Sungguh, saya sangat sukacita. Tanpa kalian semua, bagaimana mungkin Tzu Chi bisa menjangkau dunia internasional? Ini berkat sumbangsih kita. “Kita” ini berarti saya, Anda, dan dia. Ada banyak orang yang telah bergabung dengan Tzu Chi. Bodhisatwa sekalian, kini saya ingin mengompilasikan sejarah Tzu Chi. Hendaklah kalian mengenang pengalaman kalian.
Di Hsinchu, kita memiliki banyak relawan muda. Saat melihat mereka, relawan yang telah berumur dapat memanggil mereka dan berkata, “Saya akan berbagi kisah saya denganmu. Bantulah saya untuk mencatatnya.” Jika bersedia membuka mulut, kita dapat menyatukan kisah demi kisah menjadi sejarah yang lengkap.
Insan Tzu Chi terbagi menjadi berbagai tim. Semua tim bekerja sama dengan harmonis. Kita bagaikan untaian bacang. Saya sering mengulas tentang untaian bacang ini dan kalian sudah memahami maknanya. Setiap utas tali dirangkai dengan kesungguhan hati. Saya bagaikan bagian atas untaian bacang, sedangkan anggota komite dan Tzu Cheng adalah tali-tali di bawahnya. Di bawahnya juga masih ada tali-tali lainnya. Seutas demi seutas tali disatukan hingga membentuk untaian bacang.
Semangat Tzu Chi hendaknya diwariskan hingga selamanya dari generasi ke generasi. Selama saya masih ada, kita adalah generasi pertama Tzu Chi dan kalian adalah murid generasi pertama saya. Sebagai murid generasi pertama saya, kalian harus mewarisi semangat saya dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.
Tadi, saat berjalan ke sini, saya melihat banyak relawan muda. Ini membuat saya sangat sukacita. Semua orang terlihat sangat tertib. Begitu melihat mereka, saya langsung tahu bahwa mereka adalah benih-benih Tzu Chi. Saya juga melihat sekelompok relawan lainnya yang merupakan akar Tzu Chi. Benih-benih Bodhi yang ditabur akan bertunas, berakar, dan bertumbuh menjadi pohon-pohon yang membentuk hutan Bodhi.
Insan Tzu Chi menghimpun tetes demi tetes cinta kasih untuk menjalankan misi Tzu Chi, bagaikan semut kecil yang bertekad untuk mendaki Gunung Sumeru. Gunung Sumeru terbentuk dari tumpukan pasir dan tanah yang berlapis-lapis. Tzu Chi juga berkembang dari tidak ada hingga ada dengan akumulasi tetes demi tetes cinta kasih. Berkat cinta kasih di dalam hati setiap orang, kita dapat melakukan berbagai hal lewat Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi seluruh dunia. Jadi, janganlah kita meremehkan sumbangsih kecil.
Saat mendengar saya mengulangi ajaran yang sama, jangan berpikir bahwa kalian sudah pernah mendengarnya. Meski pernah mendengarnya, kalian mungkin lupa apa yang seharusnya kalian lakukan. Karena itu, kalian perlu mendengarnya kembali. Saya juga melakukan hal yang sama agar daya ingat saya tidak menurun. Saya selalu mengingat semangat Tzu Chi dan bagaimana kita menyebarkan cinta kasih di dunia.
Bodhisatwa sekalian, kalian semua berkata bahwa kalian adalah murid saya. Karena itu, kalian mengikuti langkah saya. Kini, yang paling saya butuhkan ialah kalian tulus dan bersungguh hati menghayati apa yang saya lakukan dahulu. Harapan terbesar saya ialah meneruskan jiwa kebijaksanaan di masa mendatang. Kalian juga hendaknya lebih bersungguh hati untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan.
Saat ini, saya mewariskan jiwa kebijaksanaan Buddha. Saya berharap kalian dapat mewarisi semangat saya untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan Buddha dari generasi ke generasi, dari kehidupan ke kehidupan. Janganlah kalian melupakan hal ini. Saya berharap kalian dapat menyebarkan ajaran yang ingin saya sebarkan, melakukan hal yang ingin saya lakukan, dan mewariskan semangat ini dari generasi ke generasi.
Bodhisatwa sekalian, ingatlah untuk mempraktikkan Dharma di dunia. Di era sekarang, kita tidak boleh menunda. Genggamlah jalinan jodoh untuk menciptakan berkah bagi dunia. Saat kita menciptakan berkah, akan terbentuk energi kebajikan. Ini disebut energi berkah. Energi berkah adalah lapisan pelindung bagi seluruh wilayah yang ada di Bumi ini. Agar setiap negara damai dan tenteram, kita harus memperluas cinta kasih. Saat kita hidup tenteram, dunia tentu akan damai. Saat dunia damai, hidup kita pasti tenteram.
Sesama manusia hendaknya saling mengimbau untuk menciptakan berkah. Di zaman sekarang, kita harus menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Untuk mempelajari Dharma atau prinsip kebenaran, sering-seringlah mendengar ceramah saya dahulu dan mempelajari sejarah Tzu Chi di Taiwan. Kini, kita harus segera mewariskan prinsip kebenaran untuk membimbing generasi penerus.
Bodhisatwa sekalian, mari kita bersama-sama mewujudkan tujuan utama Buddha datang ke dunia ini. Saya berharap semua orang tidak melupakan hal ini. Kalian memiliki kesatuan tekad dan jalan serta menjalin jodoh dengan saya sebagai guru dan murid. Kalian hendaknya bersungguh hati dan menggunakan cinta kasih berkesadaran untuk menginspirasi lebih banyak saudara se-Dharma. Inilah harapan terbesar saya terhadap kalian.
Dengan tulus, saya mendoakan semoga setiap orang hidup tenteram serta setiap keluarga dan masyarakat harmonis. Inilah doa tertulus saya. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian. Mari kita lebih tekun dan bersemangat menjalankan praktik Bodhisatwa. Terima kasih.
Pengalaman para insan Tzu Chi membentuk sejarah Tzu Chi
Meneruskan semangat untaian bacang dan cinta kasih
Mengikuti langkah guru dan meneruskan jiwa kebijaksanaan Buddha
Menghimpun kekuatan untuk menciptakan berkah