk saya.’ Dengan bijak, Kakak He menjawab, ‘Bagaimana tidak? Saya memberimu bunga setiap hari.’ Dia bertanya, ‘Bunga apa itu?’ Kakak He menjawab, ‘Bunga bank dan isi rekening saya. Pakailah sekuat tenaga, sepuasmu, dan sesuka hati’,” pungkas Wei Xing-juan.

Namun, dia tidak pernah membelanjakannya sembarangan. Setiap pengeluarannya sangat bernilai, seperti bunga berlian.

“Berkat Master, kita berkesempatan untuk bersumbangsih. Tentu saja, saya berterima kasih kepada Kakak Xing-juan yang selalu mendampingi saya. Saya merasa bahwa beliau adalah mitra bajik saya. Apa pun yang terjadi, saya selalu meminta nasihat darinya. Beliau adalah pendamping yang setia. Saya juga sangat berterima kasih kepada suami saya yang selalu mendukung dengan sepenuh hati,” kata Liu Bao-zu, relawan Tzu Chi.

“Jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, saya yakin bahwa hidup saya akan biasa-biasa saja dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Namun, berkat bergabung dengan Tzu Chi, saya mendapatkan banyak platform untuk berkembang, baik dalam misi amal maupun menggalang cinta kasih. Saya merasa bahwa dalam hal ini, kita semua memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan mendukung pencapaian orang lain, bagaikan sebuah jembatan yang menghubungkan satu pantai ke pantai lainnya,” lanjut Liu Bao-zu.

“Master selalu mengingatkan bahwa ketika terinspirasi, kita harus lebih banyak berbagi. Tentu saja, sebelum berbagi, kita harus berbuat; sebelum berbuat, kita harus banyak mendengar. Dengan mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan, sesungguhnya kita juga melatih diri sendiri dan menjalin jodoh baik dengan orang lain. Jadi, selain terima kasih, tidak ada lagi yang dapat saya katakan. Saya sangat berterima kasih,” pungkas Liu Bao-zu.

Bagaimana cara untuk menyucikan hati manusia dan mewujudkan masyarakat yang harmonis? Dengan menunjukkan kebaikan agar orang-orang dapat melihat, mendengar, meresapi, dan mengingatnya. Kita harus berusaha untuk menampilkan kebaikan di layar. Mata kita bagaikan kamera yang dapat mengambil gambar dari kondisi luar dan langsung menyimpannya di dalam hati kita. Kita perlu menggandakan kebaikan yang ada di dalam hati kita dan menyebarkannya kepada banyak orang.

Saudara sekalian, saat kita mendengar dan melihat, baik secara langsung maupun melalui Da Ai TV, mata kita bagaikan kamera yang terus merekam momen-momen penuh kebajikan. Orang-orang baik di dunia akan terekam dalam ingatan kita. Hendaklah kita berkata kepada orang-orang, “Apakah kalian menonton Da Ai TV? Da Ai TV menyiarkan begitu banyak kisah tentang orang baik di dunia.”

Saya sering berkata bahwa hidup ini tidak kekal. Banyak kisah di dunia penuh dengan ketidakkekalan. Ada orang yang beruntung, ada pula yang kurang beruntung. Ketika melihat orang yang kurang beruntung, hendaknya kita mengingatkan diri sendiri untuk segera menciptakan berkah bagi dunia. Berkat adanya Da Ai TV, kita dapat menerima informasi dari dunia internasional dan menyebarkan kebaikan dari Taiwan ke seluruh dunia.

Ketika orang-orang menyaksikan Da Ai TV, mereka akan tahu untuk bersumbangsih dan menjadikan kita sebagai teladan. Bukankah ini disebut dengan mendidik? Jadi, untuk menyucikan hati manusia, kita perlu memiliki program yang baik yang dapat senantiasa mengingatkan semua orang. Bagaimana cara menginspirasi orang-orang untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih? Semua orang akan melihat bagaimana relawan kita saling mengasihi dan bersatu hati. Hendaknya kita terus bersatu.

Saya sering membuat gestur ini. Apakah ini? Apa yang kalian lihat dari sana? (Aksara Mandarin “masuk”.) Dari sisi saya, ini adalah aksara Mandarin “orang”, sedangkan dari sisi kalian, ini adalah aksara “masuk”. Jika begini? (Aksara “orang”.) Yang saya lihat adalah aksara “masuk”. Semua ini hanyalah perbedaan sudut pandang. Oleh karena itu, kita harus mencari cara agar orang-orang dapat melihat kelompok orang baik yang menjadi teladan ini. Kita harus menjadi orang yang baik dan mengajak orang lain untuk bergabung. Dari sisi saya, ini adalah aksara “masuk”, sedangkan kalian melihatnya sebagai aksara “orang”.

Hendaknya semua orang bersatu dan menyerap kebajikan ke dalam hati. Ketika banyak orang bersatu, orang-orang yang melihatnya akan mengingatnya di dalam hati dan dapat terus menyebarkannya kepada lebih banyak orang. Untuk memperoleh kebijaksanaan, kita harus menyelami Dharma. Kita yang mempraktikkan Jalan Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Dharma bertujuan untuk menyadarkan kita.

“Suami saya benar-benar menjadi pendukung yang paling kuat bagi saya. Sesungguhnya, dia sangat disiplin dan hemat dalam hidupnya. Pakaiannya bisa dipakai hingga waktu yang sangat lama. Dia juga tidak akan membeli barang-barang yang tidak diperlukan hanya karena terlihat menarik. Dia memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dan sangat disiplin terhadap dirinya sendiri. Namun, ketika beramal atau memberikan dukungan, dia tidak pernah ragu meski dirinya sangat hemat. Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur atas jalinan jodoh ini,” kata Liu Bao-zu, relawan Tzu Chi.

Tekadnya sangat kokoh dan keras. Itulah kekuatan yang sangat kokoh dan keras seperti bunga berlian. Bunga berlian itu indah, keras, dan bernilai. Semua orang memiliki “bunga berlian” di dalam hati yang tidak akan pernah pudar dari kehidupan ke kehidupan. Dari kehidupan ke kehidupan, benih berkah telah tertanam dalam kesadaran kedelapan kita.

Saat ini, saya ingin memberi tahu kalian bahwa selain menjaga kesadaran kedelapan, kalian juga harus tekun dan bersemangat untuk menjangkau kesadaran kesembilan, yakni kembali pada hakikat kebuddhaan. Jelas sekali, semua orang adalah Buddha. Setiap orang memiliki ego. Namun, banyak orang yang terlalu mementingkan ego. Saya pun sering berbagi tentang diri sendiri. Saya merasa bahwa diri sendiri adalah berlian yang sangat kokoh dan berharga. Jadi, saya bersyukur pada diri sendiri.

Saya sangat bersyukur dengan membangkitkan sebersit niat, saya dapat menciptakan banyak berkah bagi dunia. Berkat adanya kalian, kita memiliki ladang pelatihan yang baik. Sungguh, ini disebut dengan jalinan jodoh berkah. Insan Tzu Chi sungguh-sungguh dipenuhi berkah karena bertemu dengan orang baik yang menyumbangkan lahan ini kepada kita. Di sini ada pohon-pohon dan lahan yang hijau. Di atas lahan yang sangat indah ini, misi budaya humanis kita dapat menyebarkan banyak kisah tentang orang baik dan hal-hal yang baik ke seluruh dunia. Saya merasa sangat bersyukur.

Mencerminkan kebajikan dan keindahan setiap menit dan detik
Kitab sejarah dunia tersimpan dalam kesadaran kedelapan
Membangkitkan sifat hakiki yang murni bagai berlian
Menghimpun cinta kasih demi menciptakan berkah dan menyebarkan aliran jernih