“Sejak kecil, saya tumbuh dalam keluarga Tzu Chi yang penuh kebajikan dan cinta kasih. Saya, adik laki-laki, sepupu laki-laki, dan sepupu perempuan juga menjadi relawan cilik di Jing Si Books and Cafe. Tahun ini, saat upacara penghargaan beasiswa di wilayah Yunlin, saya berbagi pengalaman tentang bagaimana menjadi relawan dan mengikuti kamp. Saya berharap dapat mendorong teman-teman yang hadir untuk percaya pada diri sendiri karena manusia memiliki potensi yang tak terhingga,” kata Zhou Xin-yu 18 tahun, relawan muda Jing Si Books & Cafe (Generasi ke-3 Tzu Chi).
“Setiap bulan serta selama liburan musim panas dan dingin, saya bersama Ibu, Adik Perempuan, dan Adik Laki-Laki ikut serta dalam kegiatan Tzu Shao. Kami juga menampilkan keahlian bermain sepeda roda satu untuk menghibur para kakek dan nenek di Panti Veteran. Dari pengalaman ini, saya merasakan makna dari perkataan Master, ‘Saat orang yang menderita tidak bisa keluar mencari pertolongan, orang yang penuh berkahlah yang harus menghampiri mereka’,” kata Su Xuan-hua 16 tahun, Tzu Shao (Generasi ke-3 Tzu Chi).
“Sejak dalam kandungan Ibu, saya sudah bervegetaris. Waktu kecil, saya sering ikut Kakek dan Nenek pergi ke depo daur ulang. Kini, saya bergabung dengan tim pembimbing Tzu Shao. Pada liburan musim panas tahun ini, saya berkesempatan melayani di RS Tzu Chi Dalin sebagai relawan pemerhati selama 5 hari. Dengan mengemban tanggung jawab, kita dapat tumbuh dan berkembang,” kata Chen You-jing 17 tahun, Tzu Shao (Generasi ke-3 Tzu Chi).
“Kakek Guru yang terkasih, kami adalah anak-anakmu. Kami akan mengikuti jejak langkah Kakek Guru dengan mengajak lebih banyak generasi muda untuk bergabung. Kami akan berusaha mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menyebarkan mazhab Tzu Chi.”
Melihat Tzu Chi diwariskan dari generasi ke generasi, itu menunjukkan adanya keluarga yang mewariskan kebajikan. Inilah harta di dalam keluarga. Sejak lama, harta ini telah mulai tumbuh di dalam keluarga hingga menciptakan keharmonisan. Himpunan kebajikan di dalam keluarga ini telah berlanjut selama 3 hingga 4 generasi. Semangat mewariskan kebajikan dalam keluarga seperti ini akan terus berlanjut hingga masa depan. Begitulah mewariskan kebajikan di dalam keluarga.
Melihat badan misi kesehatan Tzu Chi yang ada saat ini sungguh-sungguh membuat saya merasa bahagia. Dahulu, tempat ini hanyalah ladang tebu. Sungguh tidak terbayangkan bahwa RS Tzu Chi dapat berdiri di sini dan kita mampu mengumpulkan para dokter dan perawat dari wilayah utara, tengah, dan selatan. Semuanya bersedia berhimpun di tempat ini dan mengerahkan cinta kasih dalam dunia medis. Di tempat ini, mereka melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.
Saya merasa sangat bersyukur. Terutama saat mendengar kisah-kisah yang dibagikan, saya merasa sangat tersentuh. Terlebih lagi, ketika memikirkan kondisi saat ini, populasi lansia terus bertambah, sementara tingkat kelahiran terus menurun, kita makin menyadari pentingnya kesehatan dan umur panjang. Para lansia perlu hidup sehat sehingga mereka membutuhkan rumah sakit yang baik untuk menjaga kesehatan mereka.
Proses penuaan tidak dapat dihindari. Misalnya saya sendiri, meski saya tidak ingin menjadi tua, usia terus membawa saya menuju penuaan sehingga saya harus menerimanya. Ketika sudah tua, kita membutuhkan dukungan orang lain dalam banyak hal. Dukungan ini harus datang dari generasi berikutnya, yaitu anak dan cucu yang mewujudkan bakti. Ini sangatlah penting.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih harus dihimpun satu demi satu. Hal yang paling penting ialah perhatian satu sama lain. Ketika pergi ke Yunlin, saya merasa sangat tersentuh. Dahulu, tempat itu adalah sebuah pabrik, tetapi berkat jalinan jodoh berkah yang ada, pabrik ini telah diubah. Selama bertahun-tahun, tempat itu memberikan manfaat yang besar.
Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, meski terjadi gangguan listrik, saya melihat bahwa semua orang tetap tenang. Mereka yang bertugas segera bertindak dengan cepat. Di tempat itu, barisan relawan begitu panjang. Saya berjalan maju selangkah demi selangkah sambil berpikir, “Jika saya harus berbicara dan suara saya tidak dapat terdengar, apa yang harus saya lakukan?”
Saya mulai merencanakan dalam hati, membayangkan bahwa saya akan berjalan perlahan ke tengah kerumunan dan berbicara perlahan dari depan hingga ke bagian belakang. Beberapa menit mungkin cukup untuk itu. Namun, tidak perlu sampai seperti itu. Saya tetap membagikan angpau hingga selesai.
Saat itu, saya sudah bersiap untuk kembali duduk. Saat relawan masih sibuk memulihkan keadaan, saya berkata, “Tidak apa-apa.” Dalam hati, saya berpikir bahwa saya siap untuk turun dan berbicara langsung. Namun, mereka bersikeras untuk menyelesaikannya. Dengan penuh keyakinan, mereka berhasil memulihkan listrik dengan cepat. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Saya merasa yakin terhadap mereka.
Setelah turun, saya ingin berjalan dari depan ke belakang agar semuanya dapat melihat saya, tetapi sampai setengah jalan, saya merasa tidak dapat melanjutkannya sehingga saya kembali ke tempat duduk. Sekelompok Bodhisatwa ini sangat sederhana, bersumbangsih tanpa pamrih tanpa keluhan dan penyesalan. Semuanya sangat menjaga rasa puas diri. Ketika datang dan mendengarkan saya, mereka merasa bahagia.
Sesungguhnya, mereka sering mendengarkan saya. Hal yang membuat saya lebih bahagia ialah semuanya benar-benar mendengarkan Dharma setiap hari. Setiap kali saya berbicara, mereka selalu merespons saya sehingga saya tahu mereka selalu mendengarkan Dharma. Ketika saya membabarkan Dharma, mereka selalu menghirup wangi Dharma. Oleh karena menghirup Dharma, mereka memiliki pembawaan yang luar biasa. Inilah yang disebut dengan penghirup Dharma.
Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menyerapnya ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Inilah pembawaan yang luhur. Meski mereka tinggal di pedesaan dan sudah lansia, Anda dapat melihat kualitas Bodhisatwa dalam diri mereka. Karena itu, saya merasa sangat bahagia dan bersyukur. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.
Kebajikan adalah harta untuk mewujudkan keharmonisan keluarga
Misi pengobatan yang penuh kehangatan melindungi kesehatan
Orang tua mengandalkan anak yang penuh bakti
Menghirup keharuman Dharma dan memperindah kualitas diri