“Berkat adanya kupon belanja ini, saya dapat membeli barang yang saya butuhkan. Saya merasa ini sangatlah baik,” kata Alphons, pengungsi.
“Pendapatan kami dalam sehari sama sekali tidak mencukupi kebutuhan, bahkan terkadang kami tidak memiliki makanan. Mencari uang benar-benar sangat sulit. Kami sangat membutuhkan kupon belanja ini,” kata Phoeun, pengungsi.
Saya sangat berharap bahwa insan Tzu Chi dapat menyerukan agar semua orang membangkitkan cinta kasih. Saya sering berkata bahwa tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran beras dapat memenuhi bakul. Sebakul beras berasal dari sebutir demi sebutir beras yang dikumpulkan. Sesuai dengan semangat celengan bambu, insan Tzu Chi Malaysia telah menyebarkan semangat “segenggam beras”.
Saat ini, semua orang di berbagai negara mulai menyisihkan segenggam beras untuk membantu sesama. Akumulasi sedikit demi sedikit ini adalah esensi dari “butiran beras dapat memenuhi bakul dan tetesan air dapat membentuk sungai”. Bukankah Tzu Chi juga memiliki lirik lagu seperti ini? “Butiran beras dapat memenuhi bakul dan tetesan air dapat membentuk sungai.” Lagu ini sangat bagus. Kalian dapat mencari lirik lagu ini untuk memahami bagaimana saya memulai akumulasi kecil hingga menjadi besar.
Semangat cinta kasih ini dimulai dari pasar sayuran hingga kini tersebar ke banyak negara di dunia. Insan Tzu Chi juga telah menyebar luas. Di mana pun ada bencana, semuanya bersedia untuk bersatu dan memberikan tenaga, waktu, dan keahlian. Setiap relawan ini harus memiliki pengetahuan tentang kondisi internasional dan mandiri secara ekonomi karena harus bertanggung jawab atas biaya perjalanan dan kebutuhan hidup sendiri. Selain itu, mereka harus memulai dengan niat tulus dari dalam diri. Semua orang juga harus memiliki tekad yang sama.
Dalam pelatihan, saya sering mengatakan bahwa tujuan pelatihan ialah untuk melindungi misi yang ada. Mengingat usia saya yang sudah lanjut ini, kehidupan selanjutnya sebenarnya tidak akan lama lagi. Saat muda nanti, saya akan bertekad untuk menjadi dokter. Dengan tekad ini, tidak butuh waktu hingga 30 tahun dari saat ini, saya dapat menjadi seorang dokter.
Di usia 20-an tahun, saya dapat mengikuti pelatihan relawan. Jadi, setelah dihitung, saya masih sempat bekerja sama dengan kalian dalam misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Oleh karena itu, generasi kalian saat ini harus dapat menjaga silsilah Dharma dan mazhab Tzu Chi dengan tulus. Jika kalian bisa melakukannya, saya yakin bahwa misi ini dapat kalian teruskan dengan baik. Hal ini tidak perlu menunggu sampai 30 tahun.
Saat ini, kalian masih sangat muda. Hendaknya kalian mewariskan cinta kasih Tzu Chi dari generasi ke generasi. Begitu pula dengan budaya humanis Tzu Chi, haruslah diwariskan. Saat ini, Tzu Chi telah mencapai skala internasional. Nilai-nilai, semangat, dan citra Tzu Chi terus berkembang dan misi-misi kita akan makin stabil. Jadi, ketika saya datang kembali, saya masih dapat mempelajari semuanya.
Seperti ajaran Buddha yang telah bertahan lebih dari 2.500 tahun, kita tetap dapat menerima Dharma ini hingga sekarang. Tanpa adanya Buddha 2.500 tahun yang lalu, mungkin saat ini tidak akan ada misi kesehatan Tzu Chi. Tzu Chi ada berkat semangat Buddha lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Di zaman kita ini, berangkat dari ajaran Buddha, kita harus memiliki wawasan yang mencakup alam semesta. Wawasan ini mencakup berbagai aspek, termasuk biologis, psikologis, dan fisik.
Saya sering berkata tentang empat fase dari tiga fenomena. Empat fase terdiri atas terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Manusia melewati fase lahir, tua, sakit, dan mati; pikiran manusia mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Hendaknya kita membangkitkan niat yang baik. Ketika seseorang membangkitkan niat baik, sering kali itu hanya bersifat sementara. Banyak orang tersentuh dan merasa ingin berbuat baik, tetapi sulit bagi mereka untuk bertahan lama. Oleh karena itu, diperlukan ikrar dan tekad yang kuat untuk dapat melanjutkan niat itu dalam waktu yang lama.
Mewariskan Dharma bukanlah hal yang mudah. Lihatlah, banyak lulusan dari fakultas kedokteran Tzu Chi yang melayani di RS Tzu Chi. Saya berharap bahwa para dokter yang lulus dari fakultas kedokteran Tzu Chi memiliki keahlian medis untuk menyelamatkan kehidupan dengan cinta kasih. Kita juga harus menjaga kesehatan pasien dengan cinta kasih. Inilah misi kesehatan kita.
Dari Hualien hingga Taipei, setiap kepala rumah sakit sangatlah penuh perhatian. Begitu pula dengan para dokter. Oleh karena itu, saya merasa tenang. Tidaklah sulit untuk mewariskan misi kesehatan kita ini. Semangat kita akan berlanjut selamanya di dunia. Ketika saya kembali lagi 30 hingga 50 tahun mendatang, seharusnya semuanya akan menjadi lebih baik dari sekarang. Namun, itu semua bergantung pada keadaan saat ini, bagaimana kita mewariskan semangat Tzu Chi.
Hendaknya semuanya terus mewariskan misi kesehatan dan misi pendidikan kita. Jika ada dokter magang yang dikirim ke sini, kalian harus mendidik mereka dengan sepenuh hati. Begitu juga terhadap peserta magang dari rumah sakit lain yang datang ke sini, kalian juga harus sepenuh hati. Dokter adalah pelindung kehidupan. Bukan hanya dalam badan misi kesehatan Tzu Chi, semua dokter di dunia adalah pelindung kehidupan. Oleh karena itu, sistem pendidikan kita harus dijaga dengan baik dan terus dikembangkan.
Saya sangat berterima kasih kepada para dokter dan perawat. Tentu saja, rumah sakit kita tidak hanya bergantung pada tenaga medis. Semua departemen sangat diperlukan, baik bagian farmasi, fisiologi, ekologi, rehabilitasi, maupun yang lainnya. Setiap departemen sangatlah penting. Hendaknya semuanya mewakili saya untuk saling mengasihi dan menyemangati. Dengan demikian, misi kesehatan dan pendidikan kita akan terus berkembang.
Himpunan cinta kasih bagaikan butiran beras yang dapat memenuhi bakul
Kasih sayang Bodhisatwa menyebar ke seluruh dunia
Membangun ikrar dan tekad untuk mendalami dunia kedokteran
Saling mengasihi dan menyemangati dengan semangat yang tak pernah pudar