Bodhisatwa sekalian, saya merasa sangat bersyukur. Setiap kali datang ke Dalin, selalu ada banyak kenangan indah. Lahan yang sebelumnya merupakan ladang tebu ini, kini telah menjadi tempat berdirinya fasilitas medis yang begitu besar. Melihat bagaimana rumah sakit ini menjalankan fungsinya, saya makin berharap agar fungsi ini dapat berubah menjadi potensi bajik. Saya berharap pelayanan medis yang kita berikan disertai dengan ketulusan dan kesungguhan hati. Ini disebut dengan kesediaan.
Anggota komite, Tzu Cheng, dan insan Tzu Chi setempat memiliki tekad dan ikrar yang sama untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit ini. Mereka adalah pelindung Dharma. Oleh karena itu, saat ini, kalian harus kembali mengingat niat yang dahulu kalian gunakan untuk menyemangati saya.
Kini, giliran saya yang menyemangati kalian, terutama anggota Tzu Cheng, komite Tzu Chi, dan warga setempat, untuk menjaga rumah sakit ini. Jika hanya mengandalkan dokter dan perawat, tidak mudah untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Tentu saja, kita memiliki tim yang bertugas menjaga kebersihan lingkungan. Hendaknya kita mengasihi dan menghargai mereka.
Selain berterima kasih kepada para dokter, saat melihat orang yang sedang menyapu atau mengelap, kita harus menghampiri mereka dan berkata, “Terima kasih. Anda sudah membersihkannya dengan baik.” Kita juga harus bersyukur pada mereka.
Dalam perjalanan kali ini, saya ingin mengingatkan semuanya untuk menjadikan tekad saya sebagai tekad sendiri. Tekad dan ikrar saya adalah tekad dan ikrar kalian. Saat itu, kita membangun rumah sakit ini karena dorongan dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga rumah sakit besar di tengah sawah yang penuh cinta kasih ini. Kita harus merawat lingkungan di sekitar dengan baik agar para dokter dan perawat dapat bekerja dengan tenang.
Hendaknya kalian mewakili saya untuk mengasihi semua orang yang bekerja di sini. Inilah kesatuan hati guru dan murid. Jadikanlah tekad Guru sebagai tekad sendiri dan hati Buddha sebagai hati sendiri. Begitulah cara kita melatih diri di Jalan Bodhisatwa. Sesungguhnya, tidak ada cara lain untuk melatih diri selain menumbuhkan cinta kasih.
Hendaknya kita mengasihi dan menghargai semua makhluk hidup. Ini juga disebut melindungi makhluk hidup. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yaitu mengajari kita untuk saling mengasihi. Kita juga memiliki sebuah misi lainnya, yaitu menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita tidak hanya mengasihi kehidupan, tetapi juga mengasihi jiwa kebijaksanaan. Jika hanya berbicara tentang cinta kasih, terkadang terselip unsur keuntungan pribadi. Namun, kita tidak melayani demi keuntungan, tetapi demi pahala. Kita mengasihi dan menghargai semua makhluk tanpa mengejar keuntungan.
Saya berharap setiap hari, kalian dapat mempertahankan kekuatan cinta kasih ini untuk saling mengasihi. Sebagai insan Tzu Chi, hendaknya kalian menggalang Bodhisatwa tanpa henti di masyarakat untuk memperhatikan mereka yang lansia, sakit, dan menderita.
“Jing Si adalah akar Tzu Chi Kita membentuk jalinan jodoh baik di Griya Jing Si Mengenang masa lalu, ladang berkah dan pahala ini telah berdiri selama puluhan tahun Kakek Guru, jadilah pelopor bagi kami untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk,” Anak-anak TK Cinta Kasih Tzu Chi Tainan menyanyikan lagu “Masa Celengan Bambu”.
Baik. Dari siapakah ini?
“Dari hati kami yang penuh cinta kasih,” ucap anak-anak TK Cinta Kasih Tzu Chi Tainan.
Ke manakah cinta kasih kalian akan dimasukkan?
“Celengan bambu,” kata anak-anak TK Cinta Kasih Tzu Chi Tainan.
Ini adalah celengan cinta kasih, betul? (Betul.) Kalian harus membangkitkan cinta kasih setiap hari. (Baik.) Baik. Terima kasih, Bodhisatwa cilik sekalian. Bangkitkanlah cinta kasih setiap hari dan belajarlah dengan tekun. Mengerti? (Mengerti.) Terima kasih.
“Kakek Guru, kami akan terus mengikuti langkah Anda.”
“Semua orang memanggilnya ‘Banteng Besi’. Beliau pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah bosan melakukan daur ulang meski usianya telah mencapai 91 tahun,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
Anda tampak sangat muda.
“Saya sangat senang dapat melakukan daur ulang. Saya tidak pernah bosan melakukannya,” kata Lai Chen Yu-chun, relawan pelestarian lingkungan berusia 91 tahun.
Bagus sekali.
“Saya sangat senang menjalani hari di depo daur ulang. Terima kasih, Master,” pungkas Lai Chen Yu-chun.
Daur ulang membuat Anda sehat.
“Kegiatan daur ulang telah memperbaiki temperamen saya dan nada bicara saya menjadi lebih lembut,” kata Yuan Li Yu-nü, relawan pelestarian lingkungan berusia 90 tahun.
“Saya telah menjalankan daur ulang selama 27 tahun. Ini semua berkat doa dari Master. Melakukan daur ulang membuat saya menjadi lebih baik. Menantu laki-laki saya berkata, ‘Ibu, melakukan daur ulang sangat baik. Pikiran ibu menjadi lebih tajam’,” pungkas Yuan Li Yu-nü.
“Semoga Master sehat selalu. Terima kasih,” kata Chen-qi, relawan pelestarian lingkungan berusia 99 tahun.
Saya juga mendoakan Anda sehat selalu.
Saya telah melihat para Bodhisatwa lansia. Sesungguhnya, saya juga sudah lansia. Tadi, saya mendengar kalian menyebutkan usia kalian. Ada juga yang seumur dengan saya. Jadi, saya tidak lagi muda. Kita semua sudah tua.
Menjadi tua itu baik karena kita memiliki banyak cerita untuk dikenang. Hal terpenting ialah merenungkan apa yang pernah saya katakan. Hendaknya kalian mendengarkan apa yang saya katakan dan menyimpan Dharma di dalam hati. Ingatlah bahwa Buddha mengajari kita untuk menapaki jalan kebajikan dan menciptakan berkah di masyarakat.
Saat ini, cara terbaik untuk menciptakan berkah ialah menjalankan pelestarian lingkungan karena dapat membuat Bumi menjadi lebih sehat, terutama membuat jalan menjadi lebih bersih. Akan lebih baik lagi jika kita dapat mengedukasi orang lain.
Ketika menjalankan pelestarian lingkungan, kita hendaknya berbagi dengan orang-orang tentang konsep pelestarian lingkungan, termasuk hemat dalam menggunakan barang-barang dan tidak membuangnya sembarangan. Begitulah kita mengedukasi orang lain. Jadi, kita memberikan edukasi, berbuat baik, menghargai berkah, dan melindungi Bumi.
Ketika mendengar bahwa kalian melakukan daur ulang, saya merasa bahwa kalian sangat dekat di hati saya. Mendengar bagaimana kalian mengasihi saya, saya makin bahagia. Kita yang dikasihi orang-orang sungguh dipenuhi berkah. Hendaknya kita semua saling mengasihi dan peduli.
Seiring berjalannya waktu, usia kehidupan kita juga berkurang. Namun, jiwa kebijaksanaan kita akan terus bertumbuh jika kita terus membantu orang lain dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, jiwa kebijaksanaan kita terus bertumbuh. Di sinilah letak nilai kehidupan kita.
Jika hari ini kita tidak berbuat baik dan tidak menapaki Jalan Bodhisatwa, waktu kita akan berlalu sia-sia. Dengan melakukan hal baik, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Kalian sungguh-sungguh telah membina berkah dan kebijaksanaan. Saya merasa sangat bersyukur.
Dalam organisasi besar Tzu Chi, kita memiliki kekuatan untuk menjaga orang-orang di komunitas dan wilayah masing-masing. Ini membuat saya merasa tenang dan bersyukur.
Mengembangkan potensi bajik untuk melindungi semua makhluk
Menjalankan ikrar dengan hati Buddha dan tekad Guru
Menggalang Bodhisatwa dengan saling mengasihi dan menghargai
Memupuk berkah dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan