“Di Penghu, saya telah mengemban tanggung jawab dalam pembersihan selama 23 tahun. Saya sangat bersyukur karena Master telah mendirikan Kantor Perwakilan Tzu Chi di sini. Relawan pembersihan sangatlah sepenuh hati dalam menjaga rumah ini. Kami juga mengikuti kegiatan ceramah pagi dan kegiatan bedah buku secara daring,” kata Xu Jing-feng relawan Tzu Chi.
“Dalam acara-acara besar, kami sering kali menghadapi tantangan tak terduga. Namun, dengan tubuh dan pikiran yang dipenuhi oleh ajaran Master, semua masalah dapat diselesaikan dengan lancar dan sempurna. Sekelompok relawan pelayanan yang senior akan berkata, ‘Bagaimana bisa kita begitu hebat?’ Kami menjawab, ‘Itu karena kita memiliki ajaran Master.’ Dengan demikian, mereka melakukan segala hal dengan sukacita tanpa adanya kerisauan,” pungkas Xu Jing-feng.
“Program peningkatan keamanan rumah di Kinmen memiliki tim renovasi yang saat ini terdiri atas 5 orang. Di antaranya, ada seorang kepala desa dan relawan veteran. Kepala desa tersebut sangat antusias terhadap Tzu Chi. Saat menjelaskan kepada warga, beliau membantu mempromosikan dengan berkata, ‘Kalian harus menonton saluran nomor 9.’ Saluran nomor 9 di Kinmen adalah Da Ai TV. Beliau menjelaskan bahwa ini adalah bantuan dari Tzu Chi,” kata Hong Song-bo relawan Tzu Chi.
“Melalui program peningkatan keamanan rumah, kami juga mengundang mereka untuk membantu dalam platform alat bantu, termasuk dalam perbaikan dan pemindahan alat. Dengan demikian, kami memanfaatkan program ini untuk membimbing para Bodhisatwa agar mempraktikkan kebajikan Bersama,” pungkas Hong Song-bo.
Kinmen dan Penghu, dua pulau terpencil, memiliki jalinan jodoh yang tak terbayangkan dengan Tzu Chi. Tzu Chi menggenggam jalinan jodoh ini untuk membentuk hubungan erat yang penuh sukacita dan keakraban. Di masa lalu, Gui-sang dan beberapa relawan sering datang ke Hualien. Cinta kasih mereka terhadap Tzu Chi dan saya tecermin dalam tindakan nyata. Jejak Tzu Chi ada di Penghu dan Kinmen, membawa kisah-kisah yang begitu menyentuh hati. Kita memiliki cinta kasih yang tulus, terutama bagi para lansia dan orang-orang yang hidup dalam kesulitan. Kita harus dapat merawat mereka.
Hal yang terpenting ialah kita harus mengajak mereka untuk bergabung dengan Tzu Chi, misalnya dalam misi pelestarian lingkungan. Tim pelestarian lingkungan bagaikan satu keluarga. Setiap pagi, mereka datang dengan penuh sukacita., duduk bersama, berbincang-bincang, dan memilah sumber daya. Pikiran dan hati mereka saling terhubung. Yang terpenting ialah semuanya bertutur kata baik dan penuh sukacita.
Kegiatan ini juga merupakan pelestarian batin yang memupuk kebahagiaan di dalam hati sambil menyebarkan Dharma. Inilah yang mereka lakukan yang sejalan dengan Dharma dan membangkitkan sukacita. Setiap orang akan berkata, “Inilah yang saya lakukan. Metode yang saya gunakan sangat praktis.” Semuanya akan saling berbagi pengalaman sehingga mereka melakukannya dengan sukacita dan melewati hari dengan sangat baik.
Hidup di pulau terpencil sangatlah sederhana. Tzu Chi telah membawa kehangatan dan keakraban di sana. Relawan membagikan Dharma melalui kegiatan pelestarian lingkungan. Tzu Chi hadir di tengah masyarakat dengan membawa misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Inilah Empat Misi Tzu Chi. Misi-misi ini bisa diteruskan di tempat kalian. Namun, kita juga perlu meningkatkan kebijaksanaan kita.
Kebijaksanaan diwariskan dengan ajaran Buddha. Jika benar-benar mempelajari ajaran Buddha, kita akan menyadari bahwa ajaran Buddha mencakup ilmu fisiologi, fisika, dan psikologi. Ini sungguh melampaui pemahaman duniawi, sama sekali tidak mengandung unsur takhayul dan penuh dengan kebijaksanaan. Jadi, mewariskan ajaran Buddha kepada anak-anak kita bukanlah hal yang salah. Hendaknya kita mewariskannya. Apa yang harus kita wariskan? Kita harus mewariskan jiwa kebijaksanaan.
Sesuai dengan hukum alam, kehidupan fisik terbatas, tetapi jiwa kebijaksanaan tidak ada batasnya. Oleh karena itu, hendaknya kita mewariskan jiwa kebijaksanaan. Jika kalian telah mempelajari ajaran Buddha dan merasakan manfaatnya, kalian pasti dapat mengungkapkannya melalui tulisan dan membagikannya kepada anak dan cucu kalian.
Jika kalian mendapatkan Kata Renungan Jing Si atau pemahaman dari ajaran Buddha, kalian dapat menyalinnya untuk mereka. Kita harus membuat kaum muda menyadari bahwa ajaran Buddha bukan hanya untuk orang tua, seperti kakek, nenek, ibu, dan ayah. Ajaran Buddha mengandung kebijaksanaan mendalam yang dapat dibagikan kepada siapa pun dengan setara.
Kita tidak ketinggalan zaman. Bahkan, dengan anak-anak yang bergelar doktor atau pengusaha, kalian dapat terus menjalin komunikasi. Kalian juga dapat membimbing mereka. Inilah yang disebut dengan orang tua yang bijaksana. Buddha adalah Bapak Kebijaksanaan kita. Kalian juga dapat mewariskan pencerahan Buddha kepada anak-anak kalian. Itulah orang tua yang bijaksana. Janganlah kita meremehkan Dharma.
Penghu dan Kinmen memiliki jumlah penduduk yang sedikit. Oleh karena itu, hendaknya kalian membangun hubungan saudara se-Dharma yang lebih erat. Inilah harapan saya terhadap kalian. Saya juga sangat senang karena pada setiap momen Pemberkahan Akhir Tahun, saya akan melakukan perjalanan. Kedatangan kalian dari Kinmen ke Taipei membuat saya merasa sangat senang. Saya telah mendengar laporan tentang bagaimana kalian menghimpun banyak orang dalam setiap kegiatan.
Berkat adanya jalinan jodoh, ajaran Buddha dapat disebarkan hingga ke desa-desa terpencil. Warga di sana juga merupakan saudara se-Dharma kita. Banyak orang yang menunggu bimbingan kita. Jangan berpikir bahwa tidak ada orang yang dapat dibimbing. Justru banyak yang menanti kalian untuk dapat menuntun mereka. Jadi, hendaknya kalian semua memiliki keyakinan.
Keyakinan adalah ibu dari segala pahala dan merupakan sumber dari Sang Jalan. Keyakinan dapat menumbuhkan akar kebajikan dalam diri kita. Oleh karena itu, ingatlah bahwa Keyakinan adalah ibu dari segala pahala dan merupakan sumber dari Sang Jalan yang menumbuhkan segala akar kebajikan. Dengan keyakinan, kita mampu menumbuhkan dan memupuk kebajikan serta mengembangkan hati kita.
Akar kebajikan yang kita miliki hanya dapat berkembang jika kita terus berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, pohon Bodhi barulah dapat tumbuh dengan sehat dan kokoh. Inilah harapan terbesar saya. Terima kasih atas laporan kalian. Saya merasa sangat senang. Baik. Hendaknya semuanya tekun dan bersemangat.
Menjalankan misi Tzu Chi dengan langkah yang mantap dan tulus
Terjun ke tengah masyarakat dengan hati dan pikiran yang terhubung
Mewariskan jiwa kebijaksanaan dengan welas asih dan pengetahuan
Menumbuhkan akar kebajikan dan membentuk hutan Bodhi