Waktu mendukung segala pencapaian. RS Tzu Chi Dalin sungguh merupakan sebuah rumah sakit besar yang berdiri di atas lahan bekas ladang tebu. Kita harus bersyukur kepada para dokter yang bersedia mendedikasikan diri di Dalin yang termasuk pedesaan ini. Namun, rumah sakit besar di pedesaan ini telah menarik orang-orang dari wilayah lain dan luar negeri untuk menjalani pengobatan di sini. Dari sini bisa diketahui keyakinan dan harapan orang-orang terhadap RS Tzu Chi Dalin. Saya sangat bersyukur.
“Saat Topan Haiyan menerjang, anak-anak ini berada di Ormoc dan baru berusia 13 hingga 14 tahun. Mereka semua adalah korban bencana. Master yang penuh cinta kasih dan welas asih berharap mereka dapat menguasai suatu keterampilan. Karena itu, mereka datang ke Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi untuk mempelajari perawatan jangka panjang. Mereka sangat bersungguh hati selama bermagang di sini sehingga kaum lansia sangat menyukai dan menyayangi mereka,” kata Liao Hui-yan Wakil kepala departemen keperawatan.
“Halo, Kakek Guru yang terhormat dan terkasih. Halo, semuanya. Saya bersyukur kepada Kakek Guru yang memberi kami kesempatan yang sangat baik untuk menuntut ilmu di Taiwan. Kini, kami telah bekerja di RS Tzu Chi Dalin. Kami sangat menyukai pekerjaan ini dan sangat gembira. Berkat cinta kasih Kakek Guru, kini kami dapat membantu keluarga kami. Berkat cinta kasih Kakek Guru, kini kehidupan kami menjadi lebih baik,” kata Recel Florentino Luceno Petugas pusat perawatan.
“Halo, Kakek Guru yang terhormat dan terkasih. Saya adalah Dona. Lama tidak berjumpa. Saya sangat bersyukur kami berkesempatan untuk bekerja di Dalin sehingga dapat membantu banyak orang. Kami akan melakukan banyak kebaikan. Kakek Guru, kami akan selalu menyayangi Kakek Guru dan bersyukur,” kata Dona Petugas pusat perawatan.
Kita melihat anak-anak dari Filipina yang meninggalkan kampung halaman. Di sini, mereka memiliki pekerjaan yang stabil dan dapat membantu menafkahi keluarga mereka. Saya sangat kagum pada sekelompok anak muda ini. Saya sangat sukacita.
Jalinan jodoh kita dan Filipina telah terbentuk bertahun-tahun. Pascatopan Haiyan, Tzu Chi sungguh mengerahkan banyak tenaga manusia serta membagikan banyak barang dan dana bantuan. Saya masih ingat bahwa saat itu Tacloban hampir ditinggalkan. Namun, kita berusaha untuk menstabilkan dan memulihkan sendi kehidupan setempat. Insan Tzu Chi telah melakukannya.
Kini, kita bisa melihat bahwa kehidupan masyarakat setempat sudah sangat stabil. Jadi, mengenang masa lalu, hati saya dipenuhi rasa syukur. Terlebih lagi, hari ini saya melihat kaum muda yang datang ke Taiwan demi keluarga mereka. Saya berharap kalian dapat merawat kaum lansia dan pasien di sini seperti orang tua, kerabat, dan teman di kampung halaman kalian. Jika bisa demikian, berarti kita saling mendukung untuk membentangkan jalan cinta kasih.
Semua orang di seluruh dunia memang satu keluarga. Kita semua adalah satu keluarga. Kita harus memiliki cinta kasih yang sama dalam mengasihi dan merawat kaum lansia di Dalin. Para dokter dan perawat di RS Tzu Chi Dalin kaya akan cinta kasih. Semua orang adalah satu keluarga. Mereka mengasihi kalian dan kalian hendaknya mengasihi kaum lansia setempat.
Di sini, kalian dapat bekerja dengan tenang dan menstabilkan kehidupan keluarga di kampung halaman. Saya harap kalian dapat bersumbangsih bagi 3 keluarga, yakni keluarga di kampung halaman kalian, keluarga di RS Tzu Chi Dalin, dan keluarga di pusat perawatan kita. Intinya, kita semua adalah satu keluarga. Filipina adalah rumah kalian, Dalin pun adalah rumah kalian. Kita hendaknya mengasihi dan bersyukur satu sama lain. Hati terindah di dunia ini ialah hati yang penuh rasa syukur terhadap sesama.
Dalam bersumbangsih bagi dunia, saya tidak memiliki kemampuan lain selain hati yang penuh rasa syukur. Dengan rasa syukur, kita akan bersumbangsih bagi dunia dengan sukarela. Saya bersyukur kepada orang tua yang melahirkan dan membesarkan saya. Saya bersyukur kepada orang tua yang telah memberikan tubuh ini pada saya. Saya juga bersyukur kepada guru yang mengajari saya dan orang-orang di seluruh dunia yang mengasihi saya. Saya bersyukur dengan tulus. Bagaimana kita menunjukkan rasa syukur kita? Dengan membalas kebaikan.
Membalas kebaikan orang lain setiap hari, inilah wujud rasa syukur yang tulus. Cinta kasih adalah perasaan terhangat di dunia ini. Tanpa cinta kasih, tidak akan ada kehangatan. Dengan adanya cinta kasih, barulah kehidupan kita bernilai. Jadi, kita hendaknya saling mengasihi. Betapa indahnya cinta kasih ini.
Kalian hendaknya belajar menulis aksara “ai” (cinta kasih). Kalian mengasihi keluarga dan kampung halaman kalian. Demi keluarga dan kampung halaman kalian, kalian mengarungi lautan dan datang ke Taiwan. Saya berharap dengan uang yang dihasilkan di Taiwan, kalian dapat menghidupi keluarga di kampung halaman.
Kalian memiliki jalinan jodoh dan arah tujuan. Semoga kalian dapat bekerja dengan tenang di sini, mengasihi dan merawat banyak orang, dan bersumbangsih bersama para tenaga medis di rumah sakit ini, sebuah rumah yang penuh kehangatan. Saya harap kalian dapat belajar tentang rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih.
Para kepala perawat dan dokter kita hendaknya membantu mereka memahami bahwa rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih dapat menciptakan nilai kehidupan yang sangat besar. Jalinan kasih sayang dari Filipina telah diperpanjang hingga ke sini. Saya juga memperpanjang jalinan kasih sayang dari Taiwan ke Filipina.
Saat itu, terjangan Topan Haiyan menimbulkan kerusakan parah di Filipina. Dari Taiwan, kita pergi ke Filipina untuk menyalurkan bantuan. Inilah yang disebut memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Kalian bisa datang ke sini berkat adanya jalinan jodoh. Kalian hendaknya menghargai jalinan jodoh ini, membina cinta kasih, serta mengasihi dan merawat kaum lansia bagai orang tua sendiri.
Memperluas cinta kasih pascatopan Haiyan
Memperpanjang jalinan kasih sayang dengan prestasi yang dicapai
Mendedikasikan diri dalam misi kesehatan untuk merawat kaum lansia
Bersyukur, menghormati, dan menghargai jalinan jodoh baik