“Saya mengenal Tzu Chi pada bulan April 1987. Hanya butuh 10 menit bagi saya untuk memutuskan bergabung dengan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada Master yang saat itu telah datang ke Taichung dan berkata, ‘Tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran beras dapat memenuhi bakul.’ Saya sangat berterima kasih,” kata Lin Chen Mei-rong, anggota Komite Tzu Chi nomor 877.

“Saya telah membimbing lebih dari 100 orang untuk dilantik. Mereka sangat yakin dan teguh terhadap Tzu Chi karena saya membawa mereka menangani kasus. Saya membimbing semuanya lewat praktik langsung. Dengan satu niat yang tulus, semuanya ingin mengikuti langkah Master,” pungkas Lin Chen Mei-rong.

“Ketika saya bergabung di tahun 1989, saya bersama relawan senior mengunjungi kasus-kasus penerima bantuan. Di sela-sela kunjungan tersebut, sekitar bulan Oktober, saya pergi ke Kantor Tzu Chi Taichung untuk mendengarkan ceramah Master,” kata Liang An-shun, anggota Komite Tzu Chi nomor 1491.

“Sepulang dari sana, saya kembali mengikuti tim survei kasus untuk menemui penerima bantuan. Mereka adalah orang-orang yang bahkan teman dan kerabatnya tidak berani mendekati. Namun, kami membawa kehangatan dan kebahagiaan bagi mereka. Saat itu, perasaan saya seperti menyaksikan cahaya Buddha yang menerangi segalanya. Cinta kasih Master seolah membawa cahaya itu ke dalam keluarga-keluarga tersebut,” lanjut Liang An-shun.

“Pada bulan Januari 1990, saya dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi. Dua tahun setelah dilantik, saya mulai ikut serta dalam bantuan bencana di Kamboja dan Thailand Utara. Begitulah jalinan jodoh saya dengan Tzu Chi. Saya merasa pada saat itu saya masih berusia 35 tahun dan kini telah berusia 70 tahun, tepat 35 tahun. Saya telah menjalankan Tzu Chi setengah dari hidup saya. Periode 35 tahun tersebut menjadi momen perubahan hidup saya,” pungkas Liang An-shun.

Nilai kehidupan kita berasal dari niat hati. Saya selalu merasa beruntung karena telah memulai tekad dan niat baik sejak dini. Tzu Chi hampir mencapai usia 60 tahun dan waktu telah memberikan kita kesempatan untuk menghimpun kekuatan. Kekuatan ini berakar di Taiwan dan disebarkan oleh insan Tzu Chi ke seluruh dunia. Negara-negara yang pernah kita kunjungi adalah negara yang terkena bencana. Agar bisa memberikan bantuan, kita membutuhkan sumber daya. Tanpa itu, bagaimana kita bisa menyalurkan bantuan? Sumber daya ini datang dari insan Tzu Chi.

Saya memulai misi amal dengan 50 sen. Dari 50 sen tersebut, kita telah melangkah hingga kini Tzu Chi menjangkau dunia dengan empat misi, yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Selain Empat Misi Tzu Chi, insan Tzu Chi berperan dalam banyak hal, terutama pelestarian lingkungan.

Pelestarian lingkungan dimulai dari kalimat yang saya ucapkan di Taichung sehubungan dengan tangan yang bertepuk. Saat itu, suara tepuk tangan selalu memotong pembicaraan saya sehingga saya meminta semuanya menggunakan kedua tangan yang bertepuk itu untuk melakukan pelestarian lingkungan. Sebelumnya, saya tidak memiliki rencana untuk mengatakan hal itu, tetapi semuanya tetap mendengarkan saya. Inilah awal dari misi pelestarian lingkungan. Hal yang paling penting ialah menjalin jodoh dengan semua makhluk.

Di dunia ini, apa pun yang kita lakukan pasti membutuhkan jalinan jodoh. Tanpa adanya jalinan jodoh, apa pun yang kita lakukan tidak akan sempurna dan berhasil. Kita memiliki jalinan jodoh antarmanusia yang sangat istimewa, yaitu jalinan jodoh Tzu Chi. Hendaknya kita menghargai jalinan jodoh ini. Jalinan jodoh ini adalah jalinan jodoh Bodhisatwa. Kita semua ingin menjadi Bodhisatwa. Kita meneladan Buddha untuk menjadi Bodhisatwa. Namun, tanpa melatih diri, ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu, kita harus terjun ke tengah masyarakat.

Hendaknya kita bersyukur karena ada banyak makhluk yang menjadi nutrisi pelatihan diri kita. Dalam hidup ini, kita perlu makan agar dapat menjadi sehat. Begitu pula untuk melatih diri, kita perlu terjun ke tengah masyarakat. Itulah nutrisi pelatihan diri kita. Seberapa banyak kita melatih diri, sebanyak itulah yang akan kita dapatkan.

Misalnya, saat saya makan, saya tidak lagi merasa lapar dan saat saya minum, saya tidak haus lagi. Saya telah menerima berkah dari alam semesta. Oleh karena saya menerimanya, saya pun harus membalas budi alam semesta. Orang tua telah melahirkan saya dan guru telah mendidik saya. Terlebih lagi, bumi telah menopang hidup saya dan banyak orang yang mendukung saya. Oleh karena itu, kita harus membalas empat budi luhur.

Meski kehidupan kita berjalan sesuai dengan hukum alam dan waktu terus berlalu, kita sendirilah yang membentuk jiwa kebijaksanaan. Begitu jiwa kebijaksanaan kita terbangkitkan, kita akan berjalan langkah demi langkah dengan mantap. Kita tengah berjalan di Jalan Bodhisatwa. Berhenti adalah pilihan kita sendiri; maju adalah pilihan kita sendiri.

Dalam setiap jalinan jodoh dengan semua makhluk, kita juga akan mendapatkan manfaatnya. Intinya, siapa yang berbuat, dialah yang mendapat hasilnya. Bahkan, antara ayah dan anak atau suami dan istri sekalipun, setiap orang memperoleh hasil perbuatan masing-masing. Namun, mereka dapat saling menyemangati dan mendukung untuk mencapai pahala masing-masing. Mereka saling mendukung, bukan saling menghalangi. Dengan begitu, mereka turut berbahagia atas pahala ini.

Mendukung kebajikan orang lain dengan mendalami jiwa kebijaksanaan sendiri memiliki sedikit perbedaan. Oleh karena itu, jika kita bisa mendukung orang lain mencapai kebajikan dan diri sendiri tetap berbuat baik, itu adalah hal yang sangat sempurna. Lihatlah, saya juga mewariskan Dharma sambil mempraktikkannya sendiri. Kalian harus melihat bagaimana saya melakukannya.

Berhubung ladang pelatihan kita ada di tengah komunitas, hendaknya kalian keluar tepat waktu untuk menghampiri dan membimbing orang-orang. Begitulah cara menjalin jodoh dengan semua makhluk dan menabur benih kebajikan. Sebab adalah benih. Benih itu ada di tengah masyarakat dan kita harus menaburkannya.

Saudara sekalian, hendaknya kita menjalin jodoh dengan semua makhluk. Ketika kalian mengikuti saya, saya tidak mengajarkan ajaran yang sangat mendalam. Bukan karena saya tidak mengerti, tetapi karena saya membuat ajaran yang dalam menjadi lebih sederhana agar kalian dapat mendengarkan dan mempraktikkannya. Hendaknya kalian benar-benar memahami hati dan hubungan antarmanusia.

Kehidupan tidak dapat terlepas dari jalinan jodoh dengan semua makhluk. Kalian dapat menginspirasi orang lain dengan Dharma. Kalian telah memahami Dharma dan dapat membimbing orang lain. Ini disebut dengan membimbing dengan Dharma. Ajaran yang saya wariskan adalah ajaran untuk membimbing orang lain dengan Dharma.

Melenyapkan penderitaan semua makhluk dengan welas asih
Empat Misi Tzu Chi membawa manfaat bagi masyarakat
Menggunakan kedua tangan yang bertepuk untuk melakukan daur ulang
Melatih diri, membalas budi, dan menjalin jodoh baik